Berdasarkan hasil uji t independent samples pada Lampiran 3b, kadar protein lapisan katom Kating berdeda dengan lapisan katom Shantung pada taraf
signifikansi 5 karena nilai P 0.05. Kadar protein lapisan katom Kating lebih besar dibandingkan lapisan katom Shantung seperti terlihat pada Gambar 12.
5.1.3 Kondisi Kromatografi Gas
Kromatogafi gas digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif komponen- komponen volatil. Oleh karena itu dibutuhkan optimasi atau pencarian kondisi operasi
yang tepat untuk memisahkan komponen-komponen volatil dengan baik, berdasarkan bentuk dan garis dasar puncak kromatogram. Tahap ini bertujuan mencari kondisi
kromatogafi gas yang dapat memisahkan masing-masing komponen volatil pembentuk flavor pada bawang putih dengan baik, yaitu dengan cara mencari program operasi
kromatogafi gas yang tepat. Untuk mendapatkan program operasi kromatogafi gas yang tepat, dilakukan
dengan menginjeksikan standar internal dan eksternal ke dalam kolom kromatogafi gas. Hal ini bertujuan melihat kemampuan kolom dalam melakukan fraksinasi terhadap
standar-standar tersebut, terutama standar eksternal. Apabila saat diinjeksikan, standar internal dan eksternal tersebut dapat terfraksinasi dengan baik, berarti kolom tersebut
cocok untuk memfraksinasi standar-standar tersebut dan kondisi operasi yang digunakan telah sesuai. Beberapa standar yang digunakan adalah benzyl alcohol standar internal,
dialil monosulfida dan dialil disulfida standar eksternal, serta diethyl ether pelarut. Pada Lampiran 4 dapat dilihat kromatogram hasil injeksi pelarut diethyl ether
sebesar 0.1 µl. Injeksi ini dilakukan dengan volume yang kecil sebab diethyl ether yang digunakan memiliki kemurnian yang tinggi. Penginjeksian dengan volume yang besar
dikhawatirkan akan menghasilkan puncak yang terlalu tinggi sehingga sulit tergambar. Puncak yang terbentuk pada kromatogram yang dihasilkan cukup baik dengan retention
time sebesar 2.1 menit dan luas area sebesar 2,788,922. Pada kromatogram ini, terlihat tidak terdapat pengotor dari senyawa lain. Ini menunjukkan bahwa pelarut diethyl ether
tersebut masih dalam keadaan baik sebab tidak tercemar oleh senyawa lain. Kemurnian diethyl ether yang terdeteksi pada kromatogram yang dihasilkan sangat tinggi mencapai
100. Hasil ini menunjukkan bahwa pelarut diethyl ether tersebut layak digunakan dalam penelitian ini.
Hasil kromatogram standar internal benzyl alcohol dapat dilihat pada Lampiran 5. Konsentrasi benzyl alcohol yang digunakan sebesar 2 dengan menggunakan pelarut
diethyl ether. Standar internal ini diinjeksikan pada kolom kromatogafi gas dengan volume injeksi sebesar 2 µl. Hal ini merupakan volume trial and error yang digunakan
untuk melihat kemampuan kolom dalam memfraksinasi standar internal. Puncak yang terbentuk pada kromatogram yang dihasilkan memiliki retention time yang cukup baik
yaitu sebesar 26.853 menit, tetapi memiliki luas area yang kurang optimal yaitu sebesar 170,279. Oleh karena itu, solusinya adalah dengan memperbesar volume injeksi dari
sebelumnya yaitu sebesar 5 µl. Untuk optimasi penginjeksian standar internal digunakan volume injeksi 5 µl, sebab jika digunakan volume lebih besar dikhawatirkan akan
menghasilkan puncak yang terlalu tinggi dan luas area yang terlalu besar. Kromatogram hasil optimasi volume injeksi standar internal benzyl alcohol 2
sebesar 5 µl dapat dilihat pada Lampiran 6. Puncak yang terbentuk pada kromatogram cukup baik. Pada kromatogram tersebut terlihat bahwa puncak dari benzyl alcohol muncul
dengan retention time sebesar 26.028 menit dan luas area sebesar 485,194. Data ini selanjutnya akan digunakan untuk analisis kuantitatif pada penelitian utama.
Hasil penginjeksian standar eksternal dialil monosulfida dan dialil disulfida dapat dilihat pada Lampiran 7, 8, dan 9. Pada Lampiran 7 dapat dilihat kromatogram hasil
injeksi standar eksternal dialil monosulfida. Standar ini diinjeksikan sebesar 0.1 µl pada kolom kromatogafi gas. Terlihat bahwa kromatogram yang dihasilkan menghasilkan
puncak yang baik dengan kemurnian yang sangat tinggi sebesar 99.08. Puncak dari standar ini memiliki retention time sebesar 12.967 menit dan luas area sebesar 540,926.
Lampiran 8 memperlihatkan kromatogram hasil injeksi standar eksternal dialil disulfida. Sama seperti standar dialil monosulfida, standar ini juga diinjeksikan sebesar
0.1 µl pada kolom kromatogafi gas. Puncak yang terbentuk cukup baik dengan kemurnian yang tinggi sebesar 79.45. Puncak dari standar ini memiliki retention time sebesar
30.017 menit dan luas area sebesar 427,076. Lampiran 9 memperlihatkan kromatogram hasil injeksi standar campuran dari
tiga komponen yaitu dialil monosulfida, dialil disulfida, dan benzyl alcohol 2. Puncak- puncak yang dihasilkan cukup baik dan memiliki retention time secara berurutan, yaitu
12.933 menit dialil monosulfida, 26.933 menit benzyl alcohol, dan 30.025 menit dialil disulfida. Terlihat retention time dari benzyl alcohol berada di antara retention time
kedua standar eksternal dan terpisah dengan baik. Ini memperlihatkan bahwa benzyl alcohol cukup baik digunakan sebagai standar internal dalam fraksinasi komponen dialil
monosulfida dan dialil disulfida. Retention time dari ketiga komponen standar campuran tersebut akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan retention time pada analisis
kualitatif dari kromatogram sampel. Penginjeksian standar-standar di atas dilakukan pada kromatogafi gas dengan
kondisi operasi seperti yang tertera pada Tabel 6. Kondisi operasi ini merupakan kondisi yang sudah dioptimasi dan telah sesuai untuk menganalisis komponen-komponen volatil
pembentuk flavor pada sampel bawang putih dengan dua varietas yang berbeda yaitu Shantung dan Kating. Kromatogafi gas yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 13. Pada dasarnya suatu kromatogafi gas terdiri dari enam komponen utama, yaitu 1 sistem gas pengembang carrier gas termasuk tangki penyuplai gas serta
pengatur dan alirannya, 2 sistem penyuntikan sampel, 3 kolom pemisah, 4 sistem pendeteksian detector, 5 elektrometer dan sistem pencatat recorder, dan 6 unit
termostat untuk mengatur suhu oven Fardiaz 1989.
Tabel 6. Kondisi operasi kromatogafi gas untuk analisis komponen volatil pembentuk
flavor pada bawang putih
Kondisi GC Keterangan
Column Capillary column, RTX-5 5 diphenyl95 dimethyl
polysiloxane, ø 0.53 mm Detector
FID Carrier gas
Nitrogen Initial temp
40°C Initial time
1 min Program rate
2°Cmin Final temp
160°C Final time
1 min Injector temp
225°C Detector temp
225°C
Gambar 13. Kromatogafi gas SHIMADZU, GC 14 B
5.1.4 Penentuan Metode Ekstraksi