P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 3 Page 79
melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan
kesehatan neonatal dasar tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan
mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi; pemberian vitamin K; manajemen terpadu balita muda MTBM; dan penyuluhan perawatan
neonatus di rumah menggunakan buku KIA. Cakupan kunjungan neonatal KN tahun 2009-2013, dapat diamati
pada gambar berikut ini.
Gambar 54 Cakupan Kunjungan Neonatal KN
Di Kota Depok Tahun 2009-2013
Sumber Laporan data seksi kesga dan gizi, 2013
Dari gambar di atas terlihat bahwa kunjungan neonatus di Kota Depok Pada tahun 2011, pelayanan KN2 kepada neonatus mengalami peningkatan
yang hanya mencapai 94, Di tahun 2012, jumlah cakupan KN 1 sebesar 40.020, kemudian KN2 sebesar 39.253, KN3 sebesar 38.227. tahun 2013
Cakupan KN1 sebanyak 42.66193,6 dan KN3 40.28288,4. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran ibu nifas untuk memeriksakan kesehatan
bayinya mulai meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2009 dan 2010. Upaya tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk memberikan kesadaran
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 3 Page 80
dan pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan dini kepada neonatus, sehingga dapat mendeteksi secara dini penyakit maupun
kelainan yang dialami neonatus.
F. PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi.
Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita biasanya antara 15- 49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan
kelahiran, wanitapasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alatcara KB. Tingkat pencapaian Pelayanan Keluarga Berencana dapat
digambarkan melalui cakupan peserta KB yang ditunjukan melalui kelompok sasaran program yang sedangpernah menggunakan alat kontrasepsi
menurut daerah tempat tinggal, tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Cakupan secara lengkap menurut kecamatan dan
puskesmas dari pelayanan KB dapat dilihat pada lampiran profil ini. Proporsi wanita umur 15-49 tahun berstatus menikah yang sedang
menggunakanmemakai alat KB, sebagai peserta KB baru tahun 2011
sebanyak 41.513 orang sedangkan peserta KB aktif sebanyak 224.315
orang. Banyaknya peserta KB aktif ini, disebabkan karena pencatatan dan pelaporan jumlah sasaran PUS yang belum akurat, sehingga banyak PUS
yang tidak tercatat, namun memperoleh pelayanan. Hal ini juga menunjukan
P r o f i l K e s e h a t a n K o t a D e p o k T a h u n 2 0 1 3 Page 81
bahwa kesadaran PUS untuk mencegah dan menjarangkan kehamilan sudah semakin baik.
Jenis alat kontrasepsi yang digunakan peserta KB selama tahun 2011, alat kontrasepsi yang banyak diminati adalah suntikan
21.961 orang dan pil KB 11.828 orang. Pada tahun 2012 Jumlah peserta KB Aktif Sebesar 224,127. Peserta
KB Aktif terbanyak yang menggunakan Suntik sebesar 8,8,pengguna KB Pil 8 ,Pengguna AKDR 0,7,Pengguna Implan sebesar 1 dan Pengguna
Kondom sebesar 0,7. Peserta KB Aktif Berikut gambar pengguna KB Aktif di Kota Depok. Pada tahun 2013 jumlah peserta KB aktif menurut jenis
kontrasepsi IUD sebanyak 16,3, MOP sebanyak 0,7,MOW 3,2,Implant 3,9. Jumlah MKJP 24,2, Peserta KB Non MKJP suntik 45,2,Pil
28,3,Kondom 2,3. Untuk lebih jelas dapat terlihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 55 Jumlah Pengguna KB Aktif MKJP Menurut jenis kontrasepsi
Di Kota Depok Tahun 2013
Sumber : BPMK Kota Depok