6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Peran Perempuan Dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan
Hutan memiliki kedekatan hubungan dengan masyarakat disekitarnya terkait dengan faktor ekonomi, budaya dan lingkungan. Hutan menjadi sumber
penghasilan, pekerjaan, pemenuhan kebutuhan dasar keluarga serta menjadi bagian penting dari perlindungan dan kekayaan alam Rojas 1989. Selanjutnya
Awang 2004 mengatakan bahwa kasus Indonesia umumnya dan pulau Jawa khususnya antara hutan dan masyarakat sekitar hutan merupakan 2 hal yang saling
terkait. Masyarakat sekitar hutan sangat tergantung kepada produksi dan jasa hasil hutan dari hari ke hari, bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun. Orientasi
pembangunan pada pertumbuhan ekonomi telah membawa konsekuensi pada eksploitasi sumberdaya hutan demi kebutuhan pembangunan LSM, sehingga
kemudian muncul program baru di lingkup Perhutani di Jawa yang disebut sebagai Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM.
Keluarga dan rumah tangga merupakan satuan masyarakat terkecil dimana segala macam hubungan antara laki-laki dan perempuan dapat tercermin. Mulai
dari pembedaan peran, pembagian kerja, penguasaan dam akses atas sumber- sumber fisik, maupun ideologis, hak dan posisi Simateuw 2001.
Dengan berubahnya pola pengelolaan hutan dari Timber Based Management menjadi Community Based Forestry, menjadikan peran perempuan
semakin penting. Kedekatan perempuan dengan sektor pangan dan sumberdaya lahan menjadikan posisi perempuan semakin kuat dalam kegiatan pengelolaan
hutan yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Molnar dan Schreiber 1989 diacu dalam Suharjito 1994 memberikan beberapa catatan bagaimana proyek
kehutanan dapat memaksimumkan penghasilan suatu investasi dengan melibatkan wanita. Pertama, jika preferensi produk dan jenis bagi wanita turut
dipertimbangkan, mereka akan lebih bersemangat untuk bekerjasama dalam mencapai sasaran-sasaran proyek secara keseluruhan. Kedua, jika kegiatan-
kegiatan direncanakan seputar jadwal wanita mereka akan lebih mempunyai waktu untuk dicurahkan pada kegiatan tersebut. Ketiga, rumah tangga yang
7 dikepalai wanita atau rumah tangga tanpa pria dewasa mungkin merupakan
persentase terbesar di wilayah proyek. Jika mereka dapat bertingkat kehadiran penghasilan proyek akan meningkat. Keempat, wanita dapat membangkitkan
pendapatan rumah tangga secara signifikan jika bahan baku untuk industri rumah tangga tersedia.
2.2. Peran Perempuan dalam Peningkatan Pendapatan Keluarga dan