Model Asuhan Keperawatan Konsep Dasar 1. Pengertian Manajemen dan Manajemen Keperawatan

23 Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis dan berencana untuk menilai perkembangan pasien. Kriteria: 1 setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi, 2 evaluasi hasil menggunakan indikator yang ada pada rumusan tujuan, 3 hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan, 4 evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan, 5 evaluasi dilakukan sesuai dengan standar. f. Standar VI: catatan asuhan keperawatan Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual. Kriteria: 1 dilakukan selama pasien dirawat inap dan rawat jalan, 2 dapat digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi dan laporan, 3 dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan, 4 menulisannya harus jelas dan ringkas serta menggunakan istilah yang baku, 5 sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan, 6 setiap pencatatan harus mencantumkan inisial paraf nama perawat yang melaksanakan tindakan dan waktunya, 7 menggunakan formulir yang baku, 8 disimpan sesuai dengan pengaturan yang berlaku.

4. Model Asuhan Keperawatan

Dalam memberikan asuhan keperawatan, model asuhan keperawatan yang yang lazim dipakai meliputi metode kasus, metode fungsional, tim keperawatan, keperawatan primer dan sistem manajemen kasus Kozier Erb, 1990 dikutip dari Priharjo R, 1995. a. Metode kasus Disebut juga sebagai perawatan total total care yang merupakan metode paling awal. Pada metode ini seorang perawat bertanggung jawab untuk Universitas Sumatera Utara 24 memberikan perawatan pada sejumlah pasien dalam waktu 8-12 jam setiap shift. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda pada setiap pergantian shift, metode ini banyak dipakai pada keadaan kurang tenaga perawat. Jalan keluarnya adalah dengan merekrut tenaga perawat yang baru. b. Metode fungsional Sistem tugas mengacu pada ilmu manajemen dalam bidang administrasi bisnis yang berfokus pada tugas yang harus diselesaikan. Perawat dengan pendidikan kurang akan melakukan tindakan yang lebih ringan dibandingkan dengan perawatan profesional. Dalam model ini dibutuhkan pembagian tugas job description, prosedur, kebijakan dan alur komunikasi yang jelas. Metode ini cukup ekonomis dan efisien serta mengarahkan pemusatan pengendalian. Kelemahan dari metode ini adalah munculnya fragmentasi keperawatan dimana pasien menerima perawatan dari berbagai kategori tenaga keperawatan. Kepala Ruangan Pasien klien Perawat: Injeksi Perawat: Merawat luka Perawat: Merawat luka Perawat: Pengobatan Skema 1 : Sistem pemberian asuhan keperawat Fungsional Universitas Sumatera Utara 25 c. Metode tim Metode ini dirancang oleh Elanor Lambertson pada tahun 1950-an yang digunakan untuk mengatasi fragmentasi dari metode orientasi pada tugas dan memenuhi peningkatan tuntutan kebutuhan perawat profesional yang muncul karena kemajuan teknologi, kesehatan dan peralatan. Tim keperawatan terdiri dari perawat profesional registered nursing, perawat praktis yang mendapat izin serta pembantu perawat. Tim bertanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan kepada sejumlah pasien selama 8-12 jam. Metode ini lebih menekankan segi manusiawi pasien dan para perawat anggota dimotivasi untuk belajar Nursalam, 2007. Hal pokok yang harus diketahui adalah konfrensi tim yang dipimpin ketua tim, rencana asuhan keperawatan dan keterampilan kepemimpinan. Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan yang berpusat pada klien. Perawatan ini memberikan pengawasan efektif dari memperkenalkan semua personil adalah media untuk memenuhi upaya kooperatif antara pemimpin dan anggota tim. Melalui pengawasan ketua tim nantinya dapat mengidentifikasi tujuan asuhan keperawatan, mengidentifikasi kebutuhan anggota tim, memfokuskan pada pemenuhan tujuan dan kebutuhan, membimbing anggota tim untuk membantu menyusun dan memenuhi standar asuhan keperawatan. Universitas Sumatera Utara 26 Skema 2 : Sistem pemberian asuhan keperawatan Tim d. Keperawatan Primer Metode ini merupakan sistem dimana perawat bertanggung jawab selama 24 jam sehari, 7 hari minggu. Ini merupakan metode yang memberikan perawatan secara komprehensif, individual dan konsisten. Metode keperawatan primer membutuhkan pengetahuan dan keterampilan manajemen. Perawat primer mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas setiap kebutuhan pasien, mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengembangkan rencana keperawatan, dan mengevaluasi keefektifan keperawatan. Sementara perawat lain memberikan tindakan keperawatan, perawat primer mengkoordinasikan keperawatan dan menginformasikan tentang kesehatan klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Keperawatan primer melibatkan semua aspek peran profesional termasuk pendidikan kesehatan, advokasi, pembuatan keputusan dan kesinambungan perawatan. Perawat primer merupakan manejer garis terdepan bagi perawatan pasien dengan akuntabilitas dan tanggung jawab yang menyertainya. Kepala Ruangan Ketua Tim Staf Perawat Pasien Klien Ketua Tim Staf Perawat Pasien Klien Ketua Tim Staf Perawat Pasien Klien Universitas Sumatera Utara 27 Skema 3 : Sistem pemberian keperawatan ”Primary Nursing” e. Sistem manejemen kasus Metode ini merupakan sistem pelayanan keperawatan, dimana para manajer kasus case manager bertanggung jawab terhadap muatan kasus pasien selama dirawat. Para manejer dapat terkait dengan muatan kasus dalam beberapa cara seperti : 1 Dengan dokter dan pasien tertentu 2 Dengan pasien secara geografis berada dalam satu unit atau unit-unit 3 Dengan mengadakan diagnosa Metode ini mempertahankan filsafat keperawatan primer dan membutuhkan seorang sarjana keperawatan atau perawat dengan pendidikan tingkat master untuk mengimplementasikan praktek keperawatan dengan budget yang tinggi. Dokter Kepala ruangan Sarana RS Perawat primer PP pagi PP sore PP malam Universitas Sumatera Utara 28 Skema 4 : Sistem pemberian keperawatan Manajemen Kasus f. Model Praktek Keperawatan Profesional MPKP Yaitu suatu sistem struktur proses dan nilai-nilai profesional yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan yang dapat menopang pemberian asuhan keperawatan. Lima Komponen dalam Model Praktek Keperawatan Profesional : a nilai- nilai profesional yang merupakan inti dari model praktek keperawatan profesional MPKP, b hubungan antar profesional, c metode pemberian asuhan keperawatan, d pendekatan manejemen dalam perubahan pengambilan keputusan, e sistem kompetensi dan penghargaan. Kepala Ruangan Staf Perawat PasienKlien Staf Perawat Staf Perawat PasienKlien PasienKlien Universitas Sumatera Utara 29

B. Analisa Ruang Rawat 1. Pengkajian Manajemen Pelayanan