d. Boiler menghasilkan suara bising 90 dB.
5. Unit Kerja Turbin Adapun bahaya hazard yang dapat terjadi adalah:
a. Potensi turbin meledak dapat terjadi apabila kurang pengawasan.
b. Turbin menghasilkan suara bising 90 dB.
5.2.6.1. Pengkategorian dan Perangkingan Sumber Bahaya Hazard
Setelah stasiun kerja dan unit kerja yang berpotensi bahaya hazard telah ditentukan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengkategorian dan
perangkingan sumber bahaya dengan menggunakan pendekatan risk assessment. Tahap pertama yang dilakukan adalah pengkategorian sumber bahaya, kemudian
dari setiap sumber bahaya ditentukan nilai dari keparahan kecelakaan dan kemungkinan kecelakaan. Adapun cara penentuan nilai dari keparahan kecelakaan
dapat dilihat sebagai berikut: 1.
Memiliki potensi bahaya hazard yang paling membahayakan dari setiap stasiun kerja dan unit kerja.
2. Kemudian potensi bahaya hazard yang paling membahayakan tersebut
dikategorikan dengan menggunakan ketentuan keparahan kecelakaan pada pendekatan risk assessment apakah masuk kategori I, II, III, atau IV.
3. Setelah nilai keparahan kecelakaan ditentukan, maka nilai kemungkinan
kecelakaan ditentukan yakni dengan cara mengkategorikan dengan menggunakan kemungkinan kecelakaan pada pendekatan risk assessment
apakah masuk kategori A, B, C, atau D.
Universitas Sumatera Utara
Setelah nilai dari keparahan kecelakaan dan nilai kemungkinan kecelakaan diperoleh, maka kemudian ditentukan kategori dari sumber bahaya tersebut
dengan bantuan Tabel Risk Assessment Codes RAC. Adapun pengkategorian dan perangkingan sumber bahaya hazard dari
setiap stasiun kerja dan unit kerja yang telah ditentukan adalah sebagai berikut: a.
Stasiun Pengeleman Keparahan : IV Pertolongan pertama atau perawatan medis sederhana,
kerugian sumber daya atau kerusakan akibat kebakaran kurang dari Rp. 10.000.000,- atau pelanggaran terhadap persyaratan
dalam suatu standar. Kemungkinan : C Kemungkinan kecil akan terjadi.
Setelah didapat nilai dari keparahan kecelakaan dan kemungkinan kecelakaan, kemudaian ditarik garis dari nilai IV pada keparahan kecelakaan, dan nilai
C pada kemungkinan kecelakaan. Maka hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.29. berikut:
Tabel 5.29. Risk Assessment Codes RAC Stasiun Pengeleman
Risk Assessment Code
K ep
ar ah
an K
ec el
ak aan
Kemungkinan Kecelakaan A
B C
D I
1 1
2 3
II 1
2 3
4 III
2 3
4 5
IV 3
4 5
5
Sumber : Risk Assessment Codes RAC
Universitas Sumatera Utara
Dari penarikan garis terhadap nilai keparahan kecelakaan dan kemungkinan kecelakaan, maka didapat nilaikode yang menunjukkan kategori dari sumber
bahaya hazard yaiu nilai 5 yang memiliki arti “Negligible” atau tidak perlu diperhatikan.
b. Stasiun Pencetakan
Keparahan : II Ketidakmampuan parsial yang permanen, ketidakmampuan bekerja keseluruhan yang sementara yang lebih dari 3 bulan,
kerugian sumber daya atau kerusakan akibat kebakaran Rp. 200.000.000,- atau lebih tetapi kurang dari Rp. 1.000.000.000,-.
Kemungkinan : C Kemungkinan kecil akan terjadi. Setelah didapat nilai dari keparahan kecelakaan dan kemungkinan kecelakaan,
kemudaian ditarik garis dari nilai II pada keparahan kecelakaan, dan nilai C pada kemungkinan kecelakaan. Maka hasilnya dapat dilihat pada Tabel
5.30. berikut:
Tabel 5.30. Risk Assessment Codes RAC Stasiun Pencetakan
Risk Assessment Code
K ep
ar ah
an K
ec el
ak aan
Kemungkinan Kecelakaan A
B C
D I
1 1
2 3
II 1
2 3
4 III
2 3
4 5
IV 3
4 5
5
Sumber : Risk Assessment Codes RAC
Universitas Sumatera Utara
Dari penarikan garis terhadap nilai keparahan kecelakaan dan kemungkinan kecelakaan, maka didapat nilaikode yang menunjukkan kategori dari sumber
bahaya hazard yaiu nilai 3 yang memiliki arti “Moderate” atau bahaya sedang. c.
Stasiun Printing dan Pemotongan Keparahan : III Kecelakaan dengan hilangnya hari kerja, kerugian sumber
daya atau kerusakan akibat kebakaran Rp. 10.000.000,- atau lebih tetapi kurang dari Rp. 200.000.000,-.
Kemungkinan : C Kemungkinan kecil akan terjadi. Setelah didapat nilai dari keparahan kecelakaan dan kemungkinan kecelakaan,
kemudaian ditarik garis dari nilai III pada keparahan kecelakaan, dan nilai C pada kemungkinan kecelakaan. Maka hasilnya dapat dilihat pada Tabel
5.31. berikut:
Tabel 5.31. Risk Assessment Codes RAC Stasiun Printing dan Pemotongan
Risk Assessment Code
K ep
ar ah
an K
ec el
ak aan
Kemungkinan Kecelakaan A
B C
D I
1 1
2 3
II 1
2 3
4 III
2 3
4 5
IV 3
4 5
5
Sumber : Risk Assessment Codes RAC
Dari penarikan garis terhadap nilai keparahan kecelakaan dan kemungkinan kecelakaan, maka didapat nilaikode yang menunjukkan kategori dari sumber
bahaya hazard yaiu nilai 4 yang memiliki arti “Minor” atau bahaya kecil.
Universitas Sumatera Utara
d. Unit Kerja Boiler
Keparahan : II Ketidakmampuan parsial yang permanen, ketidakmampuan bekerja keseluruhan yang sementara yang lebih dari 3 bulan,
kerugian sumber daya atau kerusakan akibat kebakaran Rp. 200.000.000,- atau lebih tetapi kurang dari Rp. 1.000.000.000,-.
Kemungkinan : C Kemungkinan kecil akan terjadi. Setelah didapat nilai dari keparahan kecelakaan dan kemungkinan kecelakaan,
kemudaian ditarik garis dari nilai II pada keparahan kecelakaan, dan nilai C pada kemungkinan kecelakaan. Maka hasilnya dapat dilihat pada Tabel
5.32. berikut:
Tabel 5.32. Risk Assessment Codes RAC Unit Kerja Boiler
Risk Assessment Code
K ep
ar ah
an K
ec el
ak aan
Kemungkinan Kecelakaan A
B C
D I
1 1
2 3
II 1
2 3
4 III
2 3
4 5
IV 3
4 5
5
Sumber : Risk Assessment Codes RAC
Dari penarikan garis terhadap nilai keparahan kecelakaan dan kemungkinan kecelakaan, maka didapat nilaikode yang menunjukkan kategori dari sumber
bahaya hazard yaiu nilai 3 yang memiliki arti “Moderate” atau bahaya sedang.
Universitas Sumatera Utara
e. Unit Kerja Turbin
Keparahan : III Kecelakaan dengan hilangnya hari kerja, kerugian sumber daya atau kerusakan akibat kebakaran Rp. 10.000.000,- atau lebih
tetapi kurang dari Rp. 200.000.000,-. Kemungkinan : C Kemungkinan kecil akan terjadi.
Setelah didapat nilai dari keparahan kecelakaan dan kemungkinan kecelakaan, kemudaian ditarik garis dari nilai III pada keparahan kecelakaan, dan nilai
C pada kemungkinan kecelakaan. Maka hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.33. berikut:
Tabel 5.33. Risk Assessment Codes RAC Unit Kerja Turbin
Risk Assessment Code
K ep
ar ah
an K
ec el
ak aan
Kemungkinan Kecelakaan A
B C
D I
1 1
2 3
II 1
2 3
4 III
2 3
4 5
IV 3
4 5
5
Sumber : Risk Assessment Codes RAC
Dari penarikan garis terhadap nilai keparahan kecelakaan dan kemungkinan kecelakaan, maka didapat nilaikode yang menunjukkan kategori
dari sumber bahaya hazard yaiu nilai 4 yang memiliki arti “Minor” atau bahaya kecil.
Universitas Sumatera Utara
Adapun rekapitulasi dari pengkategorian sumber bahaya hazard dapat dilihat pada Tabel 5.34. sebagai berikut:
Tabel 5.34. Rekapitulasi Pengkategorian Sumber Bahaya Hazard
No Stasiun Kerja dan
Unit Kerja Kemungkinan
Kecelakaan Keparahan
Kecelakaan RAC
Kategori A B C D I II III IV
1 Stasiun Pengeleman
√ √
5 NegligibleTidak
Perlu Diperhatikan
2 Stasiun Pencetakan
√ √ 3
ModerateBahaya Sedang
3
Stasiun Printing dan Pemotongan
√ √ 4
MinorBahaya Kecil
4 Unit Kerja Boiler
√ √ 3
ModerateBahaya Sedang
5 Unit Kerja Turbin
√ √ 4
MinorBahaya Kecil Dari 5 sumber bahaya hazard yang telah dikategorikan dengan
menggunakan pendekatan risk assessment, maka dapat dilakukan perangkingan terhadap stasiun kerja dan unit kerja berdasarkan Risk Assessment Codes RAC,
yaitu: a.
Rangking 1 :Dengan kategori “critical” atau bahaya yang mengancam tidak diperoleh stasiun kerja.
b. Rangking 2 : Dengan kategori “serious” atau bahaya serius tidak diperoleh
stasiun kerja. c.
Rangking 3 : Dengan kategori “moderate” atau bahaya sedang yaitu oleh stasiun kerja Pencetakan dan unit kerja Boiler.
d. Rangking 4 : Dengan kategori “minor” atau bahaya kecil yaitu oleh stasiun
kerja Printing dan Pemotongan, dan unit kerja Turbin. e.
Rangking 5 : Dengan kategori “negligible” atau tidak perlu diperhatikan yaitu oleh stasiun kerja Pengeleman.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisis
6.1.1. Analisis Tingkat Penerapan Program Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3