Bobot Jenis Indesk Bias

33 sitronelol dan geraniol mulai terdistilasi pada suhu tersebut, sehingga dalam distilat jumlahnya meningkat. Peningkatan jumlah distilat pada suhu-suhu tersebut berpengaruh terhadap rendemen residu dan distilat. Menurut Bachtiar 1991, rendemen isolat akan meningkat bila fraksi yang bertitik didih rendah dan tinggi dapat tersuling lebih sempurna dan terkondensasi dengan baik. Adapun, masih didapatkan kehilangan loss yang signifikan pada penelitian ini. Loss yang didapatkan dari perlakuan kenaikan suhu distilasi 1°C adalah 8,27, sedangkan loss yang didapatkan dari perlakuan kenaikan suhu distilasi 2ºC adalah 9,92. Tingginya loss yang didapatkan tersebut, dikarenakan banyak bahan yang masih menempel pada permukaan film evaporator serta pada dinding jalur distilat dan residu, akibat agitasi rotor dihentikan. Selain itu, juga dikarenakan banyak bahan yang menempel pada dinding gelas tabung umpan. Dengan demikian, untuk meningkatkan kemurnian sitronelol dan geraniol dengan alat distilasi molekuler atau SPD skala laboratorium, dibutuhkan ketelitian dan kesabaran yang tinggi, sehingga loss dapat diminimalisir.

6. Pengaruh Kenaikan Suhu Distilasi 1ºC dan 2ºC Terhadap Mutu Residu Akhir

Setelah mendapatkan residu akhir dari proses SPD ini, dilakukan analisis sifat fisikokimia yang bertujuan menentukan mutu masing-masing residu akhir tersebut. Hasil analisis sifat fisikokimia disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Sifat fisikokimia residu akhir Sifat Fisiko kimia Residu Akhir SNI-06-3953-1995 Kenaikan suhu distilasi 1ºC Kenaikan suhu distilasi 2ºC Berat Jenis 25ºC 0,902 0,890 0,880-0,992 Indeks Bias 20ºC 1,471 1,469 1,466 – 1,475 Warna kuning tua- kecoklatan Kuning tua Kuning pucat hingga kuning kecoklatan

a. Bobot Jenis

Salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri menurut Guenther 2006 adalah bobot jenis. Berdasarkan Tabel 14 diketahui bahwa rata-rata bobot jenis residu yang didapatkan dari perlakuan kenaikan suhu distilasi 1°C adalah 0,902. Bobot jenis tersebut lebih tinggi dibanding yang didapatkan dari perlakuan kenaikan suhu distilasi 2°C, yaitu sebesar 0,890. Hal ini diduga karena banyak fraksi berat yang telah terkosentrasi dalam residu akhir dari perlakuan kenaikan suhu distilasi 1ºC, akibat proses SPD yang panjang. Semakin panjang tahapan distilasi molekuler, suhu yang digunakan semakin tinggi, sehingga semakin banyak fraksi belakang yang tekonsentrasi. Seperti diketahui bahwa proses SPD secara bertahap mengakibatkan rektifikasi fraksi-fraksi berdasarkan titik didih. Fraksi yang direktifikasi menjadi distilat menyisakan fraksi yang sama dalam residu sebagai fraksi berat yang terkonsentrasi. Menurut Sukmawati 2011, bobot jenis dipengaruhi oleh komponen-komponen kimia yang terkandung didalamnya. Jika nilai bobot jenis terlalu tinggi atau rendah, berarti ada senyawa lain yang terkandung dalam minyak tersebut. Selain itu, bobot jenis berbanding lurus dengan titik didih komponen yang terdapat dalam minyak tersebut. Menurut Lestari 20120, senyawa-senyawa dalam urutan peak mempunyai titik didih yang tinggi dengan semakin belakang urutan keluar peak, sehingga dengan semakin banyak fraksi bertitik didih 34 tinggi, bobot jenisnya juga semakin tinggi. Walaupun demikian, bobot jenis yang didapatkan dari kedua perlakuan diatas masih memenuhi rentang SNI-06-3953-1995 yaitu : 0,880-0,992.

b. Indesk Bias

Hasil analisis yang disajikan pada Tabel 14 menunjukan bahwa rata- rata indeks bias residu yang didapatkan dari perlakuan kenaikan suhu distilasi 1°C adalah 1,471, sedangkan indeks bias residu dari perlakuan kenaikan suhu distilasi 2°C adalah 1,469. Hasil ini menunjukkan bahwa indeks bias residu dengan perlakuan kenaikan suhu distilasi 1°C, lebih tinggi dibanding indeks bias residu dengan perlakuan kenaikan suhu distilasi 2°C. Hal ini diduga karena terdapat lebih banyak komponen fraksi berat yang terkonsentrasi dalam residu yang diakibatkan oleh tahapan fraksinasi dengan kenaikan suhu distilasi 1°C yang panjang. Fraksi-fraksi berat tersebut seperti geraniol dan geraniol asetat yang mempunyai titik didih yang tinggi. Selain itu, komponen berat dalam residu akhir banyak mengandung molekul yang berantai panjang. Menurut Forma 1979, indeks bias makin tinggi dengan semakin panjang rantai karbon dan jumlah ikatan rangkap. Hal ini dikarenakan semakin banyak jumlah ikatan rangkap, kerapatan minyak semakin meningkat, sehingga sinar yang datang akan bias mendekati garis normal. Indeks bias residu akhir dari perlakuan kenaikan suhu distilasi 1ºC dan 2°C memenuhi rentang SNI-06-3953-1995, yaitu : 1,466 – 1,475.

c. Warna