Estimasi Vector Error Corection Model VECM

VII KETERKAITAN INFLASI ANTAR WILAYAH SEKITAR PROVINSI BANTEN Fluktuasi harga komoditas pangan memberikan pengaruh terhadap kondisi perekonomian suatu wilayah. Hal tersebut dapat dilihat kontribusinya terhadap inflasi. Fluktuasi harga komoditas pangan pada dasarnya terjadi akibat ketidakseimbangan antara jumlah pasokan dan permintaan yang dibutuhkan konsumen Irawan, 2007. Oleh karena itu, setiap wilayah membutuhkan wilayah lain untuk memenuhi kebutuhan terhadap barang dan jasa yang tidak dapat dipenuhi sendiri oleh wilayah yang bersangkutan. Hal ini mengindikasikan adanya ketergantungan antar wilayah dalam pemenuhan kebutuhan terhadap barang dan jasa. Secara geografis, Provinsi Banten merupakan wilayah yang dekat dengan Provinsi Lampung dan Provinsi DKI Jakarta. Inflasi dapat dipengaruhi oleh jumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat di Provinsi bersangkutan. Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan barang dan jasa, setiap wilayah membutuhkan wilayah disekitarnya untuk menyediakan komoditas yang tidak dapat dipenuhi oleh wilayah tersebut Mulyaningsih et al., 2013. Dengan demikian, pergerakan inflasi di Provinsi Banten diindikasi memiliki keterkaitan dengan wilayah lain seperti Provinsi Lampung dan Provinsi DKI Jakarta. Pada Gambar 7.1 menunjukkan bahwa pergerakan data inflasi di ketiga wilayah tersebut cenderung memiliki pola yang hampir sama setiap tahunnya. Sumber: BPS Prov. Banten, BPS Prov Lampung dan BPS Prov. DKI Jakarta, 2015 Gambar 7.1 Perbandingan perkembangan inflasi Provinsi Banten, Provinsi Lampung dan Provinsi DKI Jakarta tahun 2010-2014 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 2010 2011 2012 2013 2014 T ing k a t Infla si Banten Jakarta Lampung Keterkaitan inflasi antar wilayah dilakukan melalui uji kausalitas Granger. Uji kausalitas Granger dilakukan untuk melihat hubungan kausalitas diantara variabel-variabel yang ada di dalam model. Hipotesis awal atau H yang diuji adalah tidak adanya hubungan kausalitas. Selanjutnya hipotesis alternatifnya atau H 1 adalah adanya hubungan kausalitas. Untuk menerima atau menolak H maka digunakan nilai probabilitas yang dibandingkan dengan nilai kritis. Apabila nilai probabilitas nilai kritis, maka tolak H dengan kata lain terdapat hubungan kausalitas pada variabel-variabel yang diuji. Tabel 7.1 Hasil uji kausalitas Granger IHK Provinsi Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. IHK DKI JAKARTA does not Granger Cause IHK BANTEN 47 0.39897 0.5309 IHK BANTEN does not Granger Cause IHK DKI JAKARTA 2.05662 0.1586 IHK LAMPUNG does not Granger Cause IHK BANTEN 47 0.11231 0.7391 IHK BANTEN does not Granger Cause IHK LAMPUNG 5.43298 0.0244 Keterangan: Signifikan pada selang kepercayaan 5 Berdasarkan Tabel 7.1 dapat dilihat bahwa dari hasil pengujian Granger diketahui bahwa: 1. H = IHK DKI JAKARTA tidak mempengaruhi IHK BANTEN H 1 = IHK DKI JAKARTA mempengaruhi IHK BANTEN Jika Nilai probabilitas α=5, maka tolak H 0. Hasil pada tabel menunjukkan 0.5309 0.05, maka H diterima. Berarti inflasi Jakarta tidak mempengaruhi inflasi Banten. 2. H = IHK BANTEN tidak mempengaruhi IHK DKI JAKARTA H 1 = IHK BANTEN mempengaruhi IHK DKI JAKARTA Jika Nilai probabilitas α=5, maka tolak H 0. Hasil pada tabel menunjukkan 0.1586 0.05, maka H diterima. Berarti inflasi Banten tidak mempengaruhi inflasi Jakarta. 3. H = IHK LAMPUNG tidak mempengaruhi IHK BANTEN H 1 = IHK LAMPUNG mempengaruhi IHK BANTEN Jika Nilai probabilitas α=5, maka tolak H 0. Hasil pada tabel menunjukkan 0.7391 0.05, maka H diterima. Berarti inflasi Lampung tidak mempengaruhi inflasi Banten. 4. H = IHK BANTEN tidak mempengaruhi IHK LAMPUNG H 1 = IHK BANTEN mempengaruhi IHK LAMPUNG Jika Nilai probabilitas α=5, maka tolak H 0. Hasil pada tabel menunjukkan 0.0244 0.05, maka tolak H . Berarti inflasi Banten mempengaruhi inflasi Lampung. Hasil uji kausalitas Granger mengenai keterkaitan inflasi antar Provinsi, dapat dilihat pada Tabel 7.1 bahwa terdapat hubungan satu arah antara inflasi Banten dan inflasi Lampung. Hal ini diduga Lampung menjadi pemasok komoditas pangan bagi Banten karena adanya akses pelabuhan yang cukup besar. Provinsi Banten sendiri memiliki posisi yang strategis yaitu sebagai jalur penghubung darat antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Apabila terjadi kenaikan harga-harga pada komoditas pangan di Banten maka harga-harga komoditas pangan di Lampung juga akan meningkat. Hal tersebut terjadi karena Banten dijadikan sebagai pasar bagi Lampung. Oleh sebab itu, kenaikan harga akan berdampak pada kenaikan inflasi di Provinsi Lampung. Hasil uji kausalitas Granger pada Tabel 7.1 dinyatakan bahwa tidak ada keterkaitan antara inflasi Banten dan DKI Jakarta. Apabila tidak ada keterkaitan, maka diduga bahwa Provinsi DKI Jakarta bukan menjadi pemasok komoditas pangan bagi Provinsi Banten maupun sebaliknya,sehingga tidak ada integrasi pasar dengan wilayah Jakarta karena memiliki pelaku pasar yang berbeda. Namun diindikasi Jakarta berperan sebagai acuan harga bagi daerah Banten. Namun secara kedekatan wilayah antara kedua provinsi tersebut terindikasi adanya pelaku pasar yang sama karena kenaikan harga relatif sama di ketiga wilayah penelitian. Oleh karena itu, untuk mengetahui sebab tidak adanya keterkaitan antara inflasi Banten dan DKI Jakarta dilakukan analisis kausalitas antara Kota Serang, Kota Tangerang, Kota Cilegon dan Jakarta. Secara administratif, Provinsi Banten terdiri dari delapan kabupatenkota yaitu Kota Serang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang. Namun demikian, basis perhitungan inflasi untuk Provinsi Banten dihitung berdasarkan tiga kota antara lain Kota Serang, Kota Tangerang dan Kota Cilegon. Ketiga kota tersebut diasumsikan dapat mewakili lima kabupatenkota