Kehidupan Sosial Anak Tunanetra

BAB III PERAN ORANG TUA DAN GURU DALAM MENANGANI MASA PUBERTAS

3.1 Kehidupan Sosial Anak Tunanetra

Sekolah merupakan tempat siswa-siswi menerima ilmu pengetahuan dan pengalaman- pengalaman yang tidak di dapat dalam lingkungan masyarakat dan diorganisasikan melalui pemikiran dan tingkah laku. Anak-anak yang sekolah di sekolah luar biasa karya murni ini tidak lepas dari hubungan timbal balik antara sesama tunanetra. Mereka harus bisa saling berinteraksi dengan sesama mereka dan mereka harus bisa berhubungan dengan guru yang mengasuh mereka di sekolah. Kehilangan pengelihatan bukan berarti ketinggalan pendidikan, namun proses yang dilakukan akan berbeda dengan anak lainnya. Proses belajar yang dilakukan pada anak tunanetra harus dengan hati yang penuh kesabaran karena anak-anak tunanetra dari segi fisik tidak bisa disamakan dengan anak normal. Untuk dapat belajar seorang tunanetra harus memiliki kemauan yang tinggi dan daya kemampuan otak yang tidak lemah. Jika seorang anak tidak mampu menerima pelajaran yang diajarkan oleh guru maka mereka akan diberikan khursus sesuai dengan kemampuan mereka. Seperti yang di paparkan oleh guru yang mengajar di sekolah tersebut : “banyak anak-anak yang mengalami tunanetra dalam diri mereka dan tidak semua anak mendapatkan tempat yang layak saat mereka lahir, saat mereka sudah beranjak remaja mereka barumendapatkan pendidikan namun tidak semua dapat menerima pelajaran dengan baik, mungkin si anak hanya dapat bersekolah sampai SD saja. Jika sudah begitu maka gurupengasuhnya akan melihat kemampuan si anak dan dia akan diberikan kursus mengenai kemampuannya”. wawancara ibu Kenneria Lubis Universitas Sumatera Utara Seperti yang dapat saya lihat sendiri dari murid-murid yang bersekolah di SLB-A karya murni ini mereka selalu mengandalkan alat pendengaran mereka untuk mengenali siapa saja yang di dekat mereka. Misalnya saja murid kelas tiga bernama Ida, dia merupakan anak tunanetra yang sama sekali buta total karena kelopak dan bola matanya tidak ada, yang ada hanya alisnya yang kelihatan. Ida mengenali orang dengan mendengarkan suara dan dengan menggunakan indra peraba seperti memegang tangan kita dia langsung bisa mengenal kita keesokan harinya dengan begitu mereka susah untuk dibohongi oleh orang lain. Namun kelemahan mereka pada saat di tempat keramaian mereka susah membedakan suara, namun mereka lebih peka terhadap suara yang lebih sering mereka dengar.

3.2 Interaksi Anak Tunanetra