Syarat-Syarat dan Prosedur Permohonan Pailit

harta debitor pailit yang berada di luar negeri. Prinsip ini menekankan aspek internasional hukum kepailitan yang dikenal dengan cross border insolvency. 94 Sedangkan prinsip teritorial dimaknai bahwa putusan pailit dari suatu putusan pengadilan negara tertentu, hanya berlaku pada negara tertentu tersebut. Putusan pailit pada suatu negara tertentu tidak diakui dan tidak dapat dieksekusi oleh pengaidlan negara lain. Prinsip ini dinilai sebahagian ahli sebagai penghalang hukum kepailitan khususnya pemikiran-pemikiran yang berusaha melindungi kepentingan para kreditor. Sebab, harta kekayaan debitor yang ada di negara lain tidak serta merta dapat dilikuidasi. 95

E. Syarat-Syarat dan Prosedur Permohonan Pailit

Permohonan pailit dimohonkan atau diajukan ke Pengadilan Niaga yang diajukan 6 enam pihak-pihak antara lain: 96 1. Debitor sendiri. 2. Seorang atau beberapa orang kreditor. 3. Kejaksaan demi kepentingan umum. 4. Bank Indonesia dalam hal debitornya adalah bank. 5. Badan Pengawasn Pasar Modal Bapepam-LK menyangkut debitornya Perusahaan Efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpan dan Penyelesaian. 6. Menteri Keuangan dalam hal debitornya adalah perusahaan asuransi, perusahaan reasuransi, dana pensiun, Badan Usaha Milik Negara BUMN, dan lain-lain yang bergerak di bidang kepentingan publik. Kewenangan untuk mengajukan permohonan pernyataan pailit bagi perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi sepenuhnya ada pada Menteri Keuangan. Alasan ketentuan ini diperlukan untuk membangun tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi sebagai lembaga pengelola risiko dan sekaligus sebagai lembaga pengelola dana masyarakat 94 Ibid., hal. 47. 95 Ibid., hal. 48. 96 Sunarmi, Op. cit, hal. 34. Universitas Sumatera Utara yang memiliki kedudukan strategis dalam pembangunan dan kehidupan perekonomian. 97 Filosofi dari ketentuan Pasal 7 UUK dan PKPU adalah untuk melaksanakan efisiensi dan efektivitas beracara dalam hukum kepailitan sebab masalah kepailitan adalah masalah bisnis. Dengan melalui advokat dapat diminimalisir kendala-kendala beracara karena para advokat dianggap tahu hukum acara. Pasal 7 UUK dan PKPU menentukan bahwa permohonan kepailitan tersebut wajib diajukan melalui advokat kecuali jika pemohonnya adalah pihak Kejaksaan. Ketentuan Pasal 7 UUK dan PKPU ini merupakan suatu kemajuan dari hukum acara yang umum dianut dalam hukum acara perdata sebab dalam hukum acara perdata tidak dianut ketentuan yang mewajibkan kuasa kepada advokat. 98 Syarat-syarat atau kelengkapan yang harus dipenuhi oleh debitor mengajukan permohonan kepailitan antara lain: 99 1. Surat permohonan bermaterai dari advokat yang ditujukan kepada Ketua Pengadilan Niaga setempat. 2. Izinkartu advokat yang dilegalisir pada kepaniteraan Pengadilan Niaga setempat. 3. Surat Kuasa Khusus. 4. Surat tanda bukti diriKTP suami-istri yang masih berlaku bagi debitor perorangan, akta pendirian dan Tanda Daftar Perusahaan TDP yang dilegalisir bagi debitor perseroan terbatas, akta pendaftaran yayasanassosiasi yang dilegalisir bagi debitor yayasan atau partner, surat pendaftaran perusahaanbankperusahaan efek yang dilegalisir bagi pemohon kejaksaanBIBapepam. 5. Surat persetujuan suamiistri bagi debitor perseorangan, berita acara RUPS tentang permohonan pailit bagi debitor perseroan terbatas, putusan dewan pengurus bagi yayasanpartner. 6. Daftar aset dan kewajiban bagi debitor perorangan, neraca keuangan terakhir bagi perseroan terbatasyayasanpartenr. 7. Nama serta alamat debitor dan kreditor. 97 Penjelasan Pasal 2 ayat 5 UUK dan PKPU. 98 M. Hadi Shubhan, Op. cit., hal. 120. 99 Ibid. Lihat juga: Munir Fuady, Op. cit., hal. 15-19. Universitas Sumatera Utara Jika yang mengajukan dari pihak kreditor maka ditambah dengan beberapa kelengkapan antara lain surat perjanjian utang dan perincian utang yang tidak dibayar oleh pihak debitor. 100 Panitera mendaftarkan permohonan pernyataan pailit pada tanggal permohonan yang bersangkutan diajukan, dan kepada pemohon diberikan tanda terima tertulis yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dengan tanggal yang sama dengan tanggal pendaftaran. Permohonan pernyataan pailit diajukan kepada Ketua Pengadilan melalui panitera. 101 Pada dasarnya prosedur permohonan pernyataan pailit dibagi menjadi prosedur umum dan prosedur khusus. Pada prosedur umum, permohonan diajukan oleh pemohon melalui advokat. Sedangkan pada prosedur khusus, permohonan diajukan oleh debitor sendiri, seorang atau beberapa orang kreditor, kejaksaan demi kepentingan umum, BI dalam hal debitornya adalah bank, Bapepam-LK menyangkut debitornya Perusahaan Efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpan dan Penyelesaian, dan Menteri Keuangan dalam hal debitornya adalah perusahaan asuransi, perusahaan reasuransi, dana pensiun, BUMN, dan lain- lain yang bergerak di bidang kepentingan publik. 102 Setelah permohonan pernyataan pailit diterima oleh panitera pengadilan, maka prosedur selanjutnya dilalui menurut UUK dan PKPU adalah sebagai berikut: 103 1. Panitera menyampaikan permohonan pernyataan pailit tersebut kepada Ketua Pengadilan Niaga setempat 2 dua hari setelah pendaftaran Pasal 6 ayat 4. 100 Ibid. 101 Pasal 6 UUK dan PKPU. 102 Lilik Mulyadi, Op. cit., hal. 13-14. 103 Munir Fuady, Op. cit., hal. 12-15. Lihat juga: Lilik Mulyadi, Op. cit., hal. 30-33. Universitas Sumatera Utara 2. Pihak Pengadilan mempelajari permohonan pernyataan pailit tersebut dan segera menetapkan hari sidang 3 tiga hari setelah pendaftaran Pasal 6 ayat 5. 3. Pemanggilang sidang dilakukan selama 7 tujuh hari sebelum sidang pertama Pasal 8 ayat 2. 4. Sidang dilakukan 20 dua puluh hari sejak pendaftaran Pasal 6 ayat 6. 5. Sidang dapat ditunda jika ada hal-hal yang tidak trepenuhi selama 25 hari setelah didaftarkan Pasal 6 ayat 7. 6. Putusan permohonan pailit 60 enam puluh hari setelah didaftarkan Pasal 8 ayat 5. 7. Penyampaian salinan putusan kepada pihak yang berkepentingan 3 tiga hari setelah putusan Pasal 9. 8. Pengajuan dan pendaftaran permohonan kasasi dan memori kasasi langsung kasasi, tidak ada upaya banding selama kepada panitera pengadilan niaga di Pengadilan Negeri setempat Pasal 11 ayat 2 jo Pasal 12 ayat 1. 9. Panitera Pengadilan Negeri mengirimkan permohonan kasasi dan memori kasasi kepada pihak terkasasi 2 dua hari setelah pendaftaran permohonan kasasi Pasal 12 ayat 2. 10. Pihak terkasasi menyampikan kontra memori kasasi kepada pihak panitera Pengadilan Negeri setempat 7 tujuh hari sejak pihak terkasasi menerima dokumen kasasi. 11. Panitera Pengadilan Negeri menyampaikan kontra memori kasasi kepada pemohon kasasi 2 dua hari setelah kontra memori kasasi diterima Pasal 12 ayat 3. Universitas Sumatera Utara 12. Panitera Pengadilan Negeri menyampaikan berkas kasasi kepada Mahkamah Agung 14 empat belas hari setelah pendaftaran permohonan kasasi Pasal 13. 13. Mahkamah Agung mempelajari dan menetapkan hari sidang untuk kasasi 2 dua hari setelah permohonan kasasi diterima Mahkamah Agung Pasal 13 ayat 1. 14. Sidang pemeriksaan permohonan kasasi 20 dua puluh hari setelah tanggal permohonan kasasi diterima Mahakmah Agung Pasal 13 ayat 2. 15. Putusan kasasi 60 enam puluh hari setelah permohonan kasasi diterima oleh Mahkamah Agung Pasal 13 ayat 3. 16. Penyampaian putusan kasasi oleh Panitera Mahkamah Agung kepada Pengadilan Negeri 3 tiga hari setelah putusan kasasi diucapkan Pasal 13 ayat 6. 17. Juru Sita Pengadilan Negeri menyampaikan salinan putusan kasasi kepada pemohon kasasi, termohon kasasi, kurator, dan hakim pengawas selama 2 dua hari setelah putusan kasasi diterima Pasal 13 ayat 7. 18. Pengajuan Peninjauan Kembali PK dan pendaftarannya beserta bukti pendukung kepaniteraan Pengadilan Negeri dan pengajuan salinan permohonan peninjauan kembali dan salinan bukti pendukung kepada termohon peninjauan kembali. Tahap ini dilakukan 30 tiga puluh hari setelah putusan berkekuatan hukum tetap. Pasal 296 ayat 1 dan ayat 2 jo Pasal 297 ayat 1. 19. Penyampaian permohonan PK kepada MA selama 2 dua hari setelah pendaftaran permohonan PK Pasal 296 ayat 5. Universitas Sumatera Utara 20. Penyampaian salinan permohonan PK berikut bukti pendukung oleh panitera Pengadilan Negegeri kepada pemohon PK Pasal 297 ayat 2. 21. Pengajuan jawaban terhadap permohonan PK oleh termohon PK selama 10 sepuluh hari setelah pendaftaran perohonan PK Pasal 297 ayat 2. 22. Penyampaian jawaban termohon PK kepada panitera MA selama 12 dua belas hari setelag pendaftaran jawaban Pasal 297 ayat 4. 23. Pemeriksaan dan pemberian keputusan MA terhadap PK selama 30 tiga puluh hari setelah permohonan PK diterima panitera MA Pasal 298 ayat 1. 24. Penyampaian salinan putusan PK oleh MA kepada para pihak selama 32 tiga puluh dua hari setelah permohonan PK diterima panitera MA Pasal 298 ayat 3.

F. Pengurusan dan Pemberesan Harta Debitor Pailit oleh Kurator