Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta obat lain dalam hal lama terapi, dosis, cara pemberian dan jumlah obat. Tatro, 2009

2.2 OBAT

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 193KabB.VII71 memberikan definisi berikut untuk obat: “Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan ata u bagian badan manusia”.

2.3 RESEP

2.3.1 Definisi Resep

Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada Apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku Peraturan Menteri Kesehatan No. 35 tahun 2014. Resep ditulis diatas kertas dengan ukuran 10-12 cm dan panjang 15-18 cm, hal tersebut digunakan karena resep merupakan dokumen pemberianpenyerahan obat kepada pasien, dan diharapkan tidak menerima permintaan resep melalui telepon Demi keamanan penggunaan, obat dibagi dalam beberapa golongan. Secara garis besar dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu obat bebas OTC = Other of the counter dan Ethical obat narkotika, psikotropika, dan keras, harus dilayani dengan resep dokter. Jadi sebagian obat tidak bisa diserahkan langsung pada pasien atau masyarakat tetapi harus melalui resep dokter on medical prescription only. Dalam sistem distribusi obat nasional, peran dokter sebagai “medical care” dan alat kesehatan ikut mengawasi penggunaan obat oleh masyarakat, apotek sebagai organ distributor terdepan berhadapan langsung dengan masyarakat atau pasien, dan apoteker berperan sebagai “pharmaceutical care” dan informan obat, serta melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek. Di dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat, kedua profesi ini harus berada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam satu tim yang solid dengan tujuan yang sama yaitu melayani kesehatan dan menyembuhkan pasien Jas, 2009.

2.3.2 Jenis-jenis Resep

Dalam Wibowo, 2010 disebutkan jenis-jenis resep terdiri dari: 1. Resep standar R. Officinalis, yaitu resep yang obatnyakomposisi telah tercantum dalam buku farmakope atau buku lainnya dan merupakan standar. 2. Resep magistrales R. Polifarmasi, yaitu resep formula obatrnya disusun sendiri oleh dokter penulis resep dan menentukan dosis serta bentuk sediaan obat sendiri sesuai penderita yang dihadapi. Jas 2009 dalam Amira 2011 menyebutkan jenis-jenis resep yaitu: 3. Resep medicinal, yaitu resep obat jadi, bisa berupa obat paten, merek dagang maupun generik, dalam pelayanannya tidak mangalami peracikan. 4. Resep obat generik, yaitu penulisan resep obat dengan nama generik dalam bentuk sediaan dan jumlah tertentu. Dalam pelayanannya bisa atau tidak mengalami peracikan.

2.3.3 Penulisan Resep

Jas 2009 dalam Amira 2011 disebutkan bahwa penulisan resep artinya pemberian obat secara tidak langsung, ditulis jelas dengan tinta, tulisan tangan pada kop resmi kepada pasien, format dan kaidah penulisan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang mana permintaan tersebut disampaikan kepada farmasi atau apoteker di apotek agar diberikan obat dalam bentuk sediaan dan jumlah tertentu sesuai permintaan kepada pasien yang berhak.

2.3.4 Penulis Resep

Menurut Syamsuni 2006 yang berhak menulis resep adalah : - Dokter Umum. - Dokter gigi, terbatas pada pengobatan gigi dan mulut. - Dokter hewan, terbatas pada pengobatan pada hewanpasien hanya hewan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3.5 Tujuan Penulisan Resep

1. memudahkan dokter dalam pelayanan kesehatan di bidang farmasi obat 2. Meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat 3. Terjadi kontrol silang cross check dalam pelayanan kesehatan dibidang farmasi obat. 4. Instalasi farmasi apotek waktu bukanya lebih panjang dalam pelayanan dibandingkan praktik dokter. 5. Dituntut peran dan tanggung jawab dokter dalam pengawasan distribusi obat kepada masyarakat. 6. Pemberian obat lebih rasional dibandingkan dispensing. 7. Pelayanan lebih berorientasi kepada pasien patient oriented dan menghindarkan material oriented. Wibowo 2010

2.3.6 Format Penulisan Resep

Menurut Jas 2009 dalam Amira 2011, resep terdiri dari 6 bagian :

1. Inscriptio : Nama dokter, no. SIP, alamatteleponHPkotatempat, tanggal

penulisan resep. Untuk obat narkotika hanya berlaku untuk satu kota provinsi. Sebagai identitas dokter penulis resep, format inscription suatu resep dari rumah sakit sedikit berbeda dengan resep pada praktik pribadi. 2. Invocatio : permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin “R = resipe” artinya ambilah atau berikanlah, sebagai kata pembuka komunikasi dengan apoteker di apotek. 3. Prescriptio atau Ordonatio : nama obat dan jumlah serta bentuk sediaan yang diinginkan. 4. Signatura : yaitu tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval waktu pemberian harus jelas untuk keamanan penggunaan obat dan keberhasilan terapi. 5. Subscrioptio : yaitu tanda tangan paraf dokter penulis resep berguna sebagai legalitas dan keabsahan resep tersebut.

Dokumen yang terkait

Profil Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Rawat Jalan Penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Rumah Sakit Haji Medan Periode Januari – Juni 2012

15 138 89

Analisis Potensi Interaksi Obat Diabetes Melitus Pada Resep Obat Pasien Rawat Jalan Di RSAL Dr.Mintohardjo

2 42 84

Analisis potensi interaksi obat diabetes melitus pada resep obat pasien rawat jalan di RSAL Dr. Mintohardjo

3 34 84

Efektivitas Antibiotik Yang Digunakan Pada Pasien Pasca Operasi Appendisitis di RUMKITAL dr. Mintohardjo Jakarta Pusat

0 6 75

Analisa Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Rawat Inap Penyakit Ginjal Kronik dengan Penyakit Penyerta di Rumkital Dr. Mintohardjo Tahun 2014

2 39 174

Evaluasi Kualitatif Antibiotik Meropenem pada Pasien Sepsis BPJS di RUMKITAL Dr. Mintohardjo

1 42 156

Studi Prospektif Dampak Intervensi sosialilasi terhadap Kejadian Nyaris Cedera Pelayanan Kefarmasia di apotek Rawat Jalan Rumkital Dr. Mintohardjo periode April - Mei 2016

2 31 91

Analisa Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Rawat Inap Penyakit Ginjal Kronik dengan Penyakit Penyerta di Rumkital Dr. Mintohardjo Tahun 2014

1 17 174

ANALISIS BIAYA TERAPI PADA PENDERITA STROKE PASIEN RAWAT INAP DI RSUD “X” SURAKARTA BULAN JANUARI – JUNI 2015 Analisis Biaya Terapi Pada Penderita Stroke Pasien Rawat Inap Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Bulan Januari – Juni 2015.

1 8 16

PENDAHULUAN Analisis Biaya Terapi Pada Penderita Stroke Pasien Rawat Inap Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Bulan Januari – Juni 2015.

2 12 24