PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 1 STATUS GIZI

P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 3 Page 95 perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori : BBLR karena premature usia kandungan 37 minggu dan BBLR karena intrauterine growth retardation IUGR yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang dimana BBLR karena IUGR umumnya disebabkan karena status gizi ibu hamil yang buruk atau menderita sakit yang memperberat kehamilan. Gambar 68 Gambaran Bayi Berat Badan Lahir rendah di Kota Depok Tahun 2009-2013 Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok Berdasarkan laporan profil tahun 2011 diketahui dari 37.083 jumlah bayi lahir hidup ada 432 bayi yang BBLR 1,16. Jumlah BBLR tersebut menurun dibandingkan tahun 2010 468 kasus dan dari tahun 2007 terus mengalami kenaikan samapi tahun 2011 yang sedikit menurun dan pada tahun 2012 terdapat 826 kasus BBLR 2. Kenaikan jumlah bayi BBLR tersebut dapat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil atau adanya penyakit padaibu yang memperberat kehamilannya. Pada tahun 2013 sejumlah 501 1,2. Namun seluruh BBLR yang dilaporkan telah memperoleh penanganan sesuai prosedur. Untuk menekan angka BBLR dibutuhkan penanganan terpadu dengan lintas program dan lintas sektor karena P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 3 Page 96 timbulnya masalah penyakit dan status gizi berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan masyarakat.

I.1.2 STATUS GIZI BALITA

Gambar Pencanangan Bulan Penimbangan Balita Tahun 2014 Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan pengukuran antropometri yang menggunakan indeks berat badan menurut umur BBU dan dikategorikan dalam ”gizi lebih, gizi baik, gizi kurang dan gizi buruk”. Berdasarkan laporan profil, pada tahun 2011 diketahui dari hasil penimbangan pada 115.140 balita terdapat 5.195 balita 4,51 Gizi Lebih, 104.876 balita Gizi Baik 91,09, 4.940 balita gizi kurang 4,29 dan 129 balita gizi buruk 0,11 dan tahun 2012 dilaporkan bahwa dari 121.702 balita hasil penimbangan balita terdapat 4.7464 balita dengan gizi lebih,111.11291 balita gizi baik dan 5.563 5balita gizi kurang dan 120 balita 0,1 balita Gizi buruk. Tahun 2013 dari 111.340 balita ditimbang terdapat 7.970 7,16, balita gizi baik 98.262 88,23, balita gizi kurang 5.0514,54, balita Gizi buruk 87 orang 0,08. Namun semua balita gizi buruk yang dilaporkan telah ditangani sesuai prosedur. Lebih jelas terlihat pada gambar berikut ini: P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 3 Page 97 Gambar 69 Gambaran Status Gizi Balita di Kota Depok Tahun 2009-2013 Sumber :Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok Kondisi yang dapat dilihat dalam gambar diatas bahwa gizi baik jauh lebih banyak, tetapi masih terdapat beberapa kasus gizi yang lain dan untuk gizi buruk mengalami penurunan, gizi lebih dan gizi kurang masih mengalami peningkatan. Semua itu tidak terlepas dari kerja keras tenaga gizi yang reponsif menindaklanjuti apabila terdapat kasus BGM dilapangan sehingga kasus tidak berkembang menjadi gizi buruk namun tetap harus diwaspadai agar jumlah balita gizi buruk tidak bertambah dan dapat segera menangani balita gizi buruk lainnya.pada tahun 2012 dari 102.57186,0 balita yang ditimbang terdapat 76,04874,1 balita dengan BB naik dan 4,0233,9 balita BGM. Sedang balita Gizi Buruk yang mendapat perawatan adalah 120 orang 100. Tahun 2013 jumlah balita 111.370 jumlah balita gizi lebih 7.970 7,16, jumlah balita gizi baik 98.26288,23, jumlah balita gizi kurang 5.0514,54 dan jumlah balita gizi buruk 87 orang 0,08 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 3 Page 98 Gambar 70 Jumlah Balita Gizi Buruk yang mendapat Perawatan di Kota Depok Tahun 2010 sampai dengan 2013 Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok Pemeriksaan Balita Gizi Buruk Sumber : Seksi Kesga dan Gizi. Dari hasil penimbangan yang dilakukan tahun 2013 balita yang memiliki Berat Badan lebih berjumlah 4.108 3,71, Berat badan Normal 100.469 90,81, Berat badan kurang sejumlah 5.445 4,95 dan Berat badan sangat kurang 680 0,61. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 3 Page 99 Gambar 71 Status gizi balita menurut umur dan jenis kelamin di Kota Depok Tahun 2013 Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok Bila dilihat dari status gizi berdasarkan Tinggi Badan maka diperoleh balita laki-laki yang memiliki badan tinggi berjumlah 1,6863,36 dan perempuan sejumlah 2.301 4,21, Yang memiliki tinggi badan normal sejumlah balita laki-laki sejumlah 47,60085,62 dan perempuan 46.74585,56 jumlah balita dengan ukuran pendek laki-laki berjumlah 4.903 8,82 dan perempuan 3.984 7,29 dan ukuran tinggi yang sangat pendek jumlah laki-laki 1.1332,04 dan perempuan 1.1922,18 P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 3 Page 100 Gambar 72 Status gizi balita menurut umur dan tinggi badan jenis kelamin di Kota Depok Tahun 2013 Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok Kurang Vitamin A Tujuan pemberian kapsul vitamin A pada balita adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A pada balita. Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah kekurangan vitamin A KVA pada masyarakat. Peranan vitamin A juga dibuktikan dalam menurunkan secara bermakna angka kematian anak, maka selain untuk mencegah kebutaan, pentingnya pemberian vitamin A saat ini lebih dikaitkan dengan kelangsungan hidup, kesehatan dan pertumbuhan anak. Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Anak-anak yang mendapat cukup vitamin A, bila terkena diare, campak atau penyakit infeksi lain, maka penyakit-penyakit tersebut tidak mudah menjadi parah, sehingga tidak membahayakan jiwa anak. Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah bayi umur 6- 11 bulan diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI, anak balita umur 1-4 tahun diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan kapsul P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 3 Page 101 vitamin A 200.000 SI, sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pada bayi 6-11 bulan diberikan setahun sekali pada bulan Februari atau Agustus; dan untuk anak balita enam bulan sekali, yang diberikan secara serentak pada bulan Februari dan Agustus. Sedangkan pemberian kapsulvitamin A pada ibu nifas, diharapkan dapat dilakukan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas. Namun dapat pula diberikan di luar pelayanan tersebut selama ibu nifas tersebut belum mendapatkan kapsul vitamin A. Hasil laporan puskesmas di Bidang Pelayanan Kesehatan tahun 2011, cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita 98,53 . Pada tahun 2012 cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi 6-10 bulan sebesar 86,3 dan pada anak balita 73,04. Tahun 2013 Bayi 6-11 bulan mendapat vit A 18.805 41,3 dan anak balita yang mendapat vit A 2 kali 97.793 50,1. Gambar 73 Cakupan pemberian kapsul vitamin A 2x pada anak balita Di Kota Depok Tahun 2009-2013 Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok Sedangkan cakupan cakupan pemberian kapsul vitamin A pada Ibu Nifas pada tahun 2011 sebesar 63,0, tahun 2012 cakupan cakupan pemberian kapsul vitamin A pada Ibu Nifas sebesar 73,08 dan tahun 2013 ibu nifas yang mendapatkan vit A 38,966 91,2. P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 3 Page 102 Gambar 74 Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas Di Kota Depok Tahun 2011-2013 Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok

J. PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA, USIA SEKOLAH DAN REMAJA

Pelayanan kesehatan pada kelompok anak bayi,balita,pra sekolah,usia sekolah dan remaja dilakukan melalui Stimulasi,Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang SDIDTK pada bayi,balita dan anak pra sekolah serta pemeriksaan penjaringan kesehatan anak sekolah di Sekolah Dasar SD setingkat dan pelayanan kesehatan pasa remaja di Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Menengah Atas SMA setingkat. Cakupan SDIDTK bayi,balita dan anak pra sekolah adalah cakupan anak umur 0-5 tahun yang dilakukan stimulasi serta deteksi maupun intervensi dini terhadap kesehatan dan tumbuh kembangnya yang sesuai standar , dilakukan olh dokter,bidan,perawat maupun petugas kesehatan lainnya yang terlatih,paling sedikit 2 dua kali dalam 1 satu tahun,baik di dalam gedung puskesmas maupun di luar gedung, seperti posyandu,taman kanak-kanak maupun panti asuhan. Cakupan pemeriksaan penjaringan kesehatan anak sekolah di Sekolah dasar SD adalah cakupan Sekolah Dasar dan setingkat yang dilakukan pemeriksaan kesehatan terhadap peserta didik baru masuk SD oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih guru UKSdokter kecil di satu wilayah kerja P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 3 Page 103 pada kurun waktu yang sama. Cakupan pemeriksaan penjaringan kesehatan anak sekolah di SD setingkat Kota Depok Cakupan SDIDTK yang mendapat pelayanan kesehatan sebesar 73,87, tahun 2012 sebesar 98 dan tahun 2013 sebesar 92 Gambar 75 Jumlah Murid Mendapat Pelayanan Kesehatan Tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 Sumber : Seksi Kesga dan Gizi, 2013

K. PELAYANAN KESEHATAN PRA USILA 45-59 TH DAN USILA 60 TH

Seiring bertambahnya Umur Harapan Hidup UHH maka keberadaan para lanjut usia tidak dapat begitu saja diabaikan, sehingga perlu diupayakan peningkatan kualitas hidup bagi kelompok umur lanjut usia. Pelayanan kesehatan pra usila dan usila adalah penduduk usia 45 tahun ke atas yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar yang dilakukan oleh tenaga kesehatan baik di puskesmas, di posyandu lansia maupun di kelompok usia lanjut. Pada tahun 2011 cakupan pelayanan kesehatan bagi lansia sebesar 27,02 dan tahun 2012 sebesar 36,56, pada tahun 2013 sebesar 14,65. Pada tahun 2013 mengalami penurunan yang disebabkan karena sasaran yang digunakan sebagai acuan terlalu besar sebesar 90.259