5
1.3 Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Desa Sukawana berdasarkan hasil sensus pada tahun 2013 adalah 5.670 jiwa, terdiri dari 2.970 jiwa penduduk laki-laki dan 2.700 jiwa penduduk perempuan, masuk ke
dalam 1.576 KK Kepala Keluarga. Tidak terdapat perincian data penduduk menurut tingkat umur dengan interval 5 tahun. Selain itu tidak terdapat pula angka kelahiran, kematian, dan mobilitas per
tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa pencatatan data secara terperinci kurang dilakukan oleh pemerintah Desa Sukawana.
Di Desa Sukawana tidak terdapat pembatasan jumlah penduduk KK karena tingkat mobilitas masih rendah, dan daya tampung lingkungan masih tinggi. Pendatang boleh saja menetap di Desa
Sukawana asalkan memenuhi atau melengkapi syarat administratif dan lebih lanjut serta harus terlibat sebagai anggota banjar dinas, banjar adat, dan desa pekraman. Wilayah persebaran penduduk
awalnya terpusat di daerah umah tua rumah tua sekitar Pura Bale Agung, namun setelah berkembangnya perekonomian, masyarakat banyak yang membangun rumahnya pondoknya di
ladang atau di pinggir jalan utama. Hal tersebut dimaksudkan agar akses untuk bekerja lebih dekat dan efisien. Banyak pula masyarakat yang mewarisi rumah tua hanya tinggal di sana saat malam hari
untuk ‘menumpang tidur’ dan esoknya kembali beraktivitas di pondok yang ada di ladang. Selain pada malam hari, deretan rumah tua ini hanya akan ramai pada saat pekan upacara adat. Hal itu
karena persiapan sarana dan prasarana upacara serta lokasi pura berada dekat dengan rumah tua yang memakai sitem tabuan terpusat.
1.4 Pendidikan dan Kesehatan
a. Pendidikan
Ketersediaan sarana-prasarana pendidikan guna mendukung pengentasan wajib belajar 9 tahun di Desa Sukawana bisa dikatakan cukup memadai di samping pemerintah juga telah
mendukung dengan biaya pendidikan melalui program BOS yang dikelola secara partisipatif dengan melibatkan masyarakat melalui Komite Sekolah. Pelibatan masyarakat dalam sektor pendidikan
dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik. Sekali pun fasilitas pendidikan telah cukup memadai, bukan berarti tidak terjadi permasalahan pendidikan di tingkat masyarakat.
Permasalahan utama yang terjadi berupa rendahnya biaya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, kesenjangan tingkat pendidikan antar kelompok masyarakat, seperti antara penduduk
6
miskin dengan kaya danatau antara laki-laki dan perempuan. Selain itu, kualitas pendidikan juga belum optimal.
1 2
3 4
5
1 Gedung TK
_
_
_ 2
Gedung SD 4 Unit
Br. Kutedalem,Br Tanah daha,Br
Paketan dan Br. KubusaliaDesa
sukawana
Baik 3
SMP dan Sederajat 1 Unit
Dsn Kutedalem
Baik
5 Unit Tabel 3. Sarana dan Prasarana Pendidikan di Desa Sukawana
JUMLAH KETERANGAN
Kondisi NO.
SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
VOLUME Buah
Lokasi
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa RPJM Des Desa Sukawana Tahun 2014-2019.
Berdasarkan data tabel 3 diketahui bahwa tidak terdapa fasilitas Gedung TK dan tidak ada SMA di sana, sehingga penduduk memiliki 2 pilihan terkait hal tersebut. Pertama menyekolahkan
TK, SMA, atau sampai PT di luar desa, bahkan bisa hingga di luar kota. Pilihan kedua yaitu orang tua tidak menyekolahkan TK anaknya karena lokasi jauh dan sibuk bekerja, dan untuk pendidikan
yang lebih tinggi seperti SMA dan PT apabila orang tuanya mampu, mereka akan menyekolahkan anaknya ke luar desa, bahkan sampai ke luar Kota Bangli. Berkaitan dengan tingkat pendidikan
penduduk di Desa Sukawana dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 : Tingkat Pendidikan Penduduk di Desa Sukawana
JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH Orang
Tidak Tamat SD 753
Tamat SD 1.068
Tamat SMP 718
Tamat SMASederajat 879
Diploma III - Sarjana 211
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa RPJM Des Desa Sukawana Tahun 2014-2019.
7
Struktur penduduk menurut pendidikan menunjukkan kualitas sumber daya manusia yang dipunyai Desa Sukawana, yaitu penduduk yang tidak tamat SD sebanyak 39,8 ; tamat pendidikan
dasar SD 45,1; tamat SMP 12,2 ; tamat SLTA 7,3 ; Diploma dan Sarjana 2,4 . Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa SDM yang kurang berkualias dan kurang memiliki
spesialisasi tertentu banyak terdapat di Desa Sukawana. Untuk mengantisipasi pengangguran dan kurangnya produktivitas warga, dapat diambil solusi seperti pelatihan keterampilan kerja dan
wirausaha, penyuluhan pertanian agar masyarakat dapat mengenal IPTEK di bidang pertanian sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya. Selain itu perlu diadakan sosialisasi ke masyarakat,
terutama ke orang tua berkaitan dengan pentingnya pendidikan sebagai investasi masa depan. Hal ini agar para orang tua merasa berkewajiban untuk menyekolahkan anaknya baik laki-laki maupun
perempuan hingga sampai jenjang pendidikan tertinggi. Sehingga pembangunan SDM nantinya dapat turut serta berkontribusi terhadap pembangunan daerah.
Selain sarana gedung sekolah, diperlukan juga penunjang lainnya untuk membangun SDM yang handal di Desa Sukawana, seperti Balai Latihan Kerja dan akses pendidikan melalui
perpustakaan dan internet. Tentunya budaya membaca masyarakat juga perlu ditingkatkan. Penulis merasakan bahwa saat berada di Desa Sukawana sulit untuk mendapatkan sinyal, serta penduduknya
masih kurang merasa perlu terhadap internet sehingga sedikit yang mengenal internet. Maka perlu diadakan penyuluhan tentang manfaat internet dan pembangunan sarana prasarananya agar
masyarakat lebih melek terhadap perkembangan IPTEK yang ada, terlebih lagi akhir tahun 2015 ini kita sudah diberlakukan perdagangan bebas komunitas ekonomi ASEAN Asean Economy Comunity
2015. Sehingga dari sekarang perlu dipersiapkan dan digalakkan lagi pembangunan SDM dan IPTEK agar daya saing penduduk dapat meningkat.
b. Kesehatan