Tema Riset Unggulan Sosial Kemanusiaan

139

3.7.4. Tema Riset Unggulan Pengembangan Silikon untuk Aplikasi pada Enam Bidang

Fokus Material maju silikon yang akan menunjang ke arah mikroprosesor untuk komputer maupun untuk energi surya. Silikon ini dapat dibuat dari bahan dasar mineral maupun dari nabati yang dimodifikasi, misalnya silikon dari penambangan bauksit yang juga kaya dengan silikon, tambang zeolit, tambang kapur. Sumber silikon ini masih ada problema pada pemisahan secara pabrikan untuk dapat diproduksi secara besar-besaran. Untuk itu masih perlu ada riset yang mendalam. Sumber lain dapat berasal dari bahan nabati yang berasal dari sekam padi yang dilakukan dengan menggunakan pemanastungku dengan cara pirolisis untuk mendapatkan kualitas dari silikon yang baik. Sekam padi ini tersedia melimpah di Indonesia, oleh karena itu tidak khawatir akan kekurangan bahan baku. Riset untuk mendapatkan silikon sudah dilakukan di beberapa institusi litbang, bahkan mungkin prototipnya sudah didapatkan. Pengembangan berikutnya adalah memproduksi dalam jumlah yang besar sehingga diperlukan adanya Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksinya atau Percepatan Difusi dan Pemanfaatan Iptek. Material silikon dapat dikembangkan sebagai bahan sel surya untuk menunjang pada pengembangan energi baru dan terbarukan. Hal ini banyak dipakai pada daerah-daerah yang cukup energi surya sehingga dapat menghasilkan sumber listrik di perdesaan. Silikon juga dapat dipakai pada pengembangan semikonduktor untuk chip pada alat elektronik. Penggunaan semikonduktor semakin pesat pengembangannya dan sekarang menjadi komponen utama elektronik yang hampir semuanya diimpor dari luar negeri. Teknologi Informasi dan Komunikasi, Teknologi dan Manajemen Transportasi, serta Teknologi Pertahanan dan Keamanan banyak menggunakan mikroprosessor untuk dibuatkan sebagai sistem elektronik atau sistem kontrol dan monitoring. Penggunaan dalam bidang Teknologi Kesehatan dan Obat, di antaranya dipakai untuk operasi plastik pada kecantikan dan kerusakan organ.

3.8 Tema Riset Unggulan Sosial Kemanusiaan

Walaupun bangsa Indonesia menghadapi berbagai tantangan globalisasi yaitu antara lain berupa komitmen Indonesia dalam perjanjian internasional dengan berbagai negara dan lembaga multilateral maupun dampak dari krisis perekonomian global, namun seluruh rakyat Indonseia haruslah tetap mampu meningkatkan kesejahteraannya, sesuai dengan cita-cita para pendiri negara Indonesia. Selama dekade terakhir, Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk melaksanakan berbagai perjanjian internasional dan hal ini tentu mempengaruhi keadaan sosial-ekonomi Indonesia. Perjanjian tersebut antara lain berupa Area Perdagangan Bebas ASEAN-China, komitmen nasional untuk pengendalian perubahan iklim dunia, mewujudkan demokrasi dan menegakkan Hak Azasi Manusia. Sebagai contoh, Perjanjian Area Perdagangan Bebas ASEAN-China yang mulai efektif sejak 1 Januari 2010, telah memberikan tekanan luar biasa kepada rakyat Indonesia--yaitu mereka yang bekerja di sektor pertanian, industri manufaktur dan jasa-- agar mampu bersaing menghasilkan produk dan jasa yang lebih ekonomis dari berbagai barang dan jasa yang diimpor. Adanya berbagai tekanan perubahan domestik maupun internasional selama dekade terakhir tersebut telah menyebabkan semakin buruknya kesenjangan sosio-kultural yang mengkhawatirkan antara masyarakat di perdesaan dengan masyarakat perkotaan maupun antar berbagai kelompok masyarakat di perkotaan. Kemiskinan di perdesaan dan kesenjangan pembangunan perdesaan dan perkotaan telah mengakibatkan migrasi dari desa ke kota baik domestik maupun ke luar negeri. Sebagai akibatnya urbanisasi di perkotaan tidak terelakkan, dan menjadikan permasalahan di berbagai kota besar di Indonesia. Berbagai kelompok masyarakat baik di perdesaan dan khususnya di perkotaan mengalami benturan sosio-kultural antara lain akibat perubahan aturan formal dan informal dalam tatanan masyarakat serta semakin terbukanya arus informasi dan komunikasi melalui multi media. Benturan sosio-kultural ini telah menyebabkan pergeseran tata-nilai baik di sisi birokrasi 140 pemerintahan maupun pelaku usaha dan masyarakat secara luas. Misalnya, korupsi tidak lagi merupakan suatu hal yang sangat memalukan dalam masyarakat Indonesia. Pergeseran tata nilai akibat benturan sosio-kultural ini telah menyebabkan ketidaksiapan masyarakat Indonesia untuk ikut serta sebagai subyek maupuan obyek dalam pembangunan dan menjadi salah satu faktor penghambat yang utama dalam rangka mencapai berbagai target pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera. Oleh karena itu diperlukan suatu peta strategi transformasi sosial dari masyarakat tradisional menuju masyarakat industri agar dapat sekaligus meningkatkan kualitas industri dan daya beli masyarakat. Pelaku riset sudah saatnya untuk lebih fokus dalam menggeluti diseminasi dan intervensi sosial dalam menghadapi isu global, sehingga mampu mewujudkan masyarakat Indonesia yang unggul dan kreatif sebagai sumberdaya bagi terbentuknya berbagai center of excellence. Dalam hal ini, riset sosial kemanusiaan diharapkan lebih banyak berperan dalam lingkup yang lebih luas, dalam rangka terjadinya siklus kegiatan riset yang akan melengkapi suatu kegiatan inovasi yang mampu menghasilkan produk industri manufaktur yang ekonomis, berkualitas dan berdaya saing tinggi. Selain itu, penting untuk menjadi perhatian bahwa seluruh kegiatan riset adalah untuk mewujudkan peningkatan nilai budaya dan peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia. Topik Unggulan Faktor Pendukung Keberhasilan Sosial Kemanusiaan mempunyai judul Transformasi Sosial untuk Mewujudkan Masyarakat yang Unggul dan Kreatif: Studi Kasus di Beberapa Industri Terpilih Pangan, Energi, dan Obat NO TOPIK TARGET 2014 INDIKATOR KEBERHASILA N 2014 CAPAIAN 2025 Program Transformasi Sosial untuk Mewujudkan Masyarakat Unggul dan Kreatif: Studi Kasus 1 INDUSTRI PANGAN TERPILIH Ketersediaan peta permasalahan sosial kemanusiaan, ekonomi dan kelembagaan dan strategi transformasi sosial serta saran kebijakan untuk pengembangan industri pangan terpilih Dapat diatasinya permasalahan sosial dalam industri pangan terpilih Dapat diatasinya permasalahan sosial dalam industri pangan terpilih 2 INDUSTRI ENERGI TERPILIH Ketersediaan peta permasalahan sosial kemanusiaan, ekonomi dan kelembagaan dan strategi transformasi sosial serta saran kebijakan untuk pengembangan industri energi Dapat diatasinya permasalahan sosial dalam industri energi terpilih Dapat diatasinya permasalahan sosial dalam industri energi terpilih 3 INDUSTRI OBAT TERPILIH Ketersediaan peta permasalahan sosial kemanusiaan, ekonomi dan kelembagaan dan strategi transformasi sosial serta saran kebijakan untuk pengembangan industry obat Dapat diatasinya permasalahan sosial dalam industri obat terpilih Dapat diatasinya permasalahan sosial dalam industri obat terpilih 141 BAB IV IMPLEMENTASI “Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi suatu bangsa adalah hasil dari suatu kerja besar yang terencana dan berkesinambungan. Sesungguhnya pula merupakan bagian integral yang dinamis dari sebuah peradaban civilization” Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Serpong, 20 Januari 2010 Untuk melengkapi siklus perencanaan iptek, penyusunan ARN perlu diikuti dengan kegiatan implementasi, pemantauan, dan evaluasi. Pemantauan dan evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan yang diimplementasikan sesuai dengan tujuan dan target yang direncanakan sekaligus ditujukan dalam rangka membangun Sistem Inovasi Nasional. Guna keperluan tersebut dibutuhkan keterpaduan prakarsa dalam mengembangkan sistem inovasi yang ditentukan oleh keberhasilan merumuskan konsep kerangka kebijakan inovasi. Dalam implementasinya diperlukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain suatu acuan bersama yang mempunyai sasaran yang jelas dan terukur, diikuti dengan pemantauan dan evaluasi yang konsisten, serta memiliki sifat dinamis yang dapat diperbaiki secara terus-menerus sesuai dengan tantangan yang dihadapi. Selain itu, upaya meningkatkan kualitas hidup atau kesejahteraan masyarakat ditentukan oleh seberapa banyak apresiasi dan partisipasi masyarakat serta seberapa cepat dan luas penyebaran hasil inovasi. Dalam upaya penyebarluasan hasil inovasi perlu diperhatikan ketersediaan dan kesiapan teknologi sisi penyediaan dan kemampuan absorpsi pengguna baik swasta maupun pemerintah sisi permintaan, serta keterkaitaninteraksi antara keduanya. Pada kenyataannya, lembaga litbang di Indonesia meskipun telah banyak menghasilkan inovasi, namun hasil-hasilnya masih terbatas pada kebenaran ilmiah yang lebih merupakan self-interest- nya, belum menghasilkan solusi kontekstual bagi persoalan yang berkembang pada masyarakat dan pemajuan yang dinilai penting bagi perkembangan di masa depan serta masih kurang berorientasi kepada kebutuhan pengguna hasil riset yang mencakup komponen- komponen pemerintah, masyarakat, dan industri. Oleh karena itu diperlukan komunikasi antar kementerian maupun dengan unsur- unsur masyarakat sebagai awal untuk mengidentifikasi kebutuhan dalam rangka menyempurnakan pelayanan menuju pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, terkait dengan kebijakan otonomi daerah, perlu dijalin komunikasi dengan Pemerintah Daerah yang bertujuan mewujudkan pembangunan yang berbasis pada potensi daerah dengan ciri khas Indonesia agar pada gilirannya dapat meningkatkan daya saing di tingkat global. Selama ini dirasakan kurangnya interaksi antara pihak penghasil litbang dan pengguna litbang seperti industri yang menyebabkan industri kurang memanfaatkan hasil penelitian lokal bahkan cenderung mempergunakan hasil riset dari luar negeri. Kurangnya pendekatan, komunikasi dan interaksi dari penghasil dan pengguna hasil litbang juga disebabkan belum berfungsinya secara optimal berbagai lembaga intermediasi. Padahal salah satu faktor utama pemicu terjadinya krisis multidimensi di Indonesia sejak dekade yang lalu adalah belum terwujudnya kemandirian bangsa akibat ketergantungan yang tinggi terhadap teknologi dari luar Kemandirian bangsa dapat dicapai dengan mengembangkan kemampuan iptek dan industri nasional untuk mendukung peningkatan kemampuan nasional terutama bagi kepentingan national security pertahanan dan keamanan, pangan, dan energi; revitalisasi industri strategis dan pengembangan industri kreatif; peningkatan layanan terhadap masyarakat antara lain: penyediaan air, kesehatan, pemberdayaan masyarakat tertinggal sebagai prioritas di antara agenda pengembangan sistem inovasi di Indonesia. Tahap implementasi hasil-hasil riset pada hakekatnya sudah dimulai ketika untuk kebutuhan suatu program pendanaan riset secara nasional, dilakukan penyusunan panduan riset. Panduan dirumuskan dengan mengacu pada ARN dan menempatkan ARN sebagai kriteria yang perlu diperhatikan oleh para peneliti. 142 Contohnya ialah Program Riset Insentif yang didanai melalui Kementerian Riset dan Teknologi. Seperti diketahui, pada kurun waktu 2006 sampai 2009, Program Riset Insentif yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi dikelompokkan ke dalam empat kategori: Riset Dasar; Riset Terapan; Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi; dan Percepatan Difusi dan Pemanfaatan Iptek. Hasil evaluasi terhadap implementasi ARN 2006-2009 menyarankan perlunya: i perbaikan terhadap pendekatan pelaksanaan pemberian insentif agar riset yang dilakukan dapat menjawab permasalahan pembangunan dalam mencapai kesejahteraan dan kemandirian bangsa; dan ii perlunya peningkatan kemitraan dalam kegiatan riset baik antara sesama peneliti maupun antara peneliti dengan pengguna hasil riset. Oleh karena itu sejak tahun anggaran 2010, Program Riset Insentif menerapkan pola semi top-down. Berbeda dari sebelumnya, pada pola tersebut peneliti tidak lagi mendapatkan kebebasan untuk memilih dan menetapkan judul riset yang diusulkan untuk dibiayai. Sebagai gantinya, DRN bersama Kementerian Riset dan Teknologi menetapkan terlebih dahulu sejumlah produk target yang ingin dicapai melalui Program Riset Insentif. Setiap produk target dijabarkan ke dalam sejumlah kegiatan yang diperlukan untuk mewujudkan produk target bersangkutan. Para peneliti kemudian memilih judul proposal riset mereka dari kumpulan kegiatan yang telah tersusun. Untuk tahun anggaran 2010 disediakan 50 produk target yang dijabarkan ke dalam 294 kegiatan.

4.1. Penerapan