6.1.6. Analisis Hubungan Antara Program K3, SMK3, dan Risk Assessment
Hubungan antara elemen Program K3, SMK3, dan Risk Assessment dapat dijabarkan pada penjelasan dibawah ini:
Gambar 6.2. Hubungan Antara Program K3, SMK3, dan Risk Assessment
1. Hubungan antara Program K3 dan SMK3 Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 dilantai produksi
berkaitan erat dengan pihak Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3. Dalam audit SMK3 berdasarkan PP. No. 50 Tahun 2012 yang
mengacu pada konsep Traffic Light System penerapan SMK3 PT. Kreasi Kotak Megah termasuk dalam kategori hijau memuaskan, tetapi dalam
penerapannya dilantai produksi khususnya kepada karyawan masih jauh dari harapan. Dalam hal ini dapat dilihat dari hasil penyebaran daftar cocok
checklist berdasarkan persepsi karyawan dengan persentasi sebesar 57,89 kategori merah penerapan kurang. Agar penerapan pelaksanaan program K3
pada PT. Kreasi Kotak Megah dapat lebih ditingkatkan, maka penerapan SMK3 harus dilakukan seperti
pemakaian APD secara rutin, pengawasan secara intensif, rotasi kerja, rebriefing, program pelatihan dan pembuatan
peraturan tentang keselamatan kerja. Program K3
SMK3 Risk Assessment
Analisis
Universitas Sumatera Utara
2. Hubungan antara Risk Assessment dan SMK3 Identifikasi resiko-resiko yang mungkin timbul pada setiap stasiun dan
unit kerja pada PT. Kreasi Kotak Megah dilakukan dengan menggunakan metode Risk Assesment, sehingga dengan bantuan tabel Risk Assesment Codes
RAC didapatkan stasiun kerja pencetakan dan unit kerja boiler masuk dalam kategori “moderate” bahaya sedang, stasiun kerja printing dan pemotongan,
dan unit kerja turbin masuk dalam kategori “minor” bahaya kecil, dan stasiun kerja pengeleman masuk dalam kategori “negligible” bahaya yang
tidak perlu diperhatikan. Dari hasil identifikasi ini lalu pihak SMK3 membuat perbaikan-perbaikan seperti pemasangan rambu-rambu keselamatan kerja
pada setiap stasiun dan unit kerja, menyediakan APD menurut potensi bahaya yang berbeda-beda, pengecekan alat yang digunakan dilantai produksi secara
berkala, dan membuat SOP pada setiap mesin. 3. Hubungan antara Risk Assessment dan Program K3
Setelah diketahui potensi bahaya yang mungkin timbul pada setiap stasiun dan unit kerja pada PT. Kreasi Kotak Megah dengan metode Risk Assessment,
maka langkah selanjutnya yaitu pemahaman karyawan terhadap pentingnya program K3 seperti menggunakan APD menurut potensi bahaya pada masing-
masing stasiun dan unit kerja, dan mengoperasikan mesin sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan.
Dari ketiga hubungan diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa dengan bantuan metode Risk Assessment maka dapat diketahui potensi bahaya yang
mungkin timbul pada stasiun dan unit kerja, sehingga bagian SMK3 dapat
Universitas Sumatera Utara
melakukan tindakan perbaikan untuk mengurangimengendalikan potensi bahaya yang menyebabkan kecelakaan kerja. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan dalam PP. No. 50 Tahun 2012, Bab III Pasal 4 yaitu “perusahaan wajib mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan
kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan”. Sehingga tingkat penerapan program K3 pada PT. Kreasi Kotak Megah dapat lebih ditingkatkan,
dan karyawan dapat bekerja secara aman dan nyaman pada setiap stasiun dan unit kerja.
6.2. Pembahasan