24
1. TEMA RISET: PERLUASAN LAHAN PRODUKSI
NO TOPIK
TARGET 2014 INDIKATOR KEBERHASILAN 2014
CAPAIAN 2025 1.1 SUB
TEMA : PENGUASAAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN LAHAN-LAHAN SUB-OPTIMAL
1 Pengembangan teknologi perbaikan
sifat fisik, kimia, dan mikrobiologi tanah pada masing-masing tipologi lahan
sub-optimal kering, gambut, salin, rawa lebak, rawa pasang surut untuk
produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
a. Rekomendasi teknologi perbaikan kualitas lahan fisika, kimia, dan biologi
untuk lahan basah sub-optimal rawa lebak dan rawa pasang surut yang
sesuai dengan kemampuan adopsi petani setempat
b. Rekomendasi teknologi budidaya tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunan pada lahan basah sub- optimal
c. Rekomendasi teknologi pengelolaan hara tanaman dari berbagai sumber
bahan alami dan mikroba penambat hara nitrogen dan fosfor untuk
mengurangi aplikasi pupuk kimiasintetik
d. Rekomendasi hasil identifikasi, karekterisasi dan inventarissi teknik
konservasi lahan-lahan suboptimal yang potensial untuk produksi tanaman
pangan.
e. Rekomendasi kebijakan subsidi pupuk dan kebijakan pengembangan industri
pupuk organik. f. Rekomendasi pengembangan teknologi
infrastruktur pendukung pertanian lahan sub optimal irigasi hemat air,
reduksi salinitas lahan rawa. • Penambahan luas areal lahan basah
sub optimal yang dikelola secara produktif oleh petani
• Peningkatan jumlah KK petani pelaku produksi tanaman pangan hortikultura
dan perkebunan di lahan basah sub- optimal
• Pengurangan dosis aplikasi pupuk kimiasintetis 10 per satuan luas
lahan per musim tanam dengan tidak menurunkan produktivitas.
• Teratasinya kendala-kendala non teknis dalam pengembangan lahan
suboptimal untuk budidaya pertanian. a. Meluasnya pemanfaatan lahan
sub-optimal secara ekonomis untuk kegiatan produksi
tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.
b. Dikuasinya teknologi budidaya tanaman pangan, hortikultura
dan perkebunan pada masing- masing tipologi lahan sub-
optimal.
c. Pengurangan ketergantungan terhadap pupuk kimiasintetis
secara nasional
25
2 Pengembangan teknologi perbaikan
sifat fisik, kimia, dan mikrobiologi tanah pada masing-masing tipologi lahan
sub-optimal kering, gambut, salin, rawa lebak, rawa pasang surut untuk
produksi ternak 1. Paket rekomendasi teknologi perbaikan
kualitas lahan fisika, kimia, dan biologi untuk budidaya hijauan pakan ternak
pada lahan kering sub-optimal yang sesuai dengan kemampuan adopsi
petani peternak setempat
2. Paket teknologi budidaya ternak ruminansia pada lahan sub-optimal
1. Penambahan luas areal pengembalaan dan populasi ternak
ruminansia di lahan kering yang dikelola secara produktif oleh petani
2. Peningkatan jumlah KK peternak di lahan kering sub-optimal
• Berkembangnya budidaya ternak pada masing-masing
tipologi lahan sub-optimal sehinga mendukung
pencapaian swasembada daging.
3 Pengembangan teknologi perbaikan
kualitas air pada masing-masing tipologi lahan basah sub-optimal rawa
lebak dan pasang surut, danau, waduk, dan laut untuk produksi ikan air tawar,
payau, dan budidaya laut. 1.
Paket rekomendasi teknologi perbaikan kualitas air fisika, kimia, dan
biologi untuk budidaya ikan di lahan rawa lebak dan pasang surut yang
sesuai dengan kemampuan adopsi pembudidaya ikan setempat
2. Paket teknologi budidaya ikan
air tawar dan payau pada lahan basah sub-optimal
3. Rekomendasi teknologi
konservasi ekosistem pantai untuk melestarikan spawning and nursery
ground dan habitat yang optimal bagi ikan dan biota laut lainnya dan dapat
diaplikasikan oleh masyarakat pesisir.
4. Paket rekomendasi lokasi dan
teknologi budidaya perikanan ikan, kekerangan, rumput laut, dan biota laut
lainnya di perairan laut budidaya laut 1. Penambahan luas areal tambak dan
kolam budidaya di lahan basah sub- optimal yang dikelola secara
produktif dan ekologis oleh masyarakat pembudidaya ikan
2. Peningkatan jumlah KK pembudidaya ikan di lahan basah
sub-optimal 3. Total luas hutan bakau pada wilayah
pantai minimal bertambah 5 4. Peningkatan produksi perikanan dari
hasil budidaya di perairan laut budidaya laut
• Berkembang luasnya budidaya ikan dan biota air lainnya pada
masing-masing tipologi lahan basah sub-optimal, danau,
waduk, dan laut sehingga meningkatkan produksi ikan
nasional.
• Paket teknologi pemulihan ekosistem laut yang telah
mengalami degradasi kualitasnya akibat aktivitas
manusia
1.2 SUB TEMA: PENGEMBANGAN VARIETAS JENIS UNGGUL-ADAPTIF TERHADAP KONDISI AGROEKOSISTEM SUB-OPTIMAL.
1 Pengembangan varietas
tanaman pangan dan hortikultura yang mampu
beradaptasi terhadap kondisi lahan sub- • Rekomendasi jenis dan varietas
tanaman pangan pokok padi, jagung, dan kedelai dan tanaman hortikultura
• Satu varietas dari masing-masing tanaman pangan pokok yang
produktivitasnya hanya turun kurang • Varietas unggul tanaman
pangan pokok padi, jagung, kedelai dan hortikultura yang
26
optimal melalui pemuliaan dan penerapan bioteknologi.
bernilai ekonomi yang sesuai untuk kondisi kekeringan, genangan, salinitas
tinggi, atau masam pH rendah di masing-masing wilayah Indonesia
• Tersedianya benih tanaman yang sesuai dengan kondisi agroekosistem
lahan sub optimal dari 10 jika mengalami deraan
kekeringan, genangan, salinitas tinggi, atau kemasaman tanah
• Meningkatnya produksi pangan pokok melalui peran sentra benih
yang lebih signifikan mampu beradaptasi dan
berproduksi baik pada kondisi kekeringan, tergenang,
kemasaman tanah, atau salinitas tinggi
• Sistem produksi benih yang handal untuk mendukung
produksi tanaman pangan pokok dan hortikultura pada
lahan-lahan sub-optimal
2 Pengembangan jenis ternak dan jenis
tanaman makanan ternak yang mampu beradaptasi terhadap kondisi lahan sub-
optimal • Rekomendasi jenis ternak ruminansia
and unggas yang sesuai untuk dibudidayakan pada kondisi lahan
basah dan lahan kering sub-optimal • Rekomendasi jenis dan perbaikan
teknik budidaya tanaman pakan ternak untuk menghadapi kondisi kekeringan
atau kondisi lahan sub-optimal lainnya • Teridentifikasinya jenis ternak dan
jenis tanaman pakan ternak yang adaptif dan produktif untuk lahan
basah dan lahan kering sub-optimal • Pengurangan ketergantungan pada
impor untuk bahan pangan hasil perternakan
• Paket teknologi budidaya ternak dan tanaman pakan
ternak yang adaptif dan produktif pada kondisi sub-
optimal, berwawasan ekologis dan sesuai dengan kapasitas
adopsi peternak lokal
3 Pengembangan spesies
ikan yang
mampu beradaptasi dan berproduksi baik pada lahan basah sub-optimal.
• Benihbibit dan rekomendasi teknik budidaya ikan spesies lokal atau hasil
pemuliaan breeding yang produktif untuk lahan rawa pasang surut air
payau atau rawa lebak masam. • Teridentifikasinya jenisspesies ikan
atau biota perairan lainnya yang adaptif dan produktif untuk lahan
rawa pasang surut dan rawa lebak • Paket teknologi produksi bibit
dan budidaya ikan dan biota perairan lainnya yang
produktif, ekologis, dan dapat diadopsi pembudidaya lokal
4 Pengembangan budidaya
pertanian terpadu untuk optimalisasi produktivitas
lahan sub-optimal • Rekomendasi kombinasi jenis
komoditas pangan tanaman, ternak, ikan yang paling optimal dalam
meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sistem produksi pangan
pada kondisi lahan-lahan sub-optimal • Peningkatan pendapatan masyarakat
perdesaan yang mengelola sistem pertanian terpadu per satuan luas
lahan sub-optimal yang dikelola • Sistem pertanian terpadu yang
handal secara ekonomi dan ekologi untuk masing-masing
tipologi lahan sub-optimal
27
2. TEMA RISET: PENGURANGAN KEHILANGAN HASIL YIELD LOSSES