Dengan melihat ketiga tahap ini, dapat dikatakan bahwa proses penuaan tidak selalu dinyatakan dengan suatu gejala atau keluhan. Hal ini mempertegas
bahwa seseorang yang tidak menunjukkan gejala ataupun keluhan bukan berarti tidak mengalami proses penuaan dan dalam mengatasi proses penuaan, tidaklah
perlu menunggu adanya gejala atau keluhan yang nyata Pangkahila, 2007.
2.1.2 Mekanisme Proses Penuaan
Proses yang melatarbelakangi terjadinya proses penuaan sampai saat ini masih menjadi perdebatan apakah merupakan proses fisiologis atau patologis,
merupakan suatu proses yang terprogram atau peristiwa acak yang dipengaruhi oleh lingkungan eksternal. Perdebatan ini melahirkan beberapa konsep teori yang
berusaha menerangkan bagaimana proses penuaan ini bisa terjadi Goldman dan Klatz, 2007.
1. Teori “wear and tear”
Sel dan organ tubuh mengalami kerusakan karena sering digunakan dan disalahgunakan overuse and abuse. Fungsi organ tubuh menurun
karena toksin di dalam makanan dan lingkungan, konsumsi berlebihan dari lemak, gula, kafein, alkohol dan nikotin, akibat sinar ultraviolet
dan stres fisik dan emosional Goldman dan Klatz, 2007. 2.
Teori neuroendokrin Hormon berfungsi untuk mengatur fungsi
– fungsi organ tubuh. Satu hormon dapat berpengaruh terhadap lebih dari satu fungsi dan satu
fungsi dapat dikontrol oleh lebih dari satu hormon. Produksi hormon
diatur oleh hipotalamus yang membentuk poros dengan hipofisis dan organ tertentu yang kemudian mengeluarkan hormonnya Djuanda,
2005. Pada usia muda kadar hormon berada dalam kondisi optimal sehingga tercapai performa biologis yang prima dan berbagai organ
tubuh dapat bekerja dengan baik Pangkahila, 2011. Produksi hormon mengalami perubahan ketika penuaan terjadi. Hormon tertentu
mengalami penurunan growth hormone, triiodothyronine T3, testosteron, estrogen, renin, aldosteron, dehydroepidanrosterone
DHEA dan dehydroepidanrosteronesulphate sementara kadar beberapa hormon lainnya meningkat seperti FSH, LH, vasopresin,
insulin, parathyroid hormone PTH, atrial natriuretic hormone ANH dan leptin. Ketidakseimbangan produksi hormon tersebut berpengaruh
terhadap regulasi fungsi pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan tubuh sehingga timbul berbagai keluhan yang dianggap sebagai gejala
penuaan. Hubungan antara penuaan dan perubahan hormon terjadi secara timbal balik, yaitu proses penuaan mempengaruhi produksi
hormon begitu pula sebaliknya penurunan hormon menyebabkan timbulnya keluhan-keluhan penuaan Djuanda, 2005; Pangkahila,
2007. 3.
Teori kontrol genetik Berdasarkan teori ini, setiap manusia memiliki kode genetik unik yang
tersandi dalam deoxyribo-nucleic acid DNA, yang menentukan setiap fungsi fisik dan mental dalam tubuh. Kerusakan pada kode genetik
tersebut menentukan seberapa cepat penuaan terjadi dan berapa lama individu tersebut dapat hidup Goldman dan Klatz, 2007.
4. Teori radikal bebas
Penuaan dianggap berhubungan dengan akumulasi radikal bebas yang meningkat seiring dengan pertambahan usia. Peningkatan radikal bebas
menimbulkan kerusakan terhadap molekul-molekul organik seperti protein, DNA dan lemak. Kerusakan molekul akan bermanifestasi pada
penyakit-penyakit berkaitan dengan usia tua seperti Alzheimer, aterosklerosis, kanker, Parkinson dan penurunan fungsi imun
Pangkahila, 2007.
2.2 OBESITAS