Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya iptek untuk

3 improvement. Deskripsi mengenai kerangka kerja legal yang memayungi ARN diperlihatkan pada Gambar 1. Gambar 1 Struktur Kebijakan Iptek 2010–2014 sebagai Rujukan Penyusunan Agenda Riset Nasional 2010–2014. Agenda Riset Nasional disusun dengan berpijak pada landasan idiil Pancasila dan landasan konstitusional UUD 1945, serta landasan operasional UU No.18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek dan UU No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN 2005-2025. Selanjutnya, peraturan- peraturan pemerintah yang menjadi acuan dalam penyusunan ARN adalah: Perpres nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, Instruksi Presiden No. 4 tahun 2003 tentang Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Iptek; Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2006 tentang Perizinan Melakukan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan bagi Lembaga Asing; Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 2007 tentang Alokasi Sebagian Pendapatan Badan Usaha untuk Peningkatan Kemampuan Perekayasaan, Inovasi dan Difusi Teknologi; Peraturan Pemerintah No. 48 tahun 2009 tentang Pelaksanaan Kegiatan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek Berisiko Tinggi dan Berbahaya. Dengan berpijak pada landasan ideologis dan landasan legal sebagaimana disebutkan di atas, Agenda Riset Nasional periode 2010-2014 ARN 2010-2014 disusun selaras dengan kebijakan-kebijakan yang dirumuskan dalam: Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN 2010-2014; Fokus Prioritas KIB II dan Kontrak Kinerja Menteri Riset dan Teknologi Menristek; serta Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Iptek 2010-2014. Kebijakan pembangunan iptek nasional yang telah digariskan dalam Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional iptek Jakstranas Iptek tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya iptek untuk

menghasilkan produktivitas litbang yang berdaya guna bagi sektor produksi nasional; 2. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan litbang dan lembaga pendukung untuk mendukung proses transfer dari ide-prototip lab-prototip industri-produk komersial penguatan sistem inovasi nasional; 3. Mengembangkan dan memperkuat jejaring kelembagaan maupun peneliti di lingkup nasional maupun internasional untuk mendukung peningkatan produktivitas litbang dan pendayagunaan litbang nasional; 4. Meningkatkan kreativitas dan produktivitas litbang nasional untuk memenuhi kebutuhan teknologi di sektor produksi dan meningkatkan daya saing produk-produk nasional dan budaya inovasi; Fokus Prioritas KIB II UU No. 172007 RPJPN 2005-2025 Kontrak Kinerja Menristek RPJMN 2010-2014 Buku Putih 2005-2025 Jakstranas Iptek 2010-2014 INPRES No. 42003 PP No.202005 PP No. 412006 PP No.352007 PP No.482009 UU No. 182002 UUD 1945 Kebijakan Pembangunan Sektor: Perundang-undangan Kebijakan Menteri ARN 2010-2014 Tema Riset Tema Riset Tema Riset 4 5. Meningkatkan pendayagunaan iptek nasional untuk pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja baru untuk meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya iptek; 6. Memberikan prioritas pada tujuh 7 bidang fokus pembangunan iptek seperti yang tercantum pada RPJPN 2005–2025 dan RPJMN 2010-2014 : i bidang ketahanan pangan; ii bidang energi; iii bidang teknologi informasi dan komunikasi; iv bidang teknologi dan manajemen transportasi; iv bidang teknologi pertahanan dan keamanan; vi bidang teknologi kesehatan dan obat; vii bidang material maju untuk mendukung pengembangan teknologi di masing-masing bidang fokus. Dipandu oleh arahan-arahan kebijakan pembangunan iptek tersebut, Agenda Riset Nasional yang dijabarkan ke dalam tema dan topik riset tujuh 7 bidang fokus, yang secara keseluruhan diintegrasikan oleh dua Pendukung Keberhasilan, yaitu faktor sains dasar dan faktor sosial kemanusiaan. Hal ini selaras dengan arahan pembangunan iptek nasional yang tertuang pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 khususnya dalam Kerangka Pembangunan Iptek di mana tertera butir–butir Fokus Pembangunan di antaranya mengenai pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial Kemasyarakatan. Hubungan antara ke tujuh bidang fokus pembangunan iptek dan ke dua Pendukung Keberhasilan diilustrasikan pada Gambar 2. Kegiatan-kegiatan penyelenggaraan pembangunan pada sektor-sektor yang spesifik saling mempengaruhi satu terhadap yang lain. Koordinasi dan penyelarasan berbagai kegiatan penyelenggaraan pembangunan lintas-sektoral diperlukan untuk mewujudkan keutuhan dari pembangunan itu sendiri. Oleh karena itu, kegiatan pembangunan di sektor iptek perlu memperhatikan dan mengikuti haluan-haluan dan arahan-arahan kebijakan di sektor pembangunan yang lain seperti, antara lain: • UU No. 71996 tentang Pangan, dan kebijakan-kebijakan yang dirumuskan oleh Dewan Ketahanan Pangan dan pihak-pihak lain yang berwenang; • UU No. 302007 tentang Energi, Peraturan Presiden No. 5 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, dan UU No. 151985 tentang Ketenagalistrikan, serta kebijakan strategis yang dirumuskan oleh Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia, Dewan Energi Nasional dan pihak-pihak lain yang berwenang; • UU No. 112008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ITE, UU No. 142008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, kebijakan Single Identity Number, dan kebijakan-kebijakan lain yang terkait; • UU No. 382004 tentang Jalan, UU No 232007 tentang Perkeretaapian, UU No 172008 tentang Pelayaran, UU No 12009 Tentang Penerbangan, UU No 222009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan, dan kebijakan-kebijakan yang terkait; • UU No. 32002 tentang Pertahanan Negara dan kebijakan- kebijakan lain yang terkait; • UU No. 352009 tentang Kesehatan, UU No. 352009 tentang Narkotika, dan kebijakan-kebijakan lain yang terkait; Selain landasan-landasan legal dan kebijakan yang disebutkan di atas, pembangunan iptek juga perlu sejalan dengan perundangan dan peraturan yang menetapkan arahan kebijakan industri nasional, penyelenggaraan koperasi dan badan usaha, dan juga mengenai penyelenggaraan otonomi daerah. 5 Gambar 2 Keterkaitan antara Bidang-Bidang Fokus dan Faktor Pendukung Keberhasilan Pembangunan Iptek. Fokus Ketahanan Pangan Fokus Teknologi Pertahanan Keamanan Fokus Teknologi dan Manajemen Transportasi Fokus Teknologi Kesehatan dan Fokus Energi Fokus Teknologi Informasi dan Komunikasi Penguatan Dimensi Sosial dan Kemanusiaan Tujuan Pembangunan I ptek dalam RPJMN RPJPN Fokus Material Maju Penguatan Sains Dasar Obat 6 Selaras dengan RPJMN 2010–2014 yang disusun oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas, arahan pembangunan iptek terbagi ke dalam dua aspek : 1. Penguatan Sistem Inovasi Nasional dengan tiga Fokus Pembangunan, yaitu: i Kelembagaan iptek; ii Sumberdaya Iptek; dan iii Jaringan Iptek. Sasaran yang ingin dicapai adalah penguatan dari kapasitas lembaga dan kualitas interaksi antar lembaga iptek, peningkatan kapabilitas seluruh aspek sumberdaya iptek serta penguatan jaringan antar pelaku iptek yang mencakup penghasil, intermediari dan pengguna iptek. 2. Peningkatan Penelitian Pengembangan dan Penerapan Iptek P3-Iptek dengan sepuluh 10 fokus pembangunan, yaitu: i Biologi molekuler, Bioteknologi dan Kedokteran; ii Ilmu pengetahuan Alam IPA; iii Energi, Energi Baru dan Terbarukan; iv Material Industri dan Material Maju; v Industri, Rancang Bangun dan Rekayasa; vi Informatika dan Komunikasi; vii Ilmu kebumian dan Perubahan Iklim; viii Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemasyarakatan; ix Ketenaganukliran dan Pengawasannya; x Penerbangan dan Antariksa. Sasaran yang ingin dicapai adalah: 1. Meningkatnya kemampuan nasional dalam pengembangan, penguasaan dan penerapan iptek dalam bentuk publikasi, paten HKI, prototip purwarupa, layanan teknologi, wirausahawan teknologi. 2. Meningkatnya relevansi kegiatan riset dengan persoalan dan kebutuhan riil yang dibarengi dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan iptek. Ke dua sasaran diatas sesuai dengan sambutan Presiden SBY di Serpong, 20 Januari 2010 yaitu, dalam menghasilkan produk, industri Indonesia harus lebih efisien, produktif dan mempunyai nilai tambah. Indonesia juga harus mulai mencapai high-end products, menciptakan branding yang dikenal dunia internasional, dan bahkan bisa bersaing dalam aspek desain yang selama ini cenderung didominasi industri negara-negara maju; karena pada saat ini dan ke depan, industri akan tetap menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia.

1.3. Faktor Pendukung Keberhasilan