Perhitungan Tingkat KehilanganKerugian Pendekatan Risk Assessment

maka penerapan program dikategorikan hijau memuaskan, jika berkisar antara 60 - 84 maka dikategorikan kuning baik dan jika nilainya kurang dari 60 maka dikategorikan merah kurang.

3.7. Perhitungan Tingkat KehilanganKerugian

Loss Rate Kerja Dalam perhitungan loss rate kerja, perhitungan dilakukan dengan menggunakan dua parameter. Adapun dua parameter tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tingkat keparahan kecelakaan 2. Tingkat kerugian materil Kategori besarnya tingkat keparahan kecelakaan kerja dapat dilihat dalam Tabel 3.1. sebagai berikut: Tabel 3.1. Kategori Keparahan Kecelakaan Kerja Kategori Parameter Penilaian Keterangan Hijau Terjadi kecelakaan ringan injuries Luka ringan tidak kehilangan hari kerja Kuning Terjadi kecelakaan sedang illnesses Luka parah atau sakit kehilangan hari kerja Merah Terjadi kecelakaan berat fatalities Meninggalcacat seumur hidup Sedangkan untuk kategori kerugian materil dapat dilihat pada Tabel 3.2. sebagai berikut: Tabel 3.2. Kategori Kerugian Materil Kategori Parameter Penilaian Keterangan Hijau Kerugian kecil Kerugian Rp. 5.000.000,- Kuning Kerugian sedang Kerugian antara Rp. 5.000.000,- s.d Rp. 10.000.000,- Merah Kerugian besar Kerugian Rp. 10.000.000,- Universitas Sumatera Utara

3.8. Penentuan Level Tingkat Penerapan Program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja K3 Penentuaan level tingkat penerapan program K3 dilakukan dengan memetakan hasil perhitungan tingkat penerapan program K3 dan kategori kecelakaan kerja ke dalam Tabel 3.3. berikut. Ada 6 level tingkat penerapan program K3. Level 1 menunjukkan tingkat tertinggi dan level 6 merupakan level terendah. Tabel 3.3. Level Tingkat Penerapan K3 TINGKAT IMPLEMENTASI T ING K AT K AN P E NG O NT RO L AN DAN K E S E S UAI AN P RO S E DUR HIJAU KUNING MERAH T ING K AT K E CE L AK AAN H IJA U Level 1 Aman Nyaman Level 2 Cukup Aman Level 4 Rawan K UNI NG Level 2 Cukup Aman Level 3 Hati-hati Level 5 Berbahaya M E RAH Level 4 Rawan Level 5 Berbahaya Level 6 Sangat Berbahaya PERBAIKI PROGRAM IMPLEMENTASI PROSES 3.9. Bahaya Hazard Menurut L. M. Deshmukh dalam bukunya yang berjudul Industrial Safety Management: Hazard Identification and Risk Control, bahaya hazard adalah “A source or situation with potential to cause harm in term of human injury or ill health, damage to the environment or a combination of these”. Universitas Sumatera Utara Hazards berupa kondisi pasif yang dapat berasal dari dalam ataupun luar sistem, produk, fasilitas atau proses produksi itu sendiri, dimana ketika terjadi kontak maka akan berubah menjadi hazards yang berkondisi aktif yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Hazards primer atau utama adalah hazards yang biasa secara langsung dan segera menyebabkan: 1. Kematian 2. Kerusakan peralatan, kendaraan, struktur atau fasilitas. 3. Degradasi kapabilitas fungsional terhentinya operasi dalam pabrik. 4. Kerugian material. Berikut beberapa kategori bahaya hazards dalam industri, yaitu: 1. Bahaya fisik Kebisingan, radiasi, pencahayaan, suhu panas. 2. Bahaya kimia Bahan-bahan berbahaya dan beracun, debu, uap kimia, larutan kimia. 3. Bahaya biologi Virus, bakteri, jamur, dan parasit. 4. Bahaya ergonomi Ruangan sempit dan terbatas, pengangkatan barang, mekanik, cahaya tidak memadai. 5. Bahaya mekanis Permesinan dan peralatan. Universitas Sumatera Utara 6. Bahaya psiko-sosial Pola gilir kerja shift kerja, pengorganisasian pekerjaan, jam kerja panjang, dan truma. 7. Bahaya lingkungan sekitar Gelap, permukaan tidak rata, kemiringan, kondisi permukaan berlumpur dan basah, cuaca. 8. Bahaya tingkah laku Ketidakpatuhan terhadap standar, kurang keahlian, tugas baru tidak rutin.

3.9.1. Identifikasi Bahaya dan Resiko

Untuk mengidentifikasi bahaya-bahaya khusus yang berhubungan dengan pekerjaan, maka dapat dimulai dengan mencari bahaya-bahaya. Tujuannya adalah mengidentifikasi semua bahaya, baik yang dihasilkan dari lingkungan maupun dari yang berhubungan dengan prosedur kerja. Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan identifikasi bahaya dan resiko adalah melakukan penilaian setiap laporan survei atau inspeksi K3 atau lingkungan yang berhubungan dengan lokasi. Sumber-sumber tambahan yang mungkin dapat digunakan untuk mengidentifikasi resiko antara lain: 1. Analisis prosedur kerja yang dilaksanakan pada atau didekat lokasi kerja. 2. Laporan kecelakaan atau insiden dari area umum dilokasi. 3. Laporan pengamatan kerja. 4. Peraturan kerja khusus di lokasi. 5. Kebutuhan alat pelindung diri. Universitas Sumatera Utara

3.10. Pendekatan Risk Assessment

Asfahl 1999 menyatakan bahwa perangkingan hazards akan lebih berguna jika bobot ditempatkan pada kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kejadian. Hazards yang dikatakan fatal jika berdampak yang parah severe. Studi analisa resiko dimana Angkatan Udara Amerika Serikat telah menetapkan “Risk Assessment Codes RAC”. Sistem RAC mempertimbangkan 4 level kepaarahan kecelakaan dan 4 level kemungkinan kecelakaan, seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 3.4. sebagai berikut: Tabel 3.4. Risk Assessment Code Risk Assessment Code Matrix RAC Probability Code Severity Code Frequent A Immediate danger to health and safety of the public, staff or property and resources. Likely B Probably will occur in time if not corrected, or probably will occur one or more times. Occasional C Possible to occur in time if not corrected. Rarely D Unlikely to occur; may assume exposure, will not occur. Catastrophic Imminent and immediate danger of death or permanent disability. I 1 CRITICAL 1 2 3 Critical Permanent partial disability, temporary total disability. II 1 2 SERIOUS 3 4 Significant Hospitalized minor injury, reversible illness. III 2 3 MODERATE 4 MINOR 5 Minor First aid or minor medical treatment. IV 3 4 5 5 NEGLIGIBLE Sumber : Risk Assessment Code RAC Severity Code, yaitu: I. Kematian atau ketidakmampuan bekerja secara keseluruhan yang permanen, kerugian sumber daya atau kerusakan akibat kebakaran lebih dari Rp. 1.000.000.000,-. Universitas Sumatera Utara II. Ketidakmampuan parsial yang permanen, ketidakmampuan bekerja keseluruhan yang sementara yang lebih dari 3 bulan, kerugian sumber daya atau kerusakan akibat kebakaran Rp. 200.000.000,- atau lebih tetapi kurang dari Rp. 1.000.000.000,-. III. Kecelakaan dengan hilangnya hari kerja, kerugian sumber daya atau kerusakan akibat kebakaran Rp. 10.000.000,- atau lebih tetapi kurang dari Rp. 200.000.000,-. IV. Pertolongan pertama atau perawatan medis sederhana, kerugian sumber daya atau kerusakan akibat kebakaran kurang dari Rp. 10.000.000,- atau pelanggaran terhadap persyaratan dalam suatu standar. Probability Code, yaitu: A. Mungkin terjadi dengan segera atau dalam jangka waktu yang singkat. B. Kemungkinan besar akan terjadi. C. Kemungkinan kecil akan terjadi D. Mungkin tidak terjadi. Definisi Risk Assessment Code RAC, yaitu: 1. “critical” : bahaya yang mengancam. 2. “serious” : bahaya serius. 3. “moderate” : bahaya sedang. 4. “minor” : bahaya kecil. 5. “negligible” : tidak perlu diperhatikan. Universitas Sumatera Utara

3.11. Kuesioner

Dokumen yang terkait

Analisis Tingkat Penerapan Program Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Pengendalian Hazards dengan Pendekatan Risk Assessment pada PKS Torgamba PT. Perkebunan Nusantara III

5 84 153

IDENTIFIKASI PENGUKURAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DENGAN PENDEKATAN RISK ASSESSMENT DI PT. IPS, Pasuruan.

0 0 12

Pengukuran Implementasi Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dan Pengkategorian Hazard dengan Pendekatan Risk Assessment.

1 1 8

Pengukuran Implementasi Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (k3) dan Pengkategorian Hazard dengan Pendekatan Risk Assessment Di PT Filtrona INDONESIA.

0 2 8

Analisis Tingkat Penerapan Program Kesetan Kesehatan Kerja (K3) dengan Pendekatan SMK3 dan Risk Assessment di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) PKS Kebun Pagar Merbau

0 1 23

Analisis Tingkat Penerapan Program Kesetan Kesehatan Kerja (K3) dengan Pendekatan SMK3 dan Risk Assessment di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) PKS Kebun Pagar Merbau

0 0 1

Analisis Tingkat Penerapan Program Kesetan Kesehatan Kerja (K3) dengan Pendekatan SMK3 dan Risk Assessment di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) PKS Kebun Pagar Merbau

0 2 69

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Analisis Penerapan Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Pendekatan SMK3 dan Risk Assessment Di PT. Kreasi Kotak Megah.

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Penerapan Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Pendekatan SMK3 dan Risk Assessment Di PT. Kreasi Kotak Megah.

0 1 8

Analisis Penerapan Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Pendekatan SMK3 dan Risk Assessment Di PT. Kreasi Kotak Megah.

0 4 21