Dasar-Dasar Kesukuan dan Kelompok

28 atau tugu. Perbatasan wilayah nampaknya tidak begitu menjadi hal yang dipentingkan bagi Desa Sukawana. Hal ini dilihat dari tidak adanya petugas khusus untuk menjaga wilayah perbatasan tersebut. Siapa pun diijinkan untuk melewati batas, asalkan tidak memliki tujuan buruk tentunya.

5.2 Dasar-Dasar Kesukuan dan Kelompok

Seperti yang telah diungkapkan dalam sub-bab sebelumnya bahwa seluruh penduduk Desa Sukawana adalah orang Bali yang tetap bertahan dengan agama Hindu-nya. Dalam sistem kekerabatan orang Bali, dikenal istilah dadia klen yang menunjukkan bahwa seseorang memilik garis keturunan yang sama. Di Desa Sukawana terdapat sekitar 30 klen dadia, seperti Pasek Kayu Selem, Pasek Gelgel, dan masih banyak lainnya. Klen-klen tersebut masing-masing memiliki pura dadia-nya masing- masing yang tersebar di wilayah Desa Sukawana. Jumlah anggota satu klen berbeda-beda, ada puluhan hingga ratusan kepala keluarga. Bahkan ada pula klen yang keanggotaannya hanya satu keluarga. Jika seseorang yang berasal dari klen yang sama memiliki suatu upacara, misalnya upacara nelu bulanin bayi berumur tiga bulan, maka orang yang berasal dari klen yang sama wajib menghadirinya, akan tetapi bagi yang berasal dari klen yang berbeda tidak dapat menghadiri upacara tersebut. Selain klen, adapula organisasi yang ada di tengah-tengah masyarakat Sukawana berdasarkan wilayah kebun mereka. Organisasi tersebut dinamakan subak. Berbeda dengan subak yang pada umumnya dikenal sebagai sebuah sistem pengairan, subak di Desa Sukawana adalah organisasi guna mengatur sistem jalan antar kebun. Subak untuk pengairan disebut subak sawah, sedangkan subak yang ada di Desa Sukawana adalah subak abian kebun. Ada sekitar 28 organisasi subak di Desa Sukawana. Organisasi subak dipimpin oleh seorang klian subak. Setiap subak memiliki pura subak- nya masing-masing. Anggota subak akan berkumpul jika ada odalan di pura subak mereka. Selain subak, terdapat juga kelompok-kelompok sekaa yang bertugas dalam ritual keagamaan. Sekaa-sekaa yang dimaksud misalnya adalah sekaa gong kelompok penabuh, sekaa mebat kelompok pembuat lawar –makanan khas Bali, sekaa pragina kelompok penari, serta beberapa sekaa lain yang dibentuk sesuai kebutuhan upacara yang akan dilaksanakan. Di Desa Sukawana tidak terdapat sistem kasta, tetapi ada beberapa golongan yang dianggap lebih tinggi atau terhormat kedudukannya. Golongan-golongan tersebut misalnya sulinggih 29 pemimpin upacara keagamaan, pemuka masyarakat, dan tokoh adat. Dalam pemilihan tokoh-tokoh tersebut menggunakan sistem Ulu Apad.

5.3 Sistem Religi Masyarakat