sehingga bagian sekolah harus dapat mencetak sendiri buku untuk keperluan sekolah mereka. Materi yang diajarkan kepada anak tunanetra tersebut sama saja dengan materi pelajaran anak
normal lainnya. Bedanya hanya pada cara penyampaian dan metode yang digunakan masih berbeda jika si anak normal masih bisa menguasai dirinya di dalam kelas berbeda dengan
anak tunanetra. Karena mereka memiliki ketunaan sehingga konsentrasi mereka harus stabil sehingga guru sering sekali mengajar dengan membuat yang lucu dan bercerita yang dapat
membuat mereka lebih terpacu dalam hal belajar.
3.4.2 Peran Guru Menghadapi Anak Tunanetra Masa Pubertas
Peranan guru di sekolah luar Karya Murni memiliki tugas lebih berat dibandingkan guru-guru yang berada di sekolah normal. Hal ini dapat dilihat dari sikap-sikap yang di miliki
anak tunanetra dan juga guru-guru yang mengajar harus lebih sabar karena mereka menghadapi anak yang mengalami kebutaan bukan anak normal. Apalagi mereka harus sabar
melihat anak-anak tunanetra yang sedang mengalami puber di dalam kelas. Karena tidak semua anak yang mengalami puber setara dengan teman yang lainnya karena kita ketahui
bahwa kelas anak tunanetra tidak berdasarkan umur melainkan berdasakan kemampuan mereka mendapatkan atau menangkap pelajaran yang diberikan oleh guru, seperti hasil
wawancara yang mendukung : “jika pada saat belajar mengajar anak-anak lebih banyak bercerita
tentang apa yang mereka alami dan yang mereka rasakan. Dan anak-anak tunaneta ini jika mengalami masa-masa pertumbuhan mereka kelihatan sekali
jika mereka sedang suka dengan orang yang disukainya di dalam kelas atau pun terkadang seorang anak suka mengganggu teman lawan jenisnya.
Disinilah seorang tenaga pendidik harus sabar, dan dapat menguasai diri agar dapat memberikan pengajaran dengan baik kepada anak tunanetra.
Terkhusus kepada perempuan jika mereka sedang mengalami masa-masa mensturasi itu sangat kelihatan sudah lama saya mengenal mereka jika hal itu
terjadi maka anak itu akan mengamuk, namun mengamuknya tidak merusaki apa yang ada di sekitar mereka. Cuma hanya merepet-repet sepanjang hari
Universitas Sumatera Utara
dari asrama sampai kembali ke asrama. Begituah mereka melampiaskan rasa sakit yang dirasakan” tutur Suster Leoni”
Tidak semua guru dapat memahami anak tunanetra, terkadang anak-anak ini mencari perhatian kepada guru agar diperhatikan. Begitulah terkadang anak-anak ini mencari
perhatian kepada guru mereka. Guru tidak hanya mengajar dalam sekolah melainkan harus dapat memahami kenakalan anak-anak bahkan mereka harus memahami anak yang sedang
mengalami puber tersebut. Seorang guru juga harus mengerti memberikan pengajaran yang berbau hal positif agar berguna bagi anak tersebut. Para guru juga harus memberi dan
mendukung mereka jika hal itu masih dalam hal positif. Seperti wawancara yang mendukung Anak-anak didik ini merupakan anak didik yang tidak gampang untuk
memberi pelajaran. Mereka harus diperhatikan sampai mana mereka dapat mengerti dan memahami bagai mana diri seorang anak. Kami
dalam sekolah ini terkadang lucu melihat anak-anak ini jika sedang mengalami namanya jatuh cinta. Mereka malu sebenarnya namun kami
lucu saja melihatnya. Selaku kami guru kami juga mengerti tentang perasaan mereka, sehingga kami mendukung mereka begitu namun
mengajarkan kepada mereka kalau berteman dengan lawan jenis tidak boleh berlebihan. Maka di dalam kelas diajarkan tentang masalah
pertumbuhan anak. Agar mereka mengerti tentang masalah pubertas tutur guru tarigan
Dengan adanya pelajaran yang mempelajari tentang pubertas tersebut, seorang anak juga dapat mengerti tentang pubertas. Mereka tidak lagi bingung kenapa hal itu bisa terjadi
dalam diri mereka
Universitas Sumatera Utara
BAB IV Kendala-kendala Dalam Menghadapi Masa Pubertas Anak Tunanetra
4.1 Pubertas Menurut Tunanetra
Menanti anak-anak keluar snack saya dan beberapa orang tua menunggu, mereka bercerita tentang tingkah laku anak jika sudah tidak suka dengan apa yang dikatakan orang
tua. Jika orang tua marah kepada mereka maka mereka akan lebih marah lagi. Anak tinggal dengan orang tua adalah mereka yang berdada di daerah medan namun jarak rumah dengan
sekolah memang cukup jauh. Anak tunanetra keluar dari kelas sambil pegangan tangan. Melihat mereka sungguh suatu anugrah Tuhan yang memiliki keunikan tersendiri. Mereka
merupakan anak yang memiliki banyak keahlian terutama dalam bidang kesenian. Mereka mampu menciptakan hal-hal yang indah seperti lilin yang bisa dibentuk lalu di jual ke toko-
toko rohani kristen terutama mereka menjualnya untuk pembangunan sekolah maupun asrama. Hasil karya-karya yang mereka buat memang menarik perhatian. Banyak anak-anak
yang normal tidak dapat berkreasi dengan apa yang mereka miliki. Anak-anak tunanetra itu menunjukkan tingkah laku yang lucu kepada orang-orang yang
ada dekat dengan mereka. Ada juga anak laki senang bergabung dengan perempuan, ada suka bermain dengan sesama laki-laki, ada yang lebih senang menyendiri duduk di tangga
dan juga berada dalam kelas bersandau gurau dengan teman satu kelasnya, terkadang mereka lebih senang bermain dalam kelas dibandingkan bermain di luar kelas. Kalau pun mereka
keluar paling anak asrama yang ingin mengambil snack mereka kalau anak yang tinggal dengan orang tua mereka telah menyediakan snack dari rumah.
Saya berjalan ke kelas-kelas, beberapa kelas sudah ada yang santai-santai, ada sudah mulai memakai kembali sepatunya bersiap-siap untuk pulang karena setelah semua kelas
Universitas Sumatera Utara