Analisis Data a. Penelitian Pendahuluan

17 Tabel 8. Jumlah bahan yang digunakan untuk tiap ulangan perlakuan kenaikan suhu distilasi 1ºC dan 2ºC Ulangan Perlakuan proses Bahan gram 1 Kenaikan suhu distilasi 1ºC 74,95 2 Kenaikan suhu distilasi 1ºC 74,96 1 Kenaikan suhu distilasi 2ºC 74,93 2 Kenaikan suhu distilasi 2ºC 74,73 Setelah proses SPD, didapatkan hasil berupa residu dan distilat. Masing-masing residu dan distilat tersebut dianalisis kadar sitronelal, sitronelol, dan geraniolnya menggunakan GC. Setelah itu, residu akhir dari masing-masing perlakuan dianalisis sifat fisikokimia dengan prosedur yang dapat dilihat pada Lampiran 3a. Sementara, residu, distilat dan kehilangan loss yang didapatkan, dihitung rendemennya dengan perhitungan seperti contoh yang terlampir pada Lampiran 3b. Diagram alir proses SPD penelitian utama dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Diagram alir penelitian utama

3. Analisis Data a. Penelitian Pendahuluan

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian pendahuluan yaitu : analisis kadar sitronelal, sitronelol, dan geraniol dalam distilat dan residu. Analisis data tersebut dilakukan secara deskriptif menggunakan tabel dan grafik. Analisis tersebut menggambarkan pengaruh kenaikan suhu distilasi terhadap kadar sitronelal, sitronelol, dan geraniol yang didapatkan dalam masing-masing residu maupun distilat. b. Penelitian Utama Terdapat beberapa parameter yang dianalisis pada penelitian utama ini. Parameter tersebut meliputi analisis kadar sitronelal, sitronelol, dan geraniol dalam masing-masing residu dan distilat. Kemudian, analisis rendemen dari residu, distilat, dan kehilangan loss, serta analisis sifat fisikokimia residu akhir dari masing-masing perlakuan. Analisis sifat fisikokimia tersebut meliputi bobot jenis, indeks bias, dan warna. Semua analisis tersebut menggambarkan hubungan kenaikan suhu distilasi dengan masing-masing parameter. Secara keseluruhan prosedur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 11. Bahan Proses distilasi dengan Short Path Distillation Rentang suhu distilasi : 58-62°C Tekanan : 10 -3 mbar Kenaikan suhu distilasi : 1°C dan 2°C Putaran Rotor : 200 rpm Laju Umpan : 1-2 tetes detik Analsis sitronelol, sitronelal, dan geraniol dan hitung rendemen Analisis sifat fisikokimia : indeks bias, berat jenis, dan warna 18 Gambar 11. Diagram alir penelitian keseluruhan Mulai Karakterisasi Bahan : Analisis kadar sitronelal, sitronelol, dan geraniol menggunakan GC. Short Path Distillation penelitian pendahuluan : Suhu distilasi: 44 - 64°C, tekanan vakum : 10 -3 mbar. Kenaikan suhu distilasi : 4°C, putaran rotor : 200 rpm Laju umpan : 1-2 tetesdetik, suhu kondensor : 10°C  Residu dan distilat dianalisi kadar sitronelal, sitronelol, dan geraniol dengan GC.  Analisis sifat fisikokimia residu dengan kadar sitronelal kurang dari 10 . Proses Short Path Distillation duplo Suhu distilasi : 58-62°C Tekanan : 10 -3 mbar Kenaikan suhu distilasi : 1°C dan 2°C Kecepatan rotor : 200 rpm Laju Umpan : 1-2 tetes detik  Analisis kadar sitronelal, sitronelol, dan geraniol dalam residu dan distilat menggunakan GC  Analisis sifat fisikokimia residu dan distilat akhir selesai 19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penelitian Pendahuluan

1. Analisis Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah fraksi minyak sereh wangi hasil distilasi fraksinasi vakum yang relatif rendah kandungan sitronelalnya, sehingga dapat disebut fraksinat kaya sitronelol dan geraniol. Karakteristik sifat fisikokimia fraksinat tersebut yaitu : bobot jenis 0,8789, indeks bias 1,4661, kelarutan dalam alkohol 80 jernih pada 1:2, dan warna Kuning pucat, jernih. Sifat tersebut telah sesuai standar mutu SNI-006-1995 Lestari 2012. Fraksinat kaya sitrronelol dan geraniol mempunyai banyak komponen kimia selain sitronelol dan geraniol, dengan kadar yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil GC Gambar 12 yang dicocokan dengan hasil GC MS minyak sereh wangi Standar PT. Indesso Aroma yang tertera pada Lampiran 4, diketahui bahwa bahan ternyata mempunyai luas area sitronelal yang lebih tinggi dibanding luas area komponen lainnya, sedangkan sitronelol dan geraniolnya memiliki luas area yang hampir sama. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Senyawa penyusun fraksinat kaya sitronelol dan geraniol No Senyawa Penyusun Luas Area 1 Limonene 0,784 2 Sitronelal 33,938 3 Sitronelol 21,064 4 Geraniol 20,373 5 Sitronelol asetat, 3,875 6 Geraniol asetat 1,956 Menurut Kaniawati dkk. 2004, terdapat sebelas komponen dalam minyak sereh wangi yang dapat diidentifikasi dengan kromatografi gas dan spektrometri massa. Komponen-komponen tersebut yaitu : α-pinen, limonen, linalool, sitronelal, sitronelol, geraniol, sitronelil asetat, b-kariofilen, geranil asetat, d-kadinen, dan elemol, dengan komponen utamanya adalah sitronelal. Sementara, berdasarkan perhitungan kadar bahan yang terlampir pada Lampiran 5a, didapatkan bahwa sitronelal, sitronelol, dan geraniol mempunyai kadar yang paling tinggi dibanding lainnya. Kadar tersebut berturut-turut yaitu : 33,94, 21,06, dan 20,37, sedangkan kadar fraksinat kaya sitronelol dan geraniol campuran komponen sitronelol dan geraniol adalah 41,44. Kadar yang diketahui tersebut menunjukkan bahwa walaupun bahan dikatakan sebagai fraksinat kaya sitronelol dan geraniol, kadar sitronelalnya juga cukup tinggi. Hal ini seperti dikatakan oleh Lestari 2012 bahwa fraksinat kaya sitronelol dan geraniol semula diduga mempunyai kemurnian yaitu hanya mengandung sitronelol saja, ternyata juga mengandung senyawa lain. Menurut Guenther 2006, terdapat banyak komponen penyusun dalam minyak sereh wangi, namun yang paling utama dan mempunyai kadar yang paling tinggi yaitu sitronelal 32-45, geraniol 12-15, dan sitronelol 11-15.