Penilaian Perempuan tentang PHBM

28 Hingga saat inipun tingkat pendidikan anak-anak mereka masih rendah. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat di lihat pada Tabel 17. Tabel 17 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan Pendidikan Responden n jumlah Sekolah Dasar SD 19 63,34 SLTP 11 36,66 SMASMEA 0 0,00 PT 0 0,00 Total 30 100,00

5.2 Penilaian Perempuan tentang Pola PHBM

5.2.1 Penilaian Perempuan tentang PHBM

Pengelolaan hutan di Desa Bareng dikelola oleh masyarakat dan Perhutani. Pengelolaan hutan dijalankan bersama agar kedua belah pihak sama-sama mendapat keuntungan dari sumberdaya hutan yang tersedia. Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan diperkenankan mengelola hutan, namun tidak boleh melakukan penebangan. Pengelolaan hutan mengandung arti upaya atau tindakan masyarakat dalam memanfaatkan hutan dengan segala isinya. Perempuan di desa Bareng sering lebih tergantung pada sumberdaya hutan dibanding laki-laki dalam memenuhi kebutuhan yakni perempuan juga mencari kayu bakar, pakan ternak dan makanan keluarga. Makanan keluarga yang dicari perempuan di hutan adalah sayur-sayuran. Penilaian berhubungan dengan pendapat individu dalam hal ini adalah perempuan. Penilaian perempuan terhadap pengelolaan hutan berarti bagaimana pendapat perempuan terhadap hutan. Berikut distribusi penilaian perempuan tentang pengelolaan hutan di desa Bareng dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Distribusi responden berdasarkan penilaian tentang pengelolaan hutan No Tingkat Penilaian Kelas Nilai n jumlah 1 Rendah 5-10 0,00 2 Sedang 10,1-15 2 6,67 3 Tinggi 15,1-20 28 93,33 4 Sangat Tinggi 20,1-25 0,00 Total 30 100,00 29 Dari Tabel 18 dapat dilihat bahwa 93,33 responden memiliki tingkat penilaian yang tinggi terhadap keberadaan hutan. Hal ini berarti responden selama ini telah menganggap masyarakat dan Perhutani telah mengelola hutan dengan baik. Ada 6,67 responden yang mempunyai tingkat penilaian sedang terhadap pengelolaan hutan. Hal tersebut dikarenakan responden merasa manfaat hutan belum benar-benar terasa bagi mereka. Tidak ada seorang responden pun yang mempunyai penilaian rendah seputar pengelolaan hutan. Hal tersebut menggambarkan bahwa masyarakat desa sekitar hutan walaupun tingkat pendidikannya rendah, mereka telah memahami pentingnya keberadaan hutan di Desa Bareng.

5.2.2 Penilaian Perempuan tentang Peran Perempuan dalam Pelaksanaan

Dokumen yang terkait

Partisipasi Masyarakat Dalam Proyek Pengelolaan Hutan Bersama Masyaraka T (Phbm) Studi Kasus Di Rph Cileuya, Bkph Cibiogbin, Kph Kuningan Perhutani Unit Ill Jawa Barat

0 12 81

Partisipasi Masyarakat dalam Progratn Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat: Kasus di Wana Wisata Curug Cilember RPH Cipayung, BKPH Bogor, KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat

0 8 78

Tinjauan Penyelenggaran Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) : Studi Kasus di RPH Leuwiliang, BKPH Leuwiliang, KPH Bogor, Perum Perhutani Unit 111 Jawa Barat

0 2 113

Analisis gender dalam kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) kasus di Desa Pulosari, RPH Pangalengan, BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

2 19 56

Efektivitas kolaborasi antara perum perhutani dengan masyarakat dalam pengelolaan hutan kasus PHBM di KPH Madiun dan KPH Nganjuk, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 32 102

Studi laju degradasi hutan jati (Tectona grandis) KPH Bojonegoro perum perhutani unit II Jawa Timur

0 10 100

Peran Perempuan dalam Kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (Studi Kasus RPH Tanjungkerta BKPH Tampomas KPH Sumedang Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten)

0 13 203

Partisipasi Masyarakat Desa Hutan dalam Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di KPH Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

0 9 114

Peran Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat dalam Mengatasi Masalah Pencurian Kayu Studi Kasus di KPH Jember Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

7 35 72

Model Simulasi Pengelolaan Hutan di KPH Bojonegoro Perum Perhutani Divisi Regional II Jawa Timur

1 10 60