Epidemiologi Diabetes Melitus Diabetes Melitus .1 Definisi Diabetes Melitus

9 Gambar 2.2 Infiltrasi pankreas oleh sel T CD4 dan CD8, sel B, makrofag, dan sel dendritik. Sumber : Tom L. Van Belle, et.al 2011. 16 DM tipe 2 disebut juga Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus NIDDM merupakan suatu bentuk gangguan toleransi glukosa yang tidak memerlukan insulin sebagai terapi utama. Obesitas merupakan faktor resiko utama penyebab resistensi insulin yang merupakan patogenesis utama DM tipe 2. Resistensi insulin membuat glukosa darah tidak dapat disimpan ke dalam jaringan, sehingga tubuh akan cenderung melakukan glikogenolisis bahkan glukoneogenesis. 1 Tujuan terapi DM tipe 2 adalah untuk mengontrol indeks glikemik, hipertensi, dan kadar lipid darah, sehingga angka morbiditas dan mortalitas berkurang. 17 Tipe diabetes selanjutnya adalah DM tipe lain. Etiologi DM tipe ini bermacam-macam seperti defek genetik pada sel B pankreas pankreas, defek genetik pada kerja insulin, penyakit pada kelenjar eksokrin pankreas, endokrinopati, drug or chemical induced diabetes mellitus, dan infeksi. 1 Tipe terakhir yaitu gestasional diabetes, dimana terjadi intoleransi glukosa saat kehamilan sedang berlangsung. Beberapa kasus gestasional diabetes menghilang setelah melahirkan anak, tapi beberapa kasus menunjukkan gestasional diabetes menetap bahkan setelah melahirkan anak. 1 10 Tabel 2.1 Klasifikasi DM berdasarkan etiologi Tipe 1 Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut  Autoimun  Idiopatik Tipe 2  Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin Tipe lain  Defek genetik fungsi sel beta  Defek genetik kerja insulin  Penyakit eksokrin pankreas  Endokrinopati  Karena obat atau zat kimia  Infeksi  Sebab imunologi yang jarang  Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM Diabetes Melitus gestasional Sumber : PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 diIndonesia. 2011. 5

2.1.1.4 Patofisiologi Diabetes Melitus

Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino, dihasilkan oleh sel-sel pulau langerhans pankreas yang mempunyai dampak regulasi glukosa. Hormon ini menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino darah serta mendorong penyimpanan bahan-bahan tersebut. 18 Pada manusia normal, molekul nutrien hasil dari absorpsi makanan di usus halus akan menstimulasi sel B pankreas untuk menyintesis dan menyekresi insulin ke dalam darah sesuai kebutuhan tubuh untuk regulasi darah. 19 Gambar 2.3 Struktur histologi islet pankreas Sumber : Tortora, Gerard J., Derrickson, Bryan.Principles of Anatomy and Physiology. Edisi 12. 20 11 Terdapat beberapa tipe sel yang terdapat pada sel Langerhans. Setiap sel langerhans mempunyai fungsi yang berbeda untuk menyekresikan hormon tertentu. 20 Sel A berjumlah sekitar 17 yang berfungsi untuk menyekresi glukagon. Sel B berjumlah sekitar 70 dari jumlah total sel langerhans yang menghasilkan hormon insulin. Sedangkan sel D hanya berjumlah sekitar 7 dan menyekresi somatostatin suatu hormon yang identik dengan GH. Yang terakhir adalah sel F yang berfungsi untuk menyekresi pancreatic polypeptide. Sekresi insulin melalui mekanisme feedback negative antara sel pankreas dengan kadar glukosa darah. Peningkatan kadar glukosa darah akan menstimulasi sel B pankreas untuk menyintesis dan menyekresikan insulin. Glukosa akan masuk ke dalam sel B pankreas melalui GLUT-2. Kemudian glukosa akan melalui proses fosforilasi menjadi glukosa-6-fosfat. Oksidasi glukosa-6-fosfat menghasilkan ATP yang akan berikatan dengan ATP- sensitive K + channel sehingga kanal ion K + tertutup. Tingginya kadar ion K + di dalam sel menjadikan sel tersebut terdepolarisasi. Depolarisasi akan menstimulasi pembukaan voltage-gated Ca 2+ channel . Ion Ca 2+ yang masuk ke dalam sel akan menyebabkan eksositosis insulin untuk diedarkan ke seluruh tubuh. 18 Gambar 2.4 Mekanisme sekresi insulin dari sel B pankreas Sumber : Sherwood, Lauralee. Human Physiology From Cells to System. 18

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS SEDUHAN DAUN YAKON (Smallanthus sonchifolius) TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) DAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA TIKUS DIABETIK YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN

0 13 24

Efek Ekstrak Daun Insulin (Smallanthus sonchifolia) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Kadar Trigliserida pada Tikus Diabetes strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014.

0 15 61

Efek Ekstrak Daun Yakon “Smallanthus Sonchifolius” terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan dan Berat Organ Pankreas, Ginjal, dan Jantung pada Tikus Jantan Strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014

0 16 51

Pengaruh Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum cassia) terhadap Glukosa Darah, Berat Badan, serta HDL Tikus Diabetes (Sprague dawley) yang Diinduksi Aloksan

2 25 65

Efek Ekstrak Daun Yakon “Smallanthus Sonchifolius” terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan dan Berat Organ Pankreas, Ginjal, dan Jantung pada Tikus Jantan Strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014.

0 9 51

Efek Ekstrak Daun Yacon (Smallanthus sonchifolius) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Kolesterol Tikus yang Diinduksi Streptozotosin. 2015

1 21 76

Efek Ekstrak Daun Insulin (Smallanthus sonchifolius) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Low Density Lipoprotein pada Tikus yang Diinduksi Streptozotosin. 2015

1 18 71

Efek Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum cassia) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan dan Low Density Lipoprotein (LDL) pada Tikus yang Diinduksi Streptozotosin. 2015

0 6 72

Efek Ekstrak Daun Insulin (Smallanthus sonchifolius) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Low Density Lipoprotein pada Tikus yang Diinduksi Streptozotosin. 2015

0 17 71

Efek Ekstrak Daun Insulin (Smallanthus sonchifolia) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Kadar Trigliserida pada Tikus Diabetes strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014

0 3 61