Askep minimal Askep sedang Askep agak berat Analisa Situasi

32 Tabel 1. Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di ruang Anyelir berdasarkan kategori asuhan keperawatan menurut Depkes 2002 No Kategori Rata-rata jumlah pasienhari Rata-rata jam perawatanhari Total perawatanhari

1. Askep minimal

4 2 8

2. Askep sedang

- - -

3. Askep agak berat

- - -

4. Askep maksimal

- - - 4 8 1 Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah: Jumlah total perawatan = 8 = 1,14 Jam efektif perawat 7 2 Jumlah hari libur loss day: Jumlah hari minggutahun + cuti + hari besar x jumlah perawat Jumlah hari kerja efektif 52+7+14 x 1,14 = 0,29 = 0,3 286 3 Pekerjaan Non Keperawatan Jumlah perawat yang dibutuhkan + jumlah hari libur x 25 1,14 + 0,3 x 0,25 = 0,36 4 Jumlah kebutuhan perawat: Universitas Sumatera Utara 33 Jumlah perawat yang dibutuhkan + Jumlah hari libur + Pekerjaan non keperawatan 1,14 + 0,3 + 0,36 = 2,1 Maka jumlah perawat yang dibutuhkan di ruang rawat inap RA4 bedah saraf menurut Depkes adalah 2,1 orang + 1 orang kepala ruangan = 3 orang. Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan menurut rumus Douglas bahwa perawat yang dibutuhkan sebanyak 5 orang, sehingga jika dibandingkan dengan jumlah perawat di ruangan Anyelir didapat kelebihan tenaga sebanyak 9 orang. Sedangkan menurut Depkes, dibutuhkan sebanyak 3 orang perawat sehingga kelebihan tenaga sebanyak 11 orang. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan menyatakan bahwa selama ini perawat melakukan tugas di luar nursing job seperti administrasi ruangan dilakukan oleh perawat. Rumah sakit memberi kesempatan izin belajar pada tenaga perawatbidan untuk meningkatkan pendidikannya, dimana perawat bidan yang ingin melanjutkan pendidikan terlebih dahulu membuat permohonan izin kuliah kepada kepala divisi keperawatan kemudian kepala divisi keperawatan akan menyampaikannya kepada kepala divisi SDM RS yang akan diteruskan kepada kepala RS. Setelah disetujui oleh kepela RS, maka kepela divisi keperawatan akan mengeluarkan jadwal tugas agar tidak mengganggu perkuliahan perawatbidan yang melanjutkan pendidikannya. Saat ini tidak ada bidanperawat di ruang anyelir yang sedang mengikuti pendidikan. Kepala Poliklinik mengatakan bahwa minat bidan di Ruang Anyelir untuk melanjutkan pendidikannya kurang karena Universitas Sumatera Utara 34 faktor biaya dimana rumah sakit tidak menanggung biaya pendidikan pegawai dan sumber dananya merupakan biaya pribadi. Rumah sakit memberi kesempatan pada tenaga perawatbidan untuk mengikuti pelatihan dimana pelatihan yang pernah diikuti oleh bidan di ruang Anyelir adalah sebanyak 1 kali yaitu pelatihan tentang manajemen asuhan keperawatan. Ruang Anyelir tidak memiliki jadwal pertemuan secara teratur. Masalah- masalah yang terjadi dan informasi-informasi baru yang harus disosialisasikan dilakukan dalam pertemuan yang tidak terjadwal tergantung dari kebutuhan. Masalah yang terjadi akan diselesaikan terlebih dahulu oleh kepala ruangan dan apabila tidak terselesaikan makan akan diselesaikan oleh kepala divisi keperawatan. Kepala poliklinik mengatakan bahwa masalah-masalah yang terjadi selalu bisa diatasi dengan baik. Kepala Poliklinikruangan memberi teguran kepada perawat yang lalai, malas atau memiliki kinerja yang buruk. Teguran secara lisan diberikan sebanyak 3 kali, apabila tenaga perawat yang mendapat teguran tidak dapat melakukan perbaikan, maka diberikan punishment berupa laporan Kepala poliklinikruangan kepada Divisi Keperawatan. Kepala Poliklinik mengatakan bahwa semua anggotanya selalu menanggapi teguran-teguran yang diberikan dengan baik. Hasil kuesioner kepuasan kerja perawat yang dibagikan kepada 8 orang bidan di ruang Anyelir didapatkan data bahwa 12,5 menyatakan tidak puas dengan perlakuan atasan selama bekerja, 75 menyatakan cukup puas, dan 12,5 menyatakan puas. Universitas Sumatera Utara 35 Dari hasil pengolahan kuesioner kepuasan pasien yang dibagikan kepada 5 orang pasien inap di Ruang Anyelir menyatakan 100 pasien rawat inap puas dengan pelayanan di Ruang Anyelir 3. Kolaborasi dan Koordinasi Kolaborasi dan koordinasi dengan tim kesehatan lain yaitu dokter cukup baik. Perawat dan dokter biasanya berdiskusi bersama sebelum mengambil keputusan ataupun tindakan kepada pasien terutama jika pasien perlu melakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.

b. Metode

Ruang Anyelir memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat umum, memiliki dasar dan perkembangan yang utama yaitu visi, misi, tujuan dan motto RS G.L Tobing Tanjung Morawa yang telah dijadikan standar. Berikut adalah Visi dan Misi RS G.L Tobing Tanjung Morawa : Visi RS G.L Tobing Tanjung Morawa: ”Menjadi rumah sakit rujukan yang mandiri, unggulan, dan berdaya saing” Misi RS G.L Tobing Tanjung Morawa: 1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna khususnya terhadap karyawan PT. Perkebunan Nusantara-II persero dan keluarganya. 2. Melaksanakan manajemen rumah sakit secara profesional 3. Membangun kepercayaan pelanggan melalui sumber daya manusia yang profesional, berkualitas, dan berbudaya kerja prima 4. Memberikan konstribusi yang optimal bagi perusahaan maupun masyarakat sekitar Universitas Sumatera Utara 36 5. Menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan serta menciptakan nilai tambah Tujuan RS G.L Tobing Tanjung Morawa: “ Menjadikan Rumah Sakit Perkebunan-II sebagai pilihan utama pelayanan kesehatan bagi masyarakat kesehatan dan sekitarnya Motto RS G.L Tobing Tanjung Morawa: ”Kami Peduli Kesehatan Anda” Sedangkan misi, falsafah, motto dan tujuan bidang keperawatan RS dr. G. L. Tobing adalah : Misi RS G.L Tobing Tanjung Morawa: 1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit melalui pelayanan keperawatan dan kebidanan yang berkualitas. 2. Mengembangkan SDM keperawatan dan kebidanan melalui pendidikan berkelanjutan untuk melaksanakan keperawatan dan kebidanan yang profesional. Falsafah Keperawatan : “Memberikan pelayanan terpadu secara profesional kepada pasien dan keluarga dengan cinta kasih untuk meningkatkan mutu kesehatan” Universitas Sumatera Utara 37 Motto Keperawatan : “RSGLT “ : Ramah Senyum Gigih Lues Terampil Tujuan Umum: 1. Memberikan pelayanan keperawatan yang menjamin keselamatan pasien. 2. Memberikan pelayanan yang prima dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan pasien berdasarkan standar profesi keperawatan standar asuhan keperawatan SAK, standar etika keperawatan, standar komunikasi terapeutik, standar prosedur operasional SPO. 3. Menciptakan lingkungan kerja yang kondusifdalam meningkatkan produktivitas kerja. 4. Meminimalkan infeksi nosokomial. 5. Memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Ruang Anyelir belum memiliki Standar Asuhan Kebidanan SAK yang menjadi dasar pemberian asuhan kebidanan tetapi sudah memiliki Standar Prosedur Operasional SPO. Adapun tujuan khusus pelayanan keperwatan ruang Anyelir adalah : 1. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi 24 jam pertama. Universitas Sumatera Utara 38 2. Melibatkan keluarga dalam proses persalinan untuk meminimalkan rasa sakit. 3. Meningkatkan hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi melalui IMD dan Rooming In. 4. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang menyusui, memandikan, pemberian nutrisi, imunisasi, dan personal hygiene membersihkan tali pusat. 5. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang senam hamil. 6. Meminimalkan hari rata-rata rawat 1-2 hari. Berdasarkan hasil observasi, bidan belum optimal menjalankan SAK, SOP, serta pendokumentasian asuhan kebidanan pada setiap pasien. Ruangan juga memiliki buku dokumentasi tindakan yang diberikan kepada pasien. Berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga hanya dilakukan oleh bidan saat memberikan tindakan medis kepada pasien. Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan tanpa media tetapi hanya berupa pemberian informasi dan diskusi. Hasil observasi penulis selama praktek di Ruang Anyelir bahwa mahasiswa juga jarang melakukan pendidikan kesehatan karena kurangnya penekanan dari perawat ruangan kepada mahasiswa untuk melakukan pendidikan kesehatan dan kesadaran mahasiswa itu sendiri akan manfaat pendidikan kesehatan kepada pasien. Pelayanan kesehatan di ruang Anyelir dilakukan oleh bidan dan dokter melakukan visite sesuai dengan jadwal kunjungan yang telah ditentukan. Pengisian buku status kesehatan pasien seperti asuhan keperawatan dilakukan bidan di ruang Anyelir. Berdasarkan observasi yang dilakukan, bidan selalu Universitas Sumatera Utara 39 mendampingi mahasiswa praktik saat melakukan tindakan keperawatan kebidanan kepada pasien. Metode asuhan kebidanan di Ruang Anyelir menggunakan metode Fungsional. Ruang Anyelir terdiri atas beberapa penanggung jawab PJ dan tiap PJ melakukan tugasnya sesuai tanggung jawab. Dari hasil observasi dan wawancara diperoleh bahwa pelaksanaan metode fungsional ini belum dilakukan dengan baik karena bidan di Ruang Anyelir melakukan tugas rangkap juga sebagai perawat. Selanjutnya, hasil pengkajian melalui wawancara dengan Kapoli didapatkan bahwa sistem pendelegasian tugas keperawatan di Ruang Anyelir belum jelas karena belum adanya sistem pendelegasian secara tertulis yang dibuat oleh RS G. L. Tobing. Dalam penerapannya, pendelegasian tugas dilakukan secara tertulis yaitu pendelegasian tugas yang dilakukan kepala ruangan dan kepela poliklinik kepada perawat pelaksana secara langsug. Supervisi biasanya dilakukan oleh Kepala Bidang Keperawatan RS GL. Tobing dengan waktu yang tidak ditetapkan. Supervisi dilakukan secara nonformal selama pelayanan. Kepala ruangan maupun poliklinik tidak pernah melakukan supervisi untuk menilai kinerja perawat. Pengelolaan peralatan dilakukan bidan yang bertanggung jawab dalam mengelola peralatan inventaris. Biasanya pengecekan alat-alat medis dilakukan setiap pergantian shift. Tetapi pemeriksaan kondisi peralatan dan keadaan ruangan secara keseluruhan tidak dilakukan secara teratur. Universitas Sumatera Utara 40

c. Money

Ruang Anyelir memiliki sistem keuangan yang diatur langsung oleh rumah sakit baik untuk pelayanan maupun untuk penggajian pegawai ruangan. Tenaga perawat memperoleh gaji sesuai dengan golongan jabatan masing-masing di ruangan. Sistem pembayaran pasien juga dikelola langsung oleh bagian keuangan rumah sakit dan jenis pembayaran tergantung pada jaminan yang digunakan pasien.

d. Material

Pengajuan logistik sarana maupun prasarana ruangan Anyelir dilakukan secara periodik misalnya 6 bulan sekali. Untuk pengajuan logistik bahan habis pakai seperti jelly dilakukan dengan membuat permohonan amprahan ke apotik rumah sakit saat barang-barang tersebut diperlukan. Pengelolaan alat di Ruang Anyelir, sebagai berikut : 1. Penggunaan alat tenun, seperti laken, selimut, sarung dan bantal disediakan oleh RS. Penggantian alat-alat tenun dilakukan setiap seminggu sekali. Pencucian alat tenun dilakukan secara sentrallisasi di ruang laundry, ruang Anyelir hanya mengantar alat tenun yang kotor. Penyimpanan alat tenun dilakukan secara baik, yaitu disimpan dalam lemari. 2. Perawatan untuk alat rumah tangga seperti tempat tidur dilakukan dengan perbaikan bila terjadi kerusakan, sedangkan untuk bantal, tilam dan lainnya disimpan di gudang. 3. Sudah terdapat pemisahan dalam penggunaan tempat sampah, baik tempat sampah benda tajam, tempat sampah infeksi dan non infeksi. Universitas Sumatera Utara 41

2. Analisa Situasi

a. Man

Kekuatan Strenght Kelemahan Weakness Kesempatan Opportunity Ancaman Threatened • Seluruh tenaga bidan di ruang anyelir RS GL. Tobing merupakan lulusan D3 Kebidanan. • Semua perawatbidan RUANG ANYELIR memiliki pengalaman kerja yang cukup lama 23 tahun. • Dari hasil kuesioner didapat data bahwa 100 perawatbidan menyatakan cukup puas dengan pekerjaanya. • Dari hasil kuesioner kepuasan pasien diperoleh data bahwa 100 pasien merasa cukup puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawatbidan.Adanya pembagian waktu kerja • Pegawai kurang optimal dalam melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien. • Belum memiliki SAK. • Belum menjalankan SPO secara optimal. • Pendidikan kapolikaru yang tidak mencapai standar keprofesionalan seorang karukapoli. • Tidak adanya beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. • Adanya mahasiswa yang praktek di ruang anylir rata- rata 2-4 orang per minggu. • RS. G.L Tobing memberi kesempatan kepada pegawai-pegawai yang berkeinginan melanjutkan pendidikan. • Adanya persaingan mutu pelayanan dengan rumah sakit lain sehingga harus meningkatkan mutu pelayanan. • RS G.L. Tobing merupakan rumah sakit tipe C. • Era globalisasi yang menuntut adanya pelayanan keperawatan kebidanan yang berkualitas dan bermutu. Universitas Sumatera Utara 42 yakni 3 shift pagi, siang dan malam. • Pegawai mendampingi pasien saat visite dokter. • Sebanyak 100 pasien menyatakan puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawatbidan di ruang Anyelir. b. Method Kekuatan Strenght Kelemahan Weakness Kesempatan Opportunity Ancaman Threatened • Ruang Anyelir sudah memiliki struktur organisasi yang jelas. • Ruang Anyelir memilik Standar Prosedur Operasional SPO. • Adanya ketetapan jadwal buka- tutup dan sudah terlaksana dengan baik • Setiap ada konflik langsung diselesaikan bersama-sama • Dari hasi kuesioner yang • Ruang Anyelir belum memiliki Standar Asuhan Kebidanan yang jelas. • Ruang Anyelir belum memiliki alur pendelegasian tugas yang jelas belum memiliki sistem pendelegasian tugas secara tertulis. • Tidak ada jadwal pertemuan rutin pegawai di ruang • RS GL. Tobing memberikan pelayanan pada pasien Jamsostek, Jamkesmas, dan umum. • Adanya tuntutan akan pelayanan keperawatan yang lebih profesional Universitas Sumatera Utara 43 dibagikan, didapat bahwa 12,5 menyatakan tidak puas dengan perilaku pemimpin, 75 cukup puas, dan 12,5 puas. Anyelir • Supervisi hanya dilakukan oleh kepala bidang keperawatan dengan waktu yang tidak ditentukan. • Dokumentasi Asuhan kebidanan belum optimal dilaksanakan

c. Money

Kekuatan Stenght Kelemahan Weakness Kesempatan Opportunity Ancaman Ihreatened • Ruangan Ruang Anyelir memiliki sistem budgeting yang diatur langsung oleh direktorat Rumah Sakit baik untuk pelayanan maupun untuk penggajian pegawai ruangan. • Tunjangan diberikan sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan oleh RS GL. Tobing • Sistem pembayaran biaya • Sistem pembayaran gaji pegawai yang masih manual. • Adanya bantuanjaminan pembayaran bagi masyarakat miskin melalui JAMKESMAS jaminan kesehatan msyarakat, Jamsostek Jaminan Sosial dan Tenaga Kerja, • RS GL Tobing memberikan tunjangan seperti tunjangan kontrakan rumah, tunjangan transportasi, • Rumah sakit lain yang mempunyai donaturyayasan untuk meningkatkan kebutuhan rumah sakit dengan dana yang tinggi. Universitas Sumatera Utara 44 d. Material pelayanan kesehatan di bagian keuangan RS GL Tobing. tunjangan jabatan. Kekuatan Strenght Kelemahan Weakness Kesempatan Opportunity Ancaman Threatened • Perawatan alat-alat dilakukan setiap saat setelah alat dipakai ataupun pasien keluar dari ruangan yaitu dengan dibersihkan dan dirapikan. • R R u u a a n n g g A A n n y y e e l l i i r r m m e e m m i i l l i i k k i i 1 1 b b e e d d . . • R R u u a a n n g g a a n n s s u u d d a a h h m m e e m m i i l l i i k k i i p p e e m m b b u u a a n n g g a a n n s s a a m m p p a a h h m m e e d d i i s s d d a a n n n n o o n n m m e e d d i i s s . . • R R u u a a n n g g a a n n m m e e m m i i l l i i k k i i s s a a r r a a n n a a k k o o m m u u n n i i k k a a s s i i t t i i d d a a k k l l a a n n g g s s u u n n g g s s e e p p e e r r t t i i p p a a p p a a n n p p e e n n g g u u m m u u m m a a n n y y a a n n g g d d a a p p a a t t d d i i m m a a n n f f a a a a t t k k a a n n . . • Adanya operan alat-alat medis setiap hari namun, belum ada pendokumentasian data setiap hari. • Tidak adanya penanggungjawab terhadap peralatan yang rusak di Ruang Anyelir. • Adanya keterbatasan alat- alat medis • Belum adanya label nama tempat sampah medis dan non-medis, benda tajam. • Adanya kebutuhan dana anggaran dari PTPN 2 yang memasok dan mensubsidi peralatan di rumah sakit. • Rumah sakit lain yang mempunyai fasilitas yang lebih lengkap. Universitas Sumatera Utara 45

3. Rumusan Masalah