f. Control Activites – Prosedur dan kebijakan ditetapkan dan
diterapkan untuk membantu mengukur dan menghilangkan risiko. g. Information Communication
– Informasi yang relevan diperoleh, disimpan, dan dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang
tepat sehingga setiap pekerja dapat menjalankan tanggung jawabnya. Informasi yang efektif menyebar ke seluruh jenjang
organisasi perusahaan. h. Monitoring
– Pengawasan terus menerus bisa berlangsung dalam aktivitas manajemen, dipisahkan dari evaluasi, atau keduanya
digabungkan. Beasley, et al., 2007 mengatakan bahwa ERM merupakan sarana untuk
mempromosikan kinerja operasional perusahaan dan membantu pembuatan keputusan strategis. ERM menciptakan kegiatan manajemen risiko menyatu
dengan struktur perusahaan, sehingga ERM dapat mendorong laba menjadi lebih tinggi karena risiko spesifik misalnya risiko operasional dapat ditekan.
2.4 Komisaris Independen
Dewan komisaris dapat terdiri dari komisaris yang tidak berasal dari pihak yang terafiliasi dan komisaris yang berasal dari pihak yang terafiliasi
KNKG, 2006: 13. Komisaris yang tidak berasal dari pihak terafiliasi disebut komisaris independen. Pihak yang terafiliasi adalah pihak yang mempunyai
hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali, anggota direksi, dan dewan komisaris lain, serta dengan perusahaan itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Lalu, diharuskan terdapat paling sedikit 1 komisaris independen yang mempunyai latar belakang akuntansi atau keuangan di dalam dewan komisaris.
Pengangkatan dan pemberhentian dewan komisaris ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Walaupun direksi yang melaksanakan
sistem manajemen risiko perusahaan dalam penerapannya, komisaris independen dan anggota dewan komisaris yang lain juga harus menganalisis
sistem manajemen risiko perusahaan serta menilai toleransi risiko yang dapat
ditanggung perusahaan.
Menurut KNKG 2006: 16, fungsi pengelolaan perusahaan oleh direksi mencakup 5 lima tugas utama yang satu diantaranya adalah manajemen
risiko. Fungsi pengelolaan lain yaitu pengendalian internal juga mencakup upaya memperbaiki efektifitas pengendalian risiko. Efektifitas pengendalian
risiko akan membantu mengingkatkan efektifitas sistem pengendalian internal. Keputusan Direksi PT BEJ No: Kep-305BEJ07-2004 di dalam Pencatatan
Efek No. 1- A: tentang Ketentuan Umum Pencatatan Saham dan Efek yang bersifat ekuitas menjelaskan bahwa jumlah komisaris independen minimal 30
tiga puluh persen dari jumlah anggota dewan komisaris keseluruhan. Komisaris independen tidak memiliki kepentingan pribadi dalam perusahaan
yang membuat mereka lebih baik dalam menginformasikan risiko kepada pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan stakeholders yang terkena
dampak risiko membutuhkan wakil yang independen di dalam dewan untuk melindungi aset mereka yang terwujud melalui kehadiran komisaris
independen di dalam perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Komite Audit