142
Contohnya ialah Program Riset Insentif yang didanai melalui Kementerian Riset dan Teknologi.
Seperti diketahui, pada kurun waktu 2006 sampai 2009, Program Riset Insentif yang diselenggarakan oleh Kementerian
Riset dan Teknologi dikelompokkan ke dalam empat kategori: Riset Dasar; Riset Terapan; Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem
Produksi; dan Percepatan Difusi dan Pemanfaatan Iptek. Hasil evaluasi terhadap implementasi ARN 2006-2009 menyarankan
perlunya: i perbaikan terhadap pendekatan pelaksanaan pemberian insentif agar riset yang dilakukan dapat menjawab
permasalahan pembangunan dalam mencapai kesejahteraan dan kemandirian bangsa; dan ii perlunya peningkatan kemitraan dalam
kegiatan riset baik antara sesama peneliti maupun antara peneliti dengan pengguna hasil riset.
Oleh karena itu sejak tahun anggaran 2010, Program Riset Insentif menerapkan pola semi top-down. Berbeda dari
sebelumnya, pada pola tersebut peneliti tidak lagi mendapatkan kebebasan untuk memilih dan menetapkan judul riset yang
diusulkan untuk dibiayai. Sebagai gantinya, DRN bersama Kementerian Riset dan Teknologi menetapkan terlebih dahulu
sejumlah produk target yang ingin dicapai melalui Program Riset Insentif. Setiap produk target dijabarkan ke dalam sejumlah
kegiatan yang diperlukan untuk mewujudkan produk target bersangkutan. Para peneliti kemudian memilih judul proposal riset
mereka dari kumpulan kegiatan yang telah tersusun. Untuk tahun anggaran 2010 disediakan 50 produk target yang dijabarkan ke
dalam 294 kegiatan.
4.1. Penerapan
Bagi pihak peneliti, tahap implementasi ARN diawali ketika mereka mulai menyusun proposal riset, yaitu dengan
memperhatikan arah riset seperti yang dijelaskan dalam ARN. Sebelum penyusunan proposal, peneliti mempunyai pula semacam
kewajiban untuk menelusuri pekerjaan rekan sebidang di Indonesia untuk melihat apakah rancangan proposal itu sudah pernah
dilaksanakan. Atau berkomunikasi dengan rekan sebidang untuk memetik pengalaman pada masalah serupa maupun untuk
bersepakat membagi pekerjaan apabila rekan tersebut kebetulan juga akan mengerjakan topik yang serupa. Hal ini sekaligus dapat
menggiring para peneliti untuk bermitra baik dengan sesama peneliti maupun dengan calon pengguna hasil riset. Dari segi
akademik, aktivitas pra-proposal ini sesuai dengan persyaratan forum publikasi jurnal ilmiah yang menolak naskah yang sudah
pernah dikerjakan peneliti lain. Kemudian dari segi pembiayaan, aktivitas tersebut sangat perlu untuk menghindari adanya tumpang
tindih di tengah anggaran penelitian dan pengembangan di Tanah Air yang sangat terbatas, seperti disebutkan pada bagian akhir Bab
II dalam ARN ini.
Di samping itu peneliti yang akan mengerjakan riset berciri hilir dekat dengan penerapan, dekat dengan proses industri, lihat
pula bagian awal Bab III ARN ini berkewajiban untuk sudah menjalin hubungan kerjasama dengan calon pengguna sebelum
proposal disusun, apakah dengan industriawan yang berminat memproduksi hasil riset ataukah pebisnis yang akan memasarkan
produknya. Kenyataan dan pengalaman menunjukkan sukarnya penjalinan rantai kegiatan antara hasil riset dan produksi, dan
hubungan yang dibentuk sesudah selesainya riset lebih sering tidak berhasil. Di pihak lain, kemitraan yang dibina sebelum proposal
dibuat memungkinkan pendekatan, kesepakatan dan komitmen untuk bersama merumuskan sosok pekerjaan yang lebih sesuai
agar hasilnya nanti dapat diterapkan.
Implementasi ARN juga berlangsung pada saat dilakukan seleksi terhadap proposal riset yang sudah diajukan, yaitu ketika
penilai atau pemeriksa reviewer memperhatikan kecocokan proposal dengan ARN, baik dalam pemeriksaan naskah desk
evaluation maupun pada saat seleksi melalui presentasi dan wawancara.
Ketika proposal sudah disetujui dan pekerjaan riset kemudian dilaksanakan, dapat terjadi bahwa karena persoalan atau
situasi yang spesifik sifatnya di lapangan, peneliti tidak dapat secara pasti mengikuti rencana yang sudah disusun sebelumnya.
Dalam keadaan ini, kiranya tetap sangat perlu dilakukan
143
penyelarasan dengan pemikiran untuk pemecahan masalah yang terdapat dalam ARN pada topik bersangkutan.
Dengan demikian terdapat beberapa bentuk kegiatan ketika dilakukan implementasi dari ARN, yaitu antara lain:
• Penyusunan panduan riset skala nasional yang akan didanai • Pemilihan topik riset dan penyusunan proposal oleh peneliti
• Seleksi oleh para penilai terhadap proposal riset yang
diajukan • Penyelarasan langkah pekerjaan riset oleh peneliti.
4.2. Pemantauan