Ket  :  N=  kelompok  normal  n=3,  D=  kelompok  diabetes  n=4,  D+Ss  100  mg=  kelompok diabetes  dengan  terapi  ekstrak  daun  insulin  100mgkgBB  n=4,  D+Ss  300  mg=  kelompok
diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 300mgkgBB n=4
Grafik 4.1 Rata-Rata GDS mgdL Konsensus  DM  tipe  2  Indonesia  tahun  2011  menyatakan  bahwa  jika
keluhan  klasik  ditemukan,  maka  pemeriksaan  glukosa  plasma  sewaktu  200 mgdL  sudah  cukup  untuk  menegakkan  diagnosis.  Hal  ini  sesuai  dengan
percobaan yang dilakukan yaitu GDS kelompok diabetes mengalami peningkatan hingga  mencapai  batas  maksimum  kadar  glukosa  yang  bisa  diukur  oleh
glukometer, yaitu 600mgdL Berdasarkan  tabel  4.1  terlihat  perbedaan  penurunan  GDS  pada  dua
kelompok terapi. Kelompok yang mendapat terapi ekstrak daun insulin 100mgdL mengalami penurunan GDS lebih baik. Angka GDS terendah 416mgdL dicapai
pada  hari  ke-14.  Sedangkan  pada  kelompok  terapi  ekstrak  daun  insulin 300mgkgBB hanya mengalami penurunan ±1,5mgdL. Glukosa darah meningkat
hingga hari ke-21 dan baru mengalami penurunan pada hari ke-28. Perbedaan efek terapi  kedua  kelompok  tersebut  menunjukkan  bahwa  bahan  aktif  membutuhkan
waktu  untuk  mencapai  konsentrasi  maksimum  dalam  tubuh  untuk  bereaksi  dan menimbulkan efek.
36
100 200
300 400
500 600
700
Hari 1 Hari 7
Hari 14 Hari 21
Hari 28
G DS
m g
dL
Kelompok Sampel
N D
D+ Ss100 D+Ss300
D+Ss 100 mg D+Ss 300 mg
Tabel 4.2 Rerata GDS hari 1 berbanding hari 28
Sampel Hari 1 ± SD
Hari 1 berbanding Hari 28 Hari 28 ± SD
Hari 28-Hari 1Hari1100 N
83.3 ± 10,5 103.3 ± 7,5
24 naik
D 481.3 ± 98,2
600 ± 0 24,7 naik
D+Ss 100 mg 539.3 ± 36,8
494.5 ± 71,5 8,3 turun
D+Ss 300 mg 519 ± 51
517.5 ± 81 0,3 Turun
Ket : N= kelompok normal n=3, D= kelompok diabetes n=4, D+Ss 100mg= kelompok diabetes dengan terapi ekstrak daun insulin 100mgkgBB n=4, D+Ss 300mg= kelompok diabetes dengan
terapi ekstrak daun insulin 300mgkgBB n=4.
Kedua  kelompok  yang  mendapat  terapi  ekstrak  daun  insulin  mengalami penurunan kadar GDS dibandingkan hari pertama yang ditunjukkan oleh tabel 4.2.
Kelompok  yang  mendapat  terapi  ekstrak  daun  insulin  100mgkgBB  cenderung mengalami  penurunan  kadar  glukosa  darah  sebanyak  8,3  dari  hari  pertama
pengukuran.  Sedangkan  kelompok  dengan  terapi  ekstrak  daun  insulin 300mgkgBB  hanya  mengalami  penurunan  sebesar  0,3.  Berbeda  dengan
kelompok  diabetes  dan  normal  yang  masing-masing  mengalami  peningkatan kadar glukosa darah sebesar 24,7 dan 24.
Simonovska  et  al.  2003,  dalam  penelitiannya  mengemukakan  bahwa, pelarut  yang  digunakan  dalam  pembuatan  ekstrak  tanaman  secara
kualitatifkuantitatif  mempengaruhi  bahan  aktif  ekstrak  tersebut.
38
Baroni  et  al. 2008,  menemukan  bahwa  ekstrak  daun  insulin  yang  dilarutkan  dalam  etanol
dengan  dosis  400mgkgBB  selama  empat  belas  hari  secara  oral,  dapat menurunkan glukosa darah secara signifikan pada tikus kelompok diabetes 59
dan tikus normal 28.
36
Sedangkan penelitian lain yang dilakukan menyatakan bahwa  ekstrak  daun  insulin  dosis  300mgkbBB  yang  dilarutkan  dalam  aquades
steril selama empat belas hari secara oral dapat menurunkan kadar glukosa darah secara  signifikan  347,75±59,6  mgdL  jika  dibandingkan  dengan  kelompok
diabetes  536,25±42,46  mgdL,  meskipun  tidak  dapat  mencapai  rentang  normal jika dibandingkan dengan kelompok normal 130,6±8,11 mgdL.
41
Penurunan  kadar  glukosa  yang  dihasilkan  oleh  ekstrak  daun  insulin disebabkan  oleh  adanya  stimulasi  terhadap  sintesis  dan  sekresi  insulin,  serta
hambatan degradasi insulin.
11
Molekul asam benzoat yang terkandung dalam daun insulin berfungsi untuk menghambat insulinase, hormon yang ditemukan di hepar