Pendugaan daerah penangkapan ikan layang potensial

Rasio ∗ ∗∗ 1 : kategori DPI potensial Rasio ∗ ∗∗ = 1 : kategori DPI sedang potensial Rasio ∗ ∗∗ 1 : kategori DPI kurang potensial 2 Ukuran panjang ikan layang Penentuan DPI layang yang potensial berdasarkan indikator ukuran panjang ikan layang dapat dilakukan dengan membandingkan rata-rata panjang ikan TL yang tertangkap selama penelitian dari setiap daerah penangkapan ikan layang terhadap Length of maturity Lm. Setelah dilakukan perbandingan antara rata-rata panjang ikan layang TL terhadap Length of maturity Lm, selanjutnya dapat ditentukan daerah penangkapan ikan layang potensial dengan melihat kategori ukuran panjang hasil tangkapan ikan layang pada setiap daerah penangkapan ikan yang termasuk ke dalam kategori layak tangkap atau kategori tidak layak tangkap Tabel 8. Tabel 8 Penentuan DPI layang potensial berdasarkan ukuran panjang ikan No DPI Rata-rata TL cm Lm cm Kategori 1 2 3 4 5 6 Nilai TL Lm 21,2 : Ikan layak tangkap Nilai TL Lm 21,2 : Ikan tidak layak tangkap 3 Suhu permukaan laut SPL Penentuan daerah penangkapan ikan layang potensial berdasarkan indikator SPL dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut. 1 Menganalisis hubungan SPL terhadap hasil tangkapan. Suhu permukaan laut dapat berpengaruh terhadap penyebaran atau keberadaan ikan layang. Menurut pendapat Baskoro et.al. 2004, suhu dapat mempengaruhi penyebaran ikan dikarenakan 1 sebagai pengatur proses metabolisme dapat mempengaruhi permintaan kebutuhan makanan dan tingkat penerimaan serta tingkat pertumbuhan, 2 sebagai pengatur aktifitas gerakan tubuh kecepatan renang, dan 3 sebagai stimulus syaraf. Hubungan SPL terhadap hasil tangkapan ikan layang dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui keberadaan ikan layang, apabila SPL berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan. Jika hal tersebut terpenuhi, maka langkah selanjutnya mencari SPL optimum untuk penangkapan ikan layang. Sebaliknya jika SPL tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan maka SPL kurang tepat dijadikan sebagai indicator daerah penangkapan ikan potensial. 2 Menentukan SPL optimum Penentuan SPL optimum bagi ikan layang dapat dilakukan dengan menggunakan penyajian diagram pencar. Penyajian diagram pencar dimaksudkan untuk melihat sebaran SPL optimum terhadap CPUE ikan layang di setiap daerah penangkapan ikan. Setelah memperoleh SPL optimum di setiap daerah penangkapan, SPL optimum di-overlay terhadap peta tematik daerah penangkapan ikan layang. 4 Klorofil-a Penentuan daerah penangkapan ikan layang potensial berdasarkan indikator klorofil-a dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut. 1 Menganalisis hubungan klorofil-a terhadap hasil tangkapan. Klorofil-a dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesuburan perairan yang sangat menunjang proses kehidupan di perairan. Nilai klorofil-a optimum berpengaruh secara signifikan terhadap hasil tangkapan ikan layang. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Muklis 2008. Ia menyatakan bahwa meningkatnya konsentrasi klorofil-a berpengaruh terdapat hasil tangkapan yang meningkat, begitu sebaliknya penurunan konsentrasi klorofil-a berpengaruh terdapat hasil tangkapan ikan yang menurun. 2 Menentukan konsentrasi klorofil-a optimum Penentuan konsentrasi klorofil-a optimum ikan layang dapat dilakukan dengan menggunakan penyajian diagram pencar. Penyajian diagram pencar dimaksudkan untuk melihat sebaran klorofil-a optimum terhadap CPUE ikan layang di setiap daerah penangkapan ikan. Setelah memperoleh klorofil-a optimum di setiap daerah penangkapan, selanjutnya klorofil-a optimum di- overlay terhadap peta tematik daerah penangkapan ikan layang. Klasifikasi konsentrasi klorofil-a dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Klasifikasi konsentrasi klorofil-a No Kategori Nilai Klorofil-a 1 Rendah 0,3 mgm 3 2 Sedang 0,31 – 1 mgm 3 3 Tinggi 1 mgm 3 Sumber: Nontji 1987 Langkah terakhir dalam penentuan daerah penangkapan ikan layang potensial adalah dengan mengelompokkan nilai bobot scoring gabungan yang ditentukan melalui penjumlahan nilai bobot dari keempat indikator di atas Tabel 10. Kategori pengelompokan nilai bobot gabungan dari keempat indikator dibagi menjadi tiga Silvia 2009, yaitu: 1 Jika nilai bobot gabungan berada pada kisaran tertinggi, DPI tersebut dikategorikan sebagai DPI potensial dan diberi bobot 5; 2 Jika nilai bobot gabungan berada pada kisaran menengah, DPI tersebut dikategorikan sebagai DPI sedang potensial dan diberi bobot 3; 3 Jika nilai bobot gabungan berada pada kisaran terendah, DPI tersebut dikategorikan sebagai DPI kurang potensial dan diberi bobot 1. Tabel 10 Penentuan nilai bobot daerah penangkapan ikan layang potensial No DPI Indikator Kategori Bobot Jumlah Bobot 1 DPI-1 Jumlah Tangkapan  Tinggi  Sedang  Rendah 5 3 1 Ukuran Panjang Ikan  Layak tangkap  Tidak layak tangkap 5 1 SPL  Optimum  Tidak optimum 5 1 Klorofil-a  Tinggi  Sedang  Rendah 5 3 1 2 DPI-2 Jumlah Tangkapan  Tinggi  Sedang  Rendah 5 3 1 Ukuran Panjang Ikan  Layak tangkap  Tidak layak tangkap 5 1 SPL  Optimum  Tidak optimum 5 1 Klorofil-a  Tinggi  Sedang  Rendah 5 3 1 dst DPI-3 Jumlah bobot : 14,67 – 20 = Potensial Jumlah bobot : 9,33 – 14,67 = Sedang Potensial Jumlah bobot : 4 – 9,33 = Kurang Potensial 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Suhu Permukaan Laut SPL

Citra sebaran SPL di perairan Utara Aceh tahun 2011-2012 disajikan pada Tabel 11. Rata-rata SPL pada musim Barat adalah 28,32 o C, musim peralihan Barat-Timur adalah 28,68 o C, musim Timur adalah 28,83 o C dan musim peralihan Timur-Barat 27,53 o C. Tabel 11 Sebaran SPL di perairan Utara Aceh Musim Bulan SPL o C Rata-rata SPL o C Kisaran Dominan Maks Mini Varians Barat Desember Januari Februari 26,75-28,75 27,25-28,50 27,25-29,00 28,25-28,75 28,00-28,25 28,25-28,75 28,75 28,50 29,00 26,00 26,25 27,25 0,16 0,36 0,32 28,40 28,18 28,37 Rata-rata SPL Musim Barat 28,32 Peralihan B-T Maret April Mei 26,25-29,50 27,00-29,75 27,25-28,50 28,50-29,00 29,25-29,75 28,00-28,25 29,50 29,75 28,50 26,25 25,75 27,25 0,52 0,10 0,10 28,82 29,04 28,20 Rata-rata SPL Musim Peralihan B-T 28,68 Timur Juni Juli Agustus 27,00-29,75 27,50-29,25 27,75-30,00 28,75-29,25 28,25-28,75 28,75-29,75 29,75 29,25 30,00 26,25 27,50 27,50 0,34 0,24 0,38 28,89 28,39 29,22 Rata-rata SPL Musim Timur 28,83 Peralihan T-B September Oktober November 24,25-29,25 24,75-29,25 26,25-28,50 25,50-28,00 27,75-28,75 27,50-28,00 29,25 29,25 28,50 24,25 24,75 26,25 0,17 0,38 0,19 27,21 27,67 27,73 Rata-rata SPL Musim Peralihan T-B 27,53 Sumber: Citra satelit diolah Citra SPL pada bulan Desember memperlihatkan kisaran SPL di perairan Utara Aceh berkisar 26,75-28,75 o C. SPL dominan berkisar 28,25-28,75 o C yang tersebar hampir di semua perairan Utara Aceh. Nilai varians yang diperoleh yaitu sebesar 0,016. Sebaran SPL maksimum, yaitu 28,75 o C, terdapat di sebelah Timur Sabang dan di sebelah Utara Pulo Beras serta di sebelah Barat Daya Aceh Besar. SPL minimum, yaitu 26,75 o C, terdapat di sebelah Barat Daya Pulo Beras Lampiran 2. Citra SPL pada bulan Januari memperlihatkan kisaran SPL di perairan Utara Aceh berkisar 27,25-28,50 o C. SPL dominan berkisar 28,00-28,25 o C yang tersebar hampir merata di semua Perairan Utara Aceh. Nilai varians yang diperoleh yaitu sebesar 0,036. Sebaran SPL maksimum terdapat di sebelah Barat Daya Aceh Besar, yaitu 28,50 o C, sedangkan sebaran SPL minimum terdapat di sebelah timur Aceh Besar, yaitu 27,25 o C Lampiran 2. Citra SPL pada bulan Februari memperlihatkan kisaran SPL di perairan Utara Aceh berkisar 27,25-29,00 o C. SPL dominan berkisar 28,25-28,75 o C yang tersebar hampir merata di semua perairan Utara Aceh. Nilai varians yang diperoleh yaitu sebesar 0,032. SPL maksimum terdapat di sebelah Barat Daya Pulo Nasi dan Pulo Beras serta juga terdapat di sebelah Timur Sabang yaitu 29,00 o C, sedangkan SPL minimum terdapat di sebelah Utara Pulo Beras, yaitu 27,25 o C Lampiran 2. Citra SPL pada musim Barat Desember-Februari menunjukkan sebaran SPL yang berfluktuatif. Hal ini terlihat dari beberapa kisaran suhu yang mendominasi, yaitu 26,75-28,75 o C, 27,25-28,50 o C dan 27,25-29,00 o C. Musim Barat SPL di perairan Utara Aceh didominasi oleh suhu hangat karena perairan tersebut mendapatkan penyinaran matahari dengan intensitas yang cukup Lampiran 2. Dari ketiga citra pada musim Barat Desember-Februari terlihat bahwa SPL bervariasi menurut waktu dan lokasi seperti pada citra bulan Desember dijumpai SPL dingin berkisar antara 25,00-26,00 o C hanya sebagian kecil saja yang terdapat di sekitar Pulo Beras dan Sabang, yang lainnya hampir ke seluruh perairan Utara Aceh memiliki SPL hangat yang berkisar 27,75-28,75 o C. Pada citra bulan Januari terdapat SPL dingin berkisar antara 26,25-26,75 o C yang terdapat hanya pada sebagian kecil Pulo Beras dan sebelah Utara Aceh Besar, sedangkan yang lainnya memiliki SPL hangat berkisar antara 27,25-28,50 o C. Pada citra bulan Februari terlihat SPL hangat yang lebih dominan yang berkisar antara 27,25- 29,00 o C yang terdapat merata di seluruh perairan Utara Aceh Lampiran 2. Citra SPL pada bulan Maret menunjukkan kisaran SPL di perairan Utara Aceh yang berfluktuasi yaitu berkisar 26,25-29,50 o C dengan suhu dominan berkisar 28,50-29,00 o C. Nilai varians yang diperoleh yaitu sebesar 0,052. Sebaran SPL maksimum, yaitu 29,50 o C, terdapat di sebelah Barat Daya Aceh Besar, sedangkan SPL minimum, yaitu 26,25 o C, terdapat di sebelah Timur Aceh Besar Lampiran 3. Citra SPL pada bulan April memperlihatkan kisaran SPL di Perairan Utara Aceh yang berkisar 27,00-29,75 o C. SPL dominan berkisar 29,25-29,75 o C yang tersebar hampir merata di semua perairan Urata Aceh. Nilai varians yang diperoleh yaitu sebesar 0,010. Sebaran SPL maksimum, yaitu 29,75 o C, terdapat di sebelah Barat Daya Aceh Besar dan di sebelah Timur Sabang. SPL minimum, yaitu 27,00 o C, terdapat di sebelah Barat Daya Pulo Beras Lampiran 3. Citra SPL pada bulan Mei memperlihatkan kisaran SPL di Perairan Utara Aceh berkisar 27,25-28,50 o C. SPL dominan berkisar 28,00-28,25 o C yang tersebar hampir merata di semua Perairan Urata Aceh. Nilai varians yang diperoleh yaitu sebesar 0,10. Sebaran SPL maksimum, yaitu 28,50 o C, terdapat di sebelah Barat Daya Aceh besar, sedangkan SPL minimum terdapat di sebelah Timur Aceh Besar, yaitu 27,25 o C Lampiran 3. Citra SPL pada musim peralihan Barat-Timur Maret-Mei menunjukkan sebaran SPL yang berfluktuatif. Hal tersebut terlihat dari beberapa kisaran suhu yang mendominasi, yaitu suhu 26,25-29,50 o C, 27,00-29,75 o C dan 27,25-28,50 o C. Pada musim peralihan Barat-Timur SPL di Perairan Utara Aceh didominasi oleh suhu hangat karena perairan mendapatkan penyinaran dengan intensitas yang tinggi dari matahari Lampiran 3. Dari ketiga citra pada musim peralihan Barat-Timur Maret-Mei pada umumnya terlihat bahwa sebaran SPL hangat bervariasi menurut waktu dan lokasi yang berkisar antara 26,25-29,50 o C lebih dominan berada di hampir seluruh perairan Utara Aceh, akan tetapi dijumpai juga di beberapa perairan SPL dingin dengan kisaran 25,75-26,50 yang terdapat pada sebelah Utara Aceh Besar dan pesisir Pulo Beras Lampiran 3. Citra SPL pada bulan Juni memperlihatkan kisaran SPL di Perairan Utara Aceh berkisar 27,00-29,75 o C. SPL dominan berkisar 28,75-29,25 o C. Nilai varians yang diperoleh yaitu sebesar 0,34. Sebaran SPL maksimum, yaitu 29,75 o C, terdapat di sebelah Timur Sabang, sedangkan SPL minimum terdapat di sebelah Utara Pulo Beras, yaitu 27,00 o C Lampiran 4. Citra SPL pada bulan Juli memperlihatkan kisaran SPL di perairan Utara Aceh berkisar antara 27,50-29,25 o C. SPL dominan berkisar antara 28,25-28,75 o C yang tersebar hampir di semua perairan Utara Aceh. Nilai varians yang diperoleh