FIN_LEV  0,049,  ukuran  perusahaan  FRM_SZE  0,031. Variabel  komisaris  independen,  komite  audit,  dan  konsentrasi
kepemilikan  memiliki  nilai  signfikansi  di  atas  0,05  sehingga hipotesis  alternatif  ditolak.  Hanya  variabel  leverage  dan
ukuran  perusahaan  yang  memiliki  nilai  signifkansi  di  bawah 0,05. Nilai t tabel 1,981 sedangkan nilai t hitung dari leverage
dan ukuran perusahaan adalah 1,993 dan 2,188.  Nilai t hitung t  tabel  sehingga  hipotesis  alternatif  diterima.  Nilai  t  hitung
positif,  jadi  dapat  disimpulkan  variabel  leverage  dan  ukuran perusahaan  secara  parsial  berpengaruh  positif  signfikan
terhadap pengungkapan ERM.
5.3 Pembahasan Hipotesis
5.3.1 Pengaruh  Komisaris  Independen,  Komite  Audit,  Konsentrasi
Kepemillikan,  Leverage,  dan  Ukuran  Perusahaan  Secara Parsial Terhadap Pengungkapan Manajemen Risiko
Hasil  Uji  t  menunjukkan  bahwa  komisaris  independen,  komite audit,  dan  konsentrasi  kepemilikan  secara  parsial  tidak  berpengaruh
signifikan  terhadap  pengungkapan  manajemen  risiko.  Sedangkan leverage
dan  ukuran  perusahaan  berpengaruh  positif  signifikan terhadap pengungkapan manajemen risiko. Berikut uraiannya:
Universitas Sumatera Utara
a.  Pengaruh  Komisaris  Independen  Terhadap  Pengungkapan Manajemen Risiko
Komisaris  independen  adalah  anggota  dewan  komisaris yang  tidak  memiliki  hubungan  dengan  perusahaan.  Hal  ini
menyebabkan  komisaris  independen  lebih  bebas  dalam pengambilan  keputusannya.  Perusahaan    dengan  proporsi
komisaris independen
yang tinggi
cenderung lebih
memperhatikan risiko Andarini dan Januarti, 2010: 8. Variabel komisaris  independen  dalam  penelitian  ini  diukur  dengan
membagi  jumlah  komisaris  independen  dengan  jumlah  anggota dewan  komisaris  secara  keseluruhan.  Hasil  uji  t  menunjukkan
nilai signifikansi 0,948 yang jauh lebih besar dari 0,05. T hitung bernilai negatif sebesar 0,065 dan lebih kecil dari t tabel 1,981.
Jadi  dapat  disimpulkan  bahwa  komisaris  independen  secara parsial  tidak  berpengaruh  signifikan  terhadap  pengungkapan
manajemen risiko. Penelitian  ini  menunjukkan  hasil  yang  sama  dengan
penelitian  yang  dilakukan  oleh  Putri  2013,  Sari  2013,  dan Husaini,  et  al.,  2013.  Hasil  yang  tidak  signifikan  ini
disebabkan  karena  pengangkatan  komisaris  independen  hanya untuk  memenuhi  standar  minimum  saja.  Rata
–  rata perbandingan  jumlah  anggota  komisaris  independen  dalam
dewan  komisaris  hanya  39,81.  Proporsi  minimum  komisaris
Universitas Sumatera Utara
independen  seharusnya  ditingkatkan  lebih  dari  30.  Persentase tersebut  belum  mampu  mencegah  dan  mendeteksi  oportunistik
seperti  pelaporan  perilaku  oleh  manajemen  Sari,  2013:  168. Kualitas  fungsi  pengawasan  bukan  ditentukan  oleh  tingkat
independensi  tetapi  lebih  ditentukan  oleh  kualitas  dan  latar belakang  pendidikan  anggota  dewan  komisaris  Putri,  2013:
115.
b.  Pengaruh  Komite  Audit  Terhadap  Pengungkapan  Manajemen Risiko
Komite audit adalah anggota dewan komisaris  yang tidak melaksanakan tugas eksekutif, independen, serta memiliki tugas
utama  untuk  melakukan  pemeriksaan  dan  pengawasan  tentang proses  pelaporan  keuangan  dan  pengendalian  internal.  Komite
audit  dibentuk  dengan  tujuan  agar  pelaporan  keuangan  yang dihasilkan  benar-benar  memberikan  informasi  yang  tepat.
Pelaporan  keuangan  ini  berkaitan  dengan  pengungkapan manajemen  risiko  di  dalamnya.  Komite  audit  dalam  penelitian
ini diukur dengan menjumlahkan anggota komite audit. Hasil uji t  menunjukkan  nilai  signifikansi  0,279  yang  lebih  besar  dari
0,05.  T  hitung  bernilai  negatif  sebesar  1,087  dan  lebih  tinggi dari  t  tabel  1,981.  Jadi  dapat  disimpulkan  bahwa  komite  audit
secara parsial
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
pengungkapan manajemen risiko.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian  ini  menunjukkan  hasil  yang  sama  dengan penelitian  yang  dilakukan  oleh  Husaini,  et  al.,  2013.  Hasil
yang  tidak  signifikan  ini  disebabkan  karena  jumlah  anggota komite audit hanya untuk memenuhi standar minimumnya saja.
Rata – rata jumlah anggota komite audit hanya 3,05. Husaini, et
al. ,  2013  menyimpulkan  bahwa  jumlah  anggota  komite  audit
hanya  berpengaruh  pada  independensi  komite  audit  dalam penerapan ERM untuk perusahaan perbankan di Indonesia.
c.  Pengaruh  Konsentrasi  Kepemilikan  Terhadap  Pengungkapan Manajemen Risiko
Menurut  Taman  dan  Nugroho  2012:  7,  konsentrasi kepemilikan  menggambarkan  bagaimana  dan  siapa  saja  yang
memegang  kendali  atas  keseluruhan  atau  sebagian  besar  atas kepemilikan  perusahaan  serta  keseluruhan  atau  sebagian  besar
pemegang  kendali  atas  aktivitas  bisnis  pada  suatu  perusahaan. Kepemilikan  saham  bisa  disebut  terkonsentrasi  jika  jumlah
saham yang dimiliki pemegang saham relatif dominan dibanding jumlah  saham  yang  dimiliki  pemegang  saham  yang  lain.
Konsentrasi  kepemilikan  dalam  penelitian  ini  diukur  dengan membagi  jumlah  kepemilikan  saham  terbesar  dibagi  dengan
total lembar saham  yang beredar. Hasil uji t menunjukkan nilai signifikansi  0,069  yang  lebih  besar  dari  0,05.  T  hitung  bernilai
negatif  sebesar  1,834  dan  lebih  tinggi  dari  t  tabel  1,981.  Jadi
Universitas Sumatera Utara
dapat disimpulkan bahwa konsentrasi kepemilikan secara parsial tidak
berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan
manajemen risiko. Penelitian  ini  menyimpulkan  hasil  yang  sama  dengan
penelitian  yang  dilakukan  oleh  Mokhtar  dan  Mellett  2013. Konishi  dan  Ali  2007  berpendapat  bahwa  pada  perusahaan
dengan  struktur  kepemilikan  yang  terkonsentrasi,  tidak  akan melaporkan  informasi  tentang  risiko  melalui  laporan  tahunan
tetapi disampaikan dalam rapat dewan. d.  Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan Manajemen Risiko
Leverage adalah  rasio  untuk  mengukur  seberapa  jauh
perusahaan  menggunakan  hutang  Setyarini,  2011:  27. Leverage
menunjukkan  kemampuan  perusahaan  membiayai hutang  jangka  pendek  maupun  hutang  jangka  panjangnya.
Leverage dalam  penelitian  ini  diukur  membagi  total  hutang
dengan  total  aset.  Hasil  uji  t  menunjukkan  nilai  signifikansi 0,049 yang lebih kecil dari 0,05. T hitung bernilai positif sebesar
1,993 dan lebih tinggi dari t tabel 1,981. Jadi dapat disimpulkan bahwa  leverage  secara  parsial  berpengaruh  positif  signifikan
terhadap pengungkapan manajemen risiko. Penelitian  ini  menyimpulkan  hasil  yang  sama  dengan
Seamer, et al., 2009. Bisnis dengan leverage yang tinggi akan lebih  fokus  kepada  manajemen  risiko  untuk  menghindari  risiko
Universitas Sumatera Utara
gagal  bayar  Onder  dan  Ergin,  2012:  22.  Pagach  dan  Warr 2011  melaporkan  bahwa  terdapat  hubungan  positif  signifikan
antara  leverage  dengan  kemungkinan  suatu  perusahaan  untuk mengadopsi ERM. Ahn dan Lee 2004: 9 menyebutkan bahwa
perusahaan dengan tingkat hutang tinggi dan tidak proporsional dalam  struktur  modalnya,  membuat  kreditur  memiliki  posisi
tawar  yang  lebih  tinggi  untuk  memaksa  perusahaan mengungkapkan  informasi  lebih  banyak.  Liebenberg  dan  Hoyt
2003  juga  menemukan  bahwa  perusahaan  dengan  leverage yang  tinggi  lebih  mungkin  mengangkat  CRO  daripada
perusahaan dengan leverage yang rendah. e.  Pengaruh  Ukuran  Perusahaan  Terhadap  Pengungkapan
Manajemen Risiko Ukuran  perusahaan  menunjukkan  besar  kecilnya  suatu
perusahaan.  Besar  perusahaan  bisa  diukur  dengan  total  aktiva, jumlah  penjualan,  dan  kapitalisasi  pasar.  Nilai  aktiva  relatif
lebih  stabil  dibanding  jumlah  penjualan  dan  kapitalisasi  pasar Sari,  2013:  166.  Ukuran  perusahaan  dalam  penelitian  ini
diukur  dengan  logaritma  natural  total  aset.  Hasil  uji  t menunjukkan nilai signifikansi 0,031 yang lebih kecil dari 0,05.
T  hitung  bernilai  positif  sebesar  2,188  dan  lebih  tinggi  dari  t tabel  1,981.  Jadi  dapat  disimpulkan  bahwa  ukuran  perusahaan
Universitas Sumatera Utara
secara  parsial  berpengaruh  positif  signifikan  terhadap pengungkapan manajemen risiko.
Penelitian  ini  menyimpulkan  hasil  yang  sama  dengan penelitian yang dilakukan Syifa‟ 2013, Elzahar dan Hussainey
2012,  Azlan,  et  al.,  2009,  Probohudono,  et  al.,  2013,  Sari 2013.  Azlan,  et  al.,  2009  mengatakan  bahwa  semakin
perusahaan  tumbuh  besar,  perusahan  akan  memiliki  lebih banyak  kelompok  stakeholders  yang  tertarik  untuk  mengetahui
kejadian terkait perusahaan. Pooser dan McCullough 2013: 28 menyatakan  bahwa  perusahaan  besar  lebih  memperhatikan
ERM.  Perusahaan  yang  berskala  besar  umumnya  cenderung untuk  mengadopsi  praktik  Corporate  Governance  dengan  lebih
baik dibandingkan perusahaan kecil dikarenakan  semakin besar suatu  perusahaan  maka  semakin  tinggi  pula  tingkat  risiko  yang
dihadapinya  termasuk  risiko  keuangan,  operasional,  reputasi, peraturan,  dan  risiko  informasi  KPMG,  2001.  Perusahaan
berukuran  besar  cenderung  menerapkan ERM  karena
lingkungan  mereka  lebih  kompleks,  menghadapi  berbagai macam risiko, dan mereka mempunyai biaya  yang  cukup untuk
menerapkan ERM.
Universitas Sumatera Utara
5.3.2 Pengaruh  Komisaris  Independen,  Komite  Audit,  Konsentrasi