Satelit Aqua MODIS Penginderaan Jauh .1 Sistem penginderaan jauh

variabel seperti aerosol, tumbuhan yang menutupi daratan, fitoplankton, bahan organik terlarut di lautan, serta suhu udara, daratan dan air. Satelit MODIS membawa sensor multispektral yang terdiri dari 36 kanalband spektral. Kanal 1-19 dan 26 berada pada kisaran gelombang visible dan inframerah dekat dan kanal-kanal selebihnya berada pada kisaran gelombang termal dengan panjang gelombang tengah dari 0,412 µm sampai dengan 14,423 µm Lillesand dan Kiefer 1990. Adapun satelit Aqua Modis dapat dilihat pada Gambar 3. Sumber: Box JE 2006 Gambar 3 Satelit Aqua MODIS. Rustadi 2011 menjelaskan bahwa MODIS mengorbit bumi bersifat polar arah utara-selatan yang ketinggiannya mencapai 705 km. MODIS akan melewati garis khatulistiwa pada jam 10.30 waktu lokal. Lebar areal cakupan lahan swatch width yang terliput pada permukaan bumi pada setiap putarannya sekitar 2330 km. Pantulan gelombang elektromagnetik yang diterima sensor MODIS sebanyak 36 bands interval panjang gelombang mulai dari 0,405 µm sampai 14,385 µm dengan kecepatan 11 megabytes setiap detik dengan resolusi radiometrik 12 bits. Resolusi spasial yang terdapat pada satelit MODIS meliputi dua kanal pada resolusi spasial 250 m kanal 1-2, 5 kanal pada 500 m kanal 3-7 dan sisanya 29 kanal pada 1000 m kanal 8-36. Karakteristik sensor dan spesifikasi dari satelit MODIS dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2 Karakteristik sensor satelit MODIS Kegunaan Pokok Band Bandwidth µm Resolution Spasial LandCloudAerosols Boundaries 1 620 – 670 250 m 2 841 – 876 LandCloudAerosols Properties 3 459 – 479 500 m 4 545 – 565 5 1230 – 1250 6 1628 – 1652 7 2105 – 2155 Ocean Color Phytoplankton Biogeochemistry 8 405 – 420 1000 m 9 438 – 448 10 483 – 493 11 526 – 536 12 546 – 556 13 662 – 672 14 673 – 683 15 743 – 753 16 862 – 877 Atmospheric Water Vapor 17 890 – 920 18 931 – 941 19 915 – 965 SurfaceCloud Temperature 20 3.660 – 3.840 21 3.929 – 3.989 22 3.929 – 3.989 23 4.020 – 4.080 Atmospheric Temperature 24 4.433 – 4.498 25 4.482 – 4.549 Cirrus Clouds Water Vapor 26 1.360 – 1.390 27 6.535 – 6.895 28 7.175 – 7.475 Cloud Properties 29 8.400 – 8.700 Ozone 30 9.580 – 9.880 SurfaceCloud Temperature 31 10.780 – 11.280 32 11.770 – 12.270 Cloud Top Altitude 33 13.185 – 13.485 34 13.485 – 13.785 35 13.785 – 14.085 36 14.085 – 14.385 Sumber: Maccherone 2005 Tabel 3 Spesifikasi teknis dari satelit MODIS Spesifikasi Keterangan Ketinggian 705km Lama Rekaman 20,3rpm, sepanjang jalur Lebar Sapuan 2330km dengan 10km sepanjang jalur pada nadir Teleskop 17,78cm diameternya Ukuran 1,0m x 1,6m x 1,0m Berat 228,7kg Daya 162,5watt Data 10,6Mbps peak per hari; 6,1Mbps per orbit Kuantitas 12 bits Resolusi Spasial 250m kanal 1-2 500m kanal 3-7 1000m kanal 8-36 Waktu 6 tahun Sumber: Maccherone 2005

2.2.3 Pemanfaatan satelit Aqua MODIS dalam penentuan DPI

Data satelit MODIS mampu memberikan informasi tentang fenomena di permukaan laut, seperti konsentrasi klorofil-a dalam permukaan air laut. Algoritma penentuan klorofil-a dilaksanakan sesuai dengan rasio radiansi atau reflektansi yang diukur dalam spektral kanal biru dan hijau data MODIS yang diperoleh dari beberapa radiansi untuk reflektansi, di antaranya, dengan panjang gelombangspektral band kanal 8 hingga 14, pada panjang gelombang 412 hingga 618 µm Suwargana et al. 2002. Sensor pada satelit menerima pantulan radiasi sinar matahari dari permukaan dan kolom perairan. Pada sistem penginderaan jauh warna air laut terjadi transper radiasi dalam sistem sinar matahari-perairan-sensor satelit. Radiasi sinar matahari pada saat menuju perairan dipengaruhi oleh atmosfer, yang sebelum sinar matahari mencapai perairan akan diserap atau dihamburkan oleh awan, melekul udara, dan aerosol. Kemudian, sinar matahari yang masuk ke dalam kolom perairan akan diserap atau dipantulkan oleh partikel-partikel yang ada pada perairan seperti fitoplankton, sedimen tersuspensi suspended sediment, dan substansi kuning yellow substances. Pada perairan yang dangkal, pantulan dari dasar perairan juga berpengaruh pada pantulan permukaan perairan Hendiarti 2005. Suwargana et al 2002 menjelaskan bahwa SPL dan konsentrasi klorofil-a perairan merupakan salah satu indikator dalam menentukan daerah penangkapan ikan. Lebih lanjut, Hasyim dan Salma dalam Hariyadi 2009 menjelaskan bahwa pengamatan kondisi lingkungan perikanan merupakan pengamatan kondisi oseanografi. Pengamatan yang dilakukan umumnya membutuhkan berbagai informasi, seperti suhu perairan, arah dan kecepatan arus, serta beberapa parameter lainnya salinitas, kandungan oksigen terlarut, tingkat transparansi. Informasi lain yang sangat dibutuhkan adalah produktivitas perairan dan ketersediaan makanan. Penelitian mengenai klorofil-a dan SPL telah banyak dilakukan oleh berbagai peneliti dengan menggunakan data satelit. Menurut Prasasti et al. 2003, untuk menentukan nilai konsentrasi klorofil-a dari satelit MODIS harus diekstraksi dari rasio kanal 9 dengan kanal 12. Kanal 9 443 nm bekerja pada daerah sinar biru, sedangkan kanal 12 551 nm bekerja pada sinar hijau. Penyerapan energi oleh klorofil-a pada kanal 9 cukup tinggi yang mengakibatkan pantulan pada kanal ini rendah. Oleh karena itu, jika rasio antara reflektansi panjang gelombang 443 nm dengan 551 nm rendah, konsentrasi klorofilnya tinggi. Namun, SPL dari suatu perairan yang luas dapat digunakan untuk mengetahui pola distribusi SPL, kondisi arus di suatu perairan, dan interaksinya dengan perairan lain serta fenomena upwelling dan front di perairan tersebut yang merupakan indikator daerah potensi penangkapan ikan. Daerah yang mempunyai fenomena-fenomena tersebut umumnya merupakan perairan yang subur. Dengan diketahuinya daerah perairan yang subur tersebut, daerah penangkapan ikan dapat diketahui. Penentuan SPL dari pengukuran satelit dilakukan dengan radiasi inframerah pada panjang gelombang 3 μm – 14 μm. Pengukuran spektrum inframerah yang dipancarkan oleh permukaan laut sampai kedalaman 0,1 mm Hasyim dan Salma 1999 dalam Hariyadi 2009. Suwargana et al. 2002 menjelaskan kelebihan dari pemanfaatan teknologi penginderaan jarak jauh adalah tingginya frekuensi pengatan empat lintasan sehari dan biaya operasional yang jauh lebih murah jika dibandingkan