2.3.3 Faktor Risiko Diabetes Melitus
Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit diabetes pada seorang individu. Faktor-faktor risiko tersebut
antara lain adalah Buse dkk., 2003; Semiardji, 2005 : 1.
Faktor yang dapat dimodifikasi Obesitas, kurangnya aktivitas fisik, kondisi pre-diabetes atau TGT,
hipertensi, kadar kolesterol HDL 35 mgdL, kadar trigliserida 150 mgdL.
2. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
Usia 45 tahun, etnis tertentu contohnya African American, Hispanic American, Native American, Asian American, dan Pasific Islander
atau adanya faktor genetik, riwayat gestasional diabetes atau pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg, riwayat Polycystic Ovary
Syndrome, dan riwayat penyakit pembuluh darah.
2.3.4 Klasifikasi
Berdasarkan pada etiologinya, diabetes melitus dapat diklasifikasikan sebagai berikut Harrison, 2008:
1. Diabetes melitus tipe 1, di mana kelainan metabolisme glukosa
disebabkan oleh destruksi sel beta pankreas dan biasanya dijumpai defisiensi insulin yang absolut.
2. Diabetes melitus tipe 2, di mana kelainan metabolisme glukosa
disebabkan oleh adanya resistensi insulin, defek sekresi insulin, atau gabungan dari keduanya.
3. Diabetes tipe lain
4. Diabetes gestasional
2.3.5 Patogenesis Diabetes Melitus
Berbeda dengan diabetes melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2 T2DM terjadi akibat kombinasi dari resistensi insulin dan sekresi insulin yang tidak
adekuat. Pada banyak penelitian ditemukan bahwa umumnya resistensi insulin akan terjadi lebih dahulu namun kondisi diabetes baru memberikan gejala setelah
sekresi insulin tidak lagi adekuat. Patogenesis T2DM sangat kompleks karena T2DM bersifat poligenik dan multifaktorial, di mana peran genetik dan pengaruh
lingkungan dapat mempengaruhi tampilan penyakit ini Buse dkk., 2003; Harrison, 2008.
Diabetes melitus tipe 2 terutama ditandai oleh sekresi insulin yang terganggu, resistensi insulin, produksi glukosa di hati yang berlebih, dan
metabolisme lemak yang abnormal. Obesitas dapat ditemukan pada hampir 80 kasus T2DM.
Awal dari T2DM hanya ditandai dengan resistensi insulin dengan kadar glukosa darah yang normal. Hal ini dapat terjadi akibat adanya mekanisme
kompensasi tubuh dengan meningkatkan sekresi insulin. Kondisi hiperinsulinemia yang berlangsung terus menerus akan menyebabkan kelelahan sel beta pankreas
dan sekresi insulin pun akan berkurang. Pada titik ini, dapat ditemui gambaran kadar glukosa darah yang meningkat dan disertai dengan peningkatan
pembentukan glukosa di hati akibat sekresi insulin yang semakin menurun Vail, 2004; Harrison, 2008.
Mekanisme awal terjadinya resistensi insulin masih belum dapat dipastikan, diperkirakan disebabkan oleh penurunan jumlah reseptor insulin dan
penurunan aktivitas tyrosine kinase yang bersifat sekunder terhadap kondisi hiperinsulinemia. Kondisi yang dianggap menyebabkan keadaan resistensi ini
adalah obesitas terutama obesitas viseral di mana peningkatan asam lemak bebas serta adipokine yang dihasilkan sel lemak yang memodulasi sensitivitas sel
terhadap insulin Harrison, 2008.
2.3.6 Gejala Klinis Diabetes Melitus