Deforestasi dan degradasi hutan di hutan tropis berpengaruh terhadap proses penyerapan CO
2
dari atmosfir yang dapat mempengaruhi kondisi iklim global, yaitu menimbulkan efek gas rumah kaca GRK. Pengurangan deforestasi
dan degradasi hutan merupakan langkah ke depan untuk stabilisasi konsentrasi GRK. Deforestasi dari hutan tropis diperkirakan menyumbang 15-35 dari
global emisi tahunan CO
2
. Diperkirakan sekitar 350-430 GtC Giga ton Carbon saat ini tersimpan di hutan tropis dan dapat diemisikan ke atmosfir melalui
peningkatan deforestasi dan degradasi hutan Laporte et al. 2008. Tabel 1 Emisi karbon akibat degradasi hutan dan deforestasi di hutan tropis
Sumber Republik Kongo
t CO
2
ha Indonesia
t CO
2
ha Bolivia
t CO
2
ha Degradasi Hutan
26 88
17 Deforestasi
1015 777
473
Sumber : GOFC-GOLD 2009
Tabel 1 memperlihatkan besarnya penurunan stok karbon dari pohon hidup yang diestimasikan dari biomassa di atas permukaan tanah akibat deforestasi dan
degradasi hutan melalui kegiatan pemanenan kayu dengan sistem tebang pilih pada tiga negara di hutan tropis yaitu Republik Kongo, Indonesia, dan Bolivia.
Perbedaan yang cukup besar diantara tiga negara tersebut terkait besarnya degradasi hutan disebabkan oleh perbedaan terhadap intensitas pemanenan kayu
sekitar 3 hingga 22 m
3
ha.
2.3 Dampak Pemanenan Kayu Tehadap Kerusakan Vegetasi dan Emisi Karbon di Hutan Alam Tropis
Dampak dari kegiatan pemanenan kayu di hutan alam tropis salah satunya adalah dapat mengakibatkan kerusakan terhadap vegetasi yang ditinggalkan
seperti vegetasi tegakan tinggal. Kerusakan tersebut dapat berupa tumbang atau roboh, luka-luka pada batang, kerusakan tajuk, dan kerusakan terhadap anakan.
Menurut Elias 1998 tingkat kerusakan vegetasi tegakan tinggal ditetapkan berdasarkan perbandingan antara jumlah pohon yang rusak akibat kegiatan
pemanenan kayu dengan jumlah pohon yang terdapat di dalam areal tersebut sebelum pemanenan yang dikurangi jumlah pohon yang dipanen.
Tingkat kerusakan tegakan tinggal di hutan alam tropis dapat dipengaruhi oleh teknik pemanenan kayu yang digunakan. Kegiatan pemanenan kayu dengan
sistem Conventional Logging mengakibatkan kerusakan yang besar pada tegakan tinggal dan tanah. Menurut Sukanda 2002 sistem pemanenan dengan teknik
Reduced Impact Logging dapat menekan tingkat kerusakan tegakan tinggal sampai 48 dan kerusakan tanah dapat ditekan sampai 50, areal yang terbuka
akibat pembuatan jalan hutan dapat ditekan sebesar 68. Kerusakan tegakan tinggal di hutan alam tropis akibat kegiatan pemanenan
dengan sistem Conventional Logging CL disebabkan oleh kegiatan penyaradan, yaitu pohon rebah 88,32, condong 4,47, luka batangkulit 4,47, rusak tajuk,
banir dan batang 2,74 Elias 1993. Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa dampak pemanenan hutan alam di Indonesia diakibatkan oleh kegiatan
penebangan dan penyaradan yang menyebabkan kerusakan tegakan tinggal sebesar 25-45 dan keterbukaan areal sebesar 20-35 Elias 1998.
Menurut hasil penelitian CIFOR 1998 di beberapa negara di dunia seperti Brazil, Indonesia, Malaysia, Kamerun, Bolivia, Tanzania, dan Zambia
menunjukkan bahwa kerusakan tegakan tinggal dan tanah akibat kegiatan pemanenan hutan di hutan hujan tropis dapat ditekan sampai 25 dengan
menggunakan teknik Reduced Impact Logging, sedangkan dengan menggunakan teknik pemanenan konvensional Conventional Logging dapat merusak tegakan
tinggal dan kerusakan tanah yang cukup besar berkisar antara 5-50. Aktifitas penebangan hutan untuk pemanenan kayu memberikan dampak
yang cukup besar terhadap terjadinya emisi karbon dan berperan dalam menurunkan cadangan karbon di atas permukaan tanah minimal 50. Di hutan
tropis Asia penurunan cadangan karbon akibat aktifitas pemanenan kayu berkisar antara 22-67, di Indonesia diperkirakan 38-75 Lasco 2002. Sumber emisi
karbon yang berasal dari pemanenan kayu logging dan degradasi hutan adalah berasal dari 1 pembukaan wilayah hutan yang meliputi pembuatan basecamp,
jalan angkutan, jalan sarad, TPn, dan logyard; 2 fragmentasi hutan dan termasuk dampak di sekitar jalan logging dan kehilangan biomassa dari fragmentasi hutan;
3 penebangan kayu yaitu volume yang ditebang, pohon yang mengalami kerusakan dan dekomposisi vegetasi lain.
Tabel 2 Emisi karbon dari praktek logging konvensional di hutan tropis Sumber
Wilayah Emisi
ton Cha Stock
emitted ton C rusak
ton C panen Asner et al. 2005
Amazonia 47,6
37 na
Pearson et al. 2006 Para,Amazonia
13,5 na
1,5 Brown et al. 2005
Republik Kongo 9,3
3 1,7
Stanley 2009 Papua
67 29
na Pinard Putz 1996
Malaysia 192
56 2,3
Pearson et al. 2005 Pine,Mexico
6,6 na
1,4
Sumber : Rusolono 2009
2.4 Biomassa, Pool Karbon dan Cara Pendugaannya