Diagnosis Diabetes Melitus Diabetes Melitus .1 Definisi Diabetes Melitus

16 Resiko hipoglikemia timbul ketika kadar insulin di antara dua makan dan pada malam hari meningkat secara tidak proporsional dan tubuh gagal menjaga kondisi fisiologis dalam usaha untuk melindungi batas penurunan glukosa darah yang aman. 19 Ketoasidosis diabetik adalah keadaan dekompensasi yang ditandai dengan trias hiperglikemia, asidosis, dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif. 19 Kondisi ketoasidosis diabetes lebih sering dialami oleh pasien IDDM, akan tetapi bisa dialami oleh pasien NIDDM dibawah tekanan penyakit akut penyerta. 24 KAD biasanya mengalami dehidrasi berat dan bahkan sampai dapat mengalami syok. Koma hiperosmolar hiperglikemik non ketotik HHNK merupakan kondisi defisiensi insulin relatif, hiperglikemia 1000mgdL disertai peningkatan osmolalitas serum 300 mosmkg, dehidrasi, stupor, koma progresif tanpa adanya gejala ketosis maupun asidosis. 24 HHNK lebih sering ditemukan dibanding KAD, dengan onset rata-rata pada dekade ketujuh. 19 Asidosis laktat merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam laktat dalam darah ≥ 2,0 mmolL disertai asidosis pH ≤7,3 tanpa disertai ketosidosis. Sekitar 50 kasus asidosis laktat yang dilaporkan diakibatkan oleh penyakit DM. 24 Pada keadaan normal, asam laktat bersifat tidak toksik dan dapat diproduksi oleh semua sel untuk memenuhi kebutuhan energi sel. Asam laktat dibentuk pada keadaan anaerob dan akan meningkat berlebihan pada kondisi hipoksia. Asidosis laktat dapat berujung pada kerusakan saraf dan edema serebral. Angka kematian akibat asidosis laktat cukup tinggi. Semakin tinggi kadar asam laktat dalam darah, maka semakin tinggi resiko kematian. 24 17 Gambar 2.7 Mekanise komplikasi akut DM Sumber : Sherwood, Lauralee. Human Physiology From Cells to System 18 b. Komplikasi vaskular jangka panjang Hiperglikemia kronik yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan berbagai komplikasi kronik, baik mikrovaskular nefropati diabetes, neuropati, dan retinopati maupun makrovaskular penyakit jantung koroner, penyakit pmbuluh darah perifer, dan stroke. Usia tua, pubertas, dan lamanya waktu terkena DM merupakan faktor resiko timbulnya komplikasi. Patogenesis dasar dari komplikasi kronik dari DM berasal dari kondisi hiperglikemia kronik yang tidak terkontrol menyebabkan 18 disfungsi endotel pembuluh darah. Disfungsi inilah yang mendasari komplikasi baik mikrovaskular maupun makrovaskular. a. Komplikasi mikrovaskular Glukosa yang terdapat dalam darah pada kondisi hiperglikemia akan dirubah menjadi sorbitol melalui jalur poliol, sehingga terjadi akumulasi sorbitol di mata. Penumpukan sorbitol di lensa akan menimbulkan katarak. Kadar glukosa yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan pembentukan produk nonenzimetik, AGES Advanced glycosylated end products . 25 Produk nonenzimatik inilah yang akan membentuk microaneurysms, suatu dilatasi pemubuluh darah karena adanya penyumbatan. Kemudian terbentuk lokus iskemik yang memicu retina meningkatkan ekspresi faktor pertumbuhan endotel vaskular VEGF = Vascular Endothelial Growth Factor dan memicu terjadinya neovaskularisasi. Jika neovaskularisasi terus berlanjut, maka kebutaan tak dapat dihindari akibat perdarahan vitreous. 25 Komplikasi mikrovaskular kedua yaitu nefropati diabetes, yang ditandai dengan proteinuria persisten lebih dari 500mg24 jam, tetapi sebelumnya telah didahului dengan keadaan mikroalbuminuria. Definisi mikroalbuminuria yaitu ekskresi albumin sebanyak 30-299mg24 jam. 25 Meskipun tanpa intervensi, keadaan mikroalbuminuria dapat berkembang secara progesif menjadi proteinuria bila tidak dilakukan pengobatan. 26 Disfungsi endotel pada sel mesangial ginjal menyebabkan peningkatan tekanan glomerular, disertai meningkatnya matriks ekstraselular akan menyebabkan terjadinya penebalan membran basal, ekspansi mesangial dan hipertrofi glomerular. 19 Area filtrasi akan berkurang. Nefron yang sehat akan melakukan kompensasi dengan meningkatkan laju filtrasi, akan tetapi kondisi ini lambat laun akan menyebabkan sklerosis di nefron tersebut. 19

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS SEDUHAN DAUN YAKON (Smallanthus sonchifolius) TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) DAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA TIKUS DIABETIK YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN

0 13 24

Efek Ekstrak Daun Insulin (Smallanthus sonchifolia) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Kadar Trigliserida pada Tikus Diabetes strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014.

0 15 61

Efek Ekstrak Daun Yakon “Smallanthus Sonchifolius” terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan dan Berat Organ Pankreas, Ginjal, dan Jantung pada Tikus Jantan Strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014

0 16 51

Pengaruh Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum cassia) terhadap Glukosa Darah, Berat Badan, serta HDL Tikus Diabetes (Sprague dawley) yang Diinduksi Aloksan

2 25 65

Efek Ekstrak Daun Yakon “Smallanthus Sonchifolius” terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan dan Berat Organ Pankreas, Ginjal, dan Jantung pada Tikus Jantan Strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014.

0 9 51

Efek Ekstrak Daun Yacon (Smallanthus sonchifolius) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Kolesterol Tikus yang Diinduksi Streptozotosin. 2015

1 21 76

Efek Ekstrak Daun Insulin (Smallanthus sonchifolius) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Low Density Lipoprotein pada Tikus yang Diinduksi Streptozotosin. 2015

1 18 71

Efek Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum cassia) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan dan Low Density Lipoprotein (LDL) pada Tikus yang Diinduksi Streptozotosin. 2015

0 6 72

Efek Ekstrak Daun Insulin (Smallanthus sonchifolius) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Low Density Lipoprotein pada Tikus yang Diinduksi Streptozotosin. 2015

0 17 71

Efek Ekstrak Daun Insulin (Smallanthus sonchifolia) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Kadar Trigliserida pada Tikus Diabetes strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014

0 3 61