Menurut Duggan 2006: 26, manfaat penerapan manajemen risiko ada 7, yaitu:
1. Meningkatkan komunikasi antara dewan komisaris dan dewan direksi
2. Mendorong keefektifan penggunaaan sumber daya 3. Meningkatkan continuous improvement
4. Meningkatkan fokus untuk siklus manajemen lain seperti audit internal dan perencanaan strategi
5. Mengurangi banyak kejutan yang tidak sesuai harapan 6. Menyiapkan reasuransi untuk pemangku kepentingan
7. Membuka kesempatan baru dengan kemungkinan sukses yang lebih tinggi
2.3 Pengungkapan Manajemen Risiko Enterprise Risk Management
Sarana pengungkapan manajemen risiko adalah laporan tahunan. Dalam Kep-431BL2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten Atau
Perusahaan Publik yang dikeluarkan Bapepam LK, perusahaan publik diwajibkan menyampaikan laporan tahunan. Dalam ketentuan umum, laporan
tahunan wajib memuat tentang tata kelola perusahaan. Pada huruf g Tata Kelola Perusahaan, diatur bahwa perusahaan publik harus mengungkapkan
sistem manajemen risiko perusahaan paling kurang mengenai gambaran umum mengenai sistem manajemen risiko mereka, jenis risiko dan cara
Universitas Sumatera Utara
pengelolaannya, dan reviu atas efektivitas sistem manajemen risiko perusahaan.
PSAK 60 Revisi 2010 mengatur ketentuan pengungkapan instrumen keuangan dengan dua kategori yaitu: informasi mengenai signifikansi
instrumen keuangan untuk posisi dan kinerja keuangan; dan informasi mengenai sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan.
Pengungkapan informasi tentang risiko dibagi dua, yaitu pengungkapan kualitatif dan pengungkapan kuantitatif. Pengungkapan kualitatif adalah
pengungkapan berupa eksposur risiko, bagaimana risiko timbul, tujuan, dan kebijakan dan proses pengelolaan risiko serta metode pengukuran risiko.
Sedangkan pengungkapan kuantitatif adalah pengungkapan berupa risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar termasuk membuat analisa sensitivitas
untuk setiap jenis risiko pasar. PSAK 60 Revisi 2010 mewajibkan entitas untuk mengungkapkan informasi tentang risiko sehingga para pemangku
kepentingan dapat mengevaluasi jenis dan tingkat risiko yang timbul. Manajemen dalam menyusun strategi dan tujuan perusahaan harus
mempertimbangkan risiko-risiko terkait, sehingga manajemen risiko Enterprise Risk ManagementERM ini terintegrasi dengan strategi
perusahaan dan sejalan dengan tujuannya. Manfaat dari ERM adalah adanya pengungkapan risiko yang memberikan informasi yang lebih tentang profil
risiko perusahaan Syifa‟, 2013: 5. Enterprise Risk Management, Enterprise Risk Wide-Management,
atau Enterprise Risk Governance merupakan istilah
Universitas Sumatera Utara
yang sering dipakai untuk menyebutkan manajemen risiko perusahaan. Pengertian Enterprise Risk Management dalam COSO 2004: 2 adalah:
“Enterprise Risk Management is a process, effected by an entity’s board of directors, management and other
personnel, applied in strategy setting and across the enterprise, designed to identify potential events that may
affect the entity, and manage risk to be within its risk appetite, to provide reasonable assurance regarding the
achievement of entity objectives.”
COSO ERM Integrated Framework membagi ERM menjadi 8 ruang lingkup, yaitu:
a. Internal Environment – Lingkungan internal ini menunjukkan
corak dari suatu organisasi. Corak organisasi ini termasuk diantaranya filosofi manajemen risiko dan seperangkat pedoman
mengenai bagaimana risiko dipandang, nilai etika dan integritas, dan lingkungan di mana perusahaan beroperasi.
b. Objective Setting – ERM memastikan bahwa manajemen masih
dalam jalur yang sesuai untuk mencapai tujuan, mendukung misi perusahaan, dan konsisten terhadap pendekatan risiko.
c. Event Identification – Peristiwa internal dan eksternal yang
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi harus diidentifikasi, baik peluang maupun risikonya.
d. Risk Assessment – Risiko dan dampaknya dianalisis agar
perusahaan bisa mengetahui bagaimana mengelolanya. e. Risk Response
– Manajemen menanggapi risiko dengan cara menghindarinya, menerimanya, mengurangi, atau membagi risiko.
Universitas Sumatera Utara
f. Control Activites – Prosedur dan kebijakan ditetapkan dan
diterapkan untuk membantu mengukur dan menghilangkan risiko. g. Information Communication
– Informasi yang relevan diperoleh, disimpan, dan dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang
tepat sehingga setiap pekerja dapat menjalankan tanggung jawabnya. Informasi yang efektif menyebar ke seluruh jenjang
organisasi perusahaan. h. Monitoring
– Pengawasan terus menerus bisa berlangsung dalam aktivitas manajemen, dipisahkan dari evaluasi, atau keduanya
digabungkan. Beasley, et al., 2007 mengatakan bahwa ERM merupakan sarana untuk
mempromosikan kinerja operasional perusahaan dan membantu pembuatan keputusan strategis. ERM menciptakan kegiatan manajemen risiko menyatu
dengan struktur perusahaan, sehingga ERM dapat mendorong laba menjadi lebih tinggi karena risiko spesifik misalnya risiko operasional dapat ditekan.
2.4 Komisaris Independen