Asuhan Keperawatan Landasan Teori 1. Pengertian

64 ini dapat digunakan sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan nifas Sikhan, 2009 . Kemandirian ibu nifas dalam merawat diri dan bayinya dipengaruhi oleh usia ibu, tipe persalinan, dukungan, pengetahuan ibu, kondisi bayi, jumlah persalinan, tingkat kelelahan kondisi fisik ibu. Tindakan seksio sesarea mempengaruhi kesehatan fisik ibu yang akan mempengaruhi kemampuan dan kemandirian ibu dalam perawatan diri Bobak, 2004.

6. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian Adapun pengkajian pada pasien pasca persainan normal menurut Bobak 2005 meliputi : 1 Pengkajian data dasar klien Tinjau ulang catatan prenatal dan intraoperatif dan adanya indikasi untuk kelahiran abnormal. Sedangkan cara pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, pemeriksaan fisik melalui inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. 2 Identitas lien • Identitas klien meliputi : nama, usia, status perkawinan, pekerjaasn, agama, pendidikan, suku, bahasa yang digunakan, sumber biaya, tanggal masuk rumah sakit dan jam, tanggal pengkajian, alamat rumah. • Identitas suami meliputi : nama, suami, usia, pekerjaan, agama, pendidikan, suku. Universitas Sumatera Utara 65 3 Riwayat Keperawatan a Riwayat keperawatan Data yang perlu dikaji antara lain : keluhan utama saat masuk rumah sakit, factor-faktor yang mungkin mempengaruhi, adapun yang berkatan dengan diagnose yang perludikaji dalam peningkatan darah, eliminasi, mual dan muntah, penambahan berat badan, edema, pusing, sakit kepala, diplopia, nyeri epigastrik. b Riwayat Kehamilan Informasi yang dibutuhkan adalah para dan gravid, kehamilan yang direncanakan, maslah saat hamil atau antenatalcare ANC dan imunisasi yang diberikan pada ibu selama hamil. c Riwayat Melahirkan Data yang ahrus dikaji adlah tanggal melahirkan, lamanya persalinan, posisi fetus, tipe melahirkan, analgetik, maslah selama melahirkan, jahitan pada perineum dan perdarahan. d Data Bayi Data yang harus dikaji meliputi : jenis kelamin, dan berat badab bayi. Ksulitan dalam melahirkan, apgar score, untuk menyusui atau pemberian susu formula dan congenital yang tampak pada saat dilakukan pengkajian. e Pengkajian masa nifas atau postpartum pengkajian yang dilakukan meliputi keadaan umum. Tingkat aktivitas setelah melahirkan, Universitas Sumatera Utara 66 gambaran lochea, keadaan perineum, abdomen, payudara, episiotomy, kebersihan menyusui dan respon orang terhadap bayi. 4 Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada ibu masa nifas atau pasca partum yaitu : a Rambut Kaji kekuatan rambut klien karena sebab diet yang baik selama masa hamil dan mempunyai rambut yang segar dan kuat. b Muka Kaji adanya edema pada muka yang dimanifestasikan dengan kelopak mata yang bengkak atau lipatan kelopak mata bawah meninjol. c Mata Kaji warna konjungtiva bila berwarna merah dan basah berarti normal sedangkan bila berwarna pucat berarti ibu mengalami anemia dan jika konjungtiva kering maka ibu mengalami dehidrasi. d Payudara Kaji pembesaran, ukuran, bentuk, konsistensi, warna payudara dan kaji kondisi putting, kebersihan putting, adanya asi. e Uterus Inspeksi bentuk perut ibu mengetahui adanya distensi pada perut, palpasi juga tinggi fundus uterus, konsistensi serta kontraksi uterus. f Lochea Universitas Sumatera Utara 67 Kaji lochea meliputi karakter, jumlah, warna, bekuan darah yang keluar dan baunya. g System Perkemihan Kaji kandung kemih dengan palpasi dan oerkusi untuk menentukan adanya distensi pada kandung kemih yang dilakukan pada abdomen bagian bawah. h Perineum Pengkajian dilakaukan pada ibu dengan menempatkan ibu pada posisi sinus inspeksi adanya tanda-tanda “REEDA” Redness atau kemerahan, Echymosis atau perdarahan bawah kulit, Edema atau bengkak, dischargeatau perubahan lochea, Approximation atau pertautan jaringan i Ekstremitas bawah Ekstremitas atas dan bawah dapat bergerak bebas, kadang ditemukan oedema, varises pada tungkai, ada atau tidaknya tromboflebitis karena penurunan aktifitas dan reflex patella baik. j Tanda-tanda Vital Kaji tanda-tanda vital meliputi sushu, nadi, pernafasan dan tekanan darah selama 24 jam pertama masa nifas pasca partum. 5 Pemeriksaan penujang a Jumlah darah lengkap hemoglobin atau hematokrit HbHt : mengkaji perubahan dari kadar praoperasi dan mengevalusai efek dari kehilanagn darah pada pembedahan. Universitas Sumatera Utara 68 b Urinalis : kultur urine, darah, vaginal dan lochea, pemeriksaan tambahan didasrkan pada kebutuhan individual. b. Diagnosa Keperawatan menurut NIC NOC a Nyeri berhubungan dengan injuri fisik trauma jalan lahir, episiotomi. b Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan darah dan intake ke oral c Konstipasi d Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal e Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tindakan invasif, paparan lingkungan patogen f Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan g Ketidak efektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang cara perawatan payudarabagi ibu menyusui. Universitas Sumatera Utara 69 c. Tujuan, Kriteria Hasil dan Intervensi Keperawatan menurut NIC NOC. No. Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi 1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri Tujuan: • Mengatakan bahwa rasa sakit telah terkontrol dihilangkan Dengan Kriteria evaluasi: • Tampak rileks • Dapat beristirahattidur Ikut serta dalam aktivitas sesuai kemampuan Aktivitas Keperawatan • Catat umur dan berat pasien, masalah medispsikologis yang muncul kembali, sensitivitas idiosinkatrik analgesic dan proses intraoperasi mis: ukuranlokasi insisi, penggantian saluran, zat-zat anestesi yang digunakan • Evaluasi rasa sakit secara regular, catat karakteristik, lokasi dan intensitas skala -10 • Catat munculnya rasa cemastakut dan hubungkan dengan lingkungan dan persiapkan untuk prosedur • Kaji tanda-tanda vital, perhatikan takikardia, hipertensi dan peningkatan pernafasan, bahkan jika pasien menyangkal adanya rasa sakit • Kaji penyebab ketidaknyamanan yang mungkin selain dari prosedur operasi • Berikan informasi mengenai sifat ketidaknyamanan, sesuai kebutuhan • Lakukan reposisi sesuai petunjuk, misalnya posisi semi fowler, miring • Dorong penggunaan teknik relaksasi misalnya latihan napas dalam, bimbingan imajinasi, visualisasi • Berikan perawatan oral regular • Observasi efek analgesik Aktivitas Kolaborasi: Universitas Sumatera Utara 70 • Berikan obat sesuai petunjuk • Analgesik IV • Analgesik dikontrol pasien ADP • Analgesik lokal misalnya blok epidural 2. Kekurangan volume cairan Tujuan: Kekurangan volume cairan akan teratasi, dibuktikan dengan keseimbangan cairan, keseimbangan elektrolit dan asam- basa, hidrasi yang adekuat , dan status nutrisi yang adekuat; Asupan makanan dan cairan Dengan kriteria hasil: • Pasien akan tidak memiliki konsentrasi urine yang berlebihan • Pasien akan tidak mengalami haus yang tidak normal • Pasien akan memiliki keseimbangan asupan dan haluaran yang seimbang dalam 24 jam • Pasien akan menampilkan hidrasi yang baik membran mukosa lembab, mampu berkeringan • Pasien akan memiliki asupan cairan oral dan atau intravena Aktivitas Keperawatan: • Pantau warna, jumlah, dan frekuensi kehilangan cairan • Observasi kehilangan cairan yang tinggi elektrolit Misalnya diare, drainase luka, pengisapan nasogastrik, diaphoresis • Pantau perdarahan • Identifikasi faktor yang berkontribusi terhadap bertambah buruknya dehidrasi Misalnya, obat-obatan, deman, stres, dan program pengobatan • Tinjau ulang elektrolit, terutama natrium, kalium, klorida, dan kreatinin • Kaji adanya vertigo atau hipotensi postural • Kaji orientasi terhadap orang, tempat, dan waktu • Timbang berat badan dan pantau kemajuannya • Tentukan jumlah cairan yang masuk selama 24 jam • Tingkatkan asupan oral Misalnya, berikan cairan oral yang disukai pasien, letakkan pada tempat yang mudah dijangkau, berikan sedotan. Aktivitas Kolaboratif: • Laporkan dan catat haluaran urin • Berikan terapi IV sesuai dengan anjuran • Laporkan abnormalitas elektrolit Universitas Sumatera Utara 71 yang adekuat. Pendidikan untuk pasien dan keluarga: • Anjurkan pasien untuk menginformasikan perawat bila pasien haus 3. Konstipasi Tujuan: Kemampuan saluran gastrointestinal untuk membentuk dan mengeluarkan feses secara aktif dengan kriteria hasil : • Pola eliminasi dalam rentang yang diharapkan, feses lembut dan berbentuk • Mengeluarkan feses tanpa bantuan • Mengonsumsi cairan dan serat dengan adekuat • Latihan dalam jumlah yang adekuat • Menunjukkan pengetahuan program defekasi yang dibutuhkan untuk mengatasi efek samping pengobatan • Melaporkan keluarnya feses dengan berkurangnya nyeri dan mengejan Aktivitas Keperawatan: • Kaji dan dokumentasikan : • Warna dan konsistensi feses pertama pasca operasi. Frekuensi, warna, dan konsistensi feses, keluarnya flatus, adanya impaksi, tidak adanya bising usus dan distensi abdomen pada keempat kuadran. • Pantau tanda dan gejala ruptur usus dan atau peritonitis • Identifikasi faktor misalnya pengobatan,tirah baring, dan diet yang dapat menyebabkan atau berkontribusi terhadap konstipasi. • Ajarkan masalah dan rasional tindakan kepada pasien. • Ajarkan kepada pasien keluarga bagaimana untuk mempunyai catat harian makanan. • Anjurkan pasien pasien untuk meminta obat nyeri sebelum defekasi untuk memudahkan keluarnya feses tanpa nyeri. • Anjurkan aktivitas optimal untuk merangsang eliminasi defekasi untuk memudahkan keluarnya feses tanpa nyeri. • Anjurkan aktivitas optimal untuk merangsang eliminasi defekasi pasien. • Berikan privasi dan keamanan untuk pasien selama eliminasi defekasi. • Berikan perawatan dalam sikap yang menerima, tidak menghakimi. • Sediakan cairan sesuai dengan pilihan pasien. Aktivitas Kolaboratif: • Konsultasikan kepada ahli gizi untuk meningkatkan serat dan cairan Universitas Sumatera Utara 72 diet. • Minta program dari dokter untuk memberikan bantuan eliminasi, seperti diet serat, pelembut feses, enema, dan laksatif. • Konsultasikan kepada dokter tentang penurunan peningkatan frekuensi bising usus. • Konsultasikan kepada dokter jika tanda dan gejala krastipasi atau impaksi terus berlangsung. Pendidikan untuk Pasien dan Keluarga: • Informasi kepada pasien kemungkinan konstipasi yang dirangsang oleh obat. • Instruksikan pasien dalam bantuan eliminasi defekasi yang akan meningkatkan pola defekasi yang akan meningkatkan pola defekasi yang optimal di rumah. • Ajarkan kepada pasien tentang efek diet misalnya, cairan dan serat pada eliminasi. • Instruksikan pasien tentang konsekuensi penggunaan laksatif jangka panjang. • Tekankan penghindaran mengenjan selama defekasi untuk mencegah perubahan pada tanda vital, sakit kepala atau perdarahan. • Ajarkan etiologi masalah dan rasional tindakan kepada pasien. 4. Gangguan pola tidur Tujuan: Pasien akan menunjukkan tidur yang baik Dengan kriteria hasil: • Jumlah jam tidur tidak terganggu Aktivitas Keperawatan: • Tentukan efek samping pengobatan pada pola tidur pasien • Pantau pola tidur pasien dan catat hubungan faktor-faktor fisik misalnya, fisiologis, psikologis, gaya hidup, perubahan shift kerja yang sering, perubahan zona waktu yang cepat, jam kerja panjang yang berlebihan, dan faktor-faktor lingkungan lainnya yang dapat Universitas Sumatera Utara 73 • Tidak ada masalah dengan pola, kualitas, dan rutinitas tidur atau istirahat • Perasaan segar setelah tidur atau istirahat • Tidur siang yang sesuai usia • Terjaga dengan waktu yang sesuai berpengaruh pada gangguan pola tidur Aktivitas Kolaborasi: • Diskusikan dengan dokter tentang perlunya meninjau kembali program pengobatan jika berpengaruh pada pola tidur • Dukung penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor fase tidur REM Aktivitas Lain: • Hindari suara keras dan penggunaan lampu saat tidur malam, berikan lingkungan yang tenang, damai, dan minimalkan gangguan • Cari teman sekamar yang cocok bagi pasien, jika memungkinkan • Bantu pasien untuk mengidentifikasi fakktor-faktor yang menyebabkan kurang tidur, seperti ketakutan, masalah yang tidak terselesaikan, dan konflik. • Yakinkan kembali pasien bahwa iritabilitas dan perubahan mood adalah konsekuensi umumyang menyebabkan deprivasi tidurFasilitasi untuk mempertahankan rutinitas waktu tidur pasien, pertanda keperluan sebelum tidur, dan benda-benda yang familiar misalnya untuk anak-anak, mainan selimut yang disukai, ayunan, dot, atau dongeng sebelum tidur ; untuk orang dewasa, buku-buku bacaan jika diperlukan • Ajarkan pasien untuk menghindari makanan dan minuman pada jam tidur yang dapat mengganggu tidur • Bantu pasien untuk membatasi tidur di siang hari dengan meyediakan aktivitas yang meningkatkan kondisi terjaga, jika diperlukan • Lakukan pijatan yang nyaman, pengaturan posisi, dan sentuhan Universitas Sumatera Utara 74 afektif • Berikan tidur siang, jika diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tidur • kelompokkan aktivitas perawatan untuk meminimalkan tindakan yang dapat membangunkan; berikan siklus tidur minimal 90 menit 5. Resiko tinggi infeksi Tujuan: Faktor resiko infeksi akan hilang Dengan kriteria hasil: • Tanda-tanda vital normal • Terbebas dari tanda atau gejala infeksi • Menunjukkan hygiene pribadi yang adekuat • Mengindikasikan status gastrointestinal, pernapasan, genitourinaria, dan imun dalam batas normal • Menggambarkan faktor yang menunjukkan penularan infeksi • Melaporkan tanda atau gejala infeksi serta mengikuti prosedur pernapasan dan pemantauan. Aktivitas Keperawatan: • Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan • Monitor TTV dan catat adanya peningkatan suhu tubuh • Pantau adanya tanda-tanda septicemia seperti perubahan status mental bingung, stupor • Monitor pernafasan, suara nafas untuk mengkaji adanya infeksi saluran nafas • Lakukan tindakan invasif secara steril • Pertahankan masukan nutrisi adekuat • Lakukan perawatan luka dengan teknik steril • Laukan perawatan kateter, IVFD, drain, setiap hari dengan teknik steril Aktivitas Kolaborasi • Kultur drainase luka • Irigasi luka • Pemeriksaan hematologi dan kultur urine • Pemberian antibiotik sesuai indikasi 6. Intoleransi aktifitas Tujuan: Mentoleransi aktifitas yang biasa dilakukan dan ditunjukkan dengan daya tahan, penghematan energy, Aktivitas Keperawatan • Kaji respon emosi social dan spiritual terhadap aktifitas • Evaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan Universitas Sumatera Utara 75 perewatan diri. Dengan kriteria hasil: • Menyadari keterbatasan energy • Menyeimbangan aktifitas dan istirahat • Tingkat daya adekuat untuk beraktifitas aktifitas • Tentukan penyebab keletihan • Pantau respon kardio respiratory terhadap aktifitas • Pantau respon oksigen pasien • Pantau asupan nutrisi untuk memastikan keadekuata sumbe- sumber energy • Pantaudokumentasikan pola istirahat pasien dan lamanya waktu tidur • Bantu pasien untuk mengubah posisi secara berkala, bersandar, duduk, berdiri, dan ambulasi yang dapat ditoleransi • Rencanakan kebutuhan pada bayi dan anak untuk meminimalkan kebutuhan oksigen bagi tubuh. Aktivitas Kolaborasi: • Berikan pengobatan nyeri sebelum aktifitas • Kolaborasi dengan ahli terapi okupasi, fisik, dan atau rekreasi untuk merencanakan dan memantau program aktifitas sesuai dengan kebutuhan 7. Ketidakefektifan pemberian ASI Tujuan: Ibu dan bayi akan mengalami pemberian ASI efektif. Dengan Kriteria evaluasi: • Sikap penempelan bayi yang sesuai • Mencengkram dan mengkompresi aerola dengan tepat Aktivitas Keperawatan • Kaji kemampuan bayi untuk menghisapmenelan • Tentukan keinginan dan motivasi ibu untuk menyusui • Evaluasi pemahaman ibu tentang isyarat menyusui dari bayi • Pantau keterampilan ibu dalam menempelkan bayi pada putting • Pantau integritas kulit putting • Evaluasi pemahaman tentang penghambatan kelenjar susu dan mastitis • Pantau kemampuan untuk mengurangi kobgesti payudara dengan Universitas Sumatera Utara 76 • Menghisap dan menempatkan lidah bayi dengan benar • Menelan dapat didengar • Pertumbuhan berat badan sesuai usia • Kepuasan bayi setelah menyusui • Ibu akan mempertahankan menyusui efekstif selama diinginkannya • Menggambarkan peningkatan kepercayaan diri terkait dengan menyusui • Tidak mengalami nyeri tekan pada payudara benar • Instruksikan ibu dlaam teknik menyusui yang meningkatkan keterampilan dalam menyusui bayinya • Instruksikan ibu tetntang pemompaan payudara untuk mempertahan kan suplai asi selama penundaan atau penghentian refleks menghisap bayi. Aktivitas Kolaborasi: • Anjurkan kepada ibu untuk mengeluarkan asi secukupnya untuk mengurangi pembengakkan payudara, memungkinkan payudara menonjol. • Tingkatkan jumlah menyusui sesuai kebutuhan untuk bayi yang menangis atau terbangun. • Berikan privasi untuk ibu dan bayi • Tawarkan makanan atau cairan untuk ibu selama siang dan sore hari sebelum waktu menyusui Universitas Sumatera Utara 77

B. Tinjauan Kasus 1.