Uraian Materi Materi Diklat Kurikulum 2013 Tingkat SD, SMP, SMA Hasil Revisi Tahun 2016 - Sekolah Dasar Kita {} AGAMA KRISTEN

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Unit 3 : Analisis Model-Model Pembelajaran 47 A. Tujuan Setelah mengikuti sesi ini, peserta pelatihan dapat: 1. menjelaskan pengertian dan langkah-langkah pembelajaran dengan Pendekatan Saintiik; 2. menjelaskan pengertian dan langkah-langkah Problem-based Learning; 3. menjelaskan pengertian dan langkah-langkah Project-based Learning; 4. menjelaskan pengertian dan langkah-langkah Inquiry Learning; 5. menjelaskan pengertian dan langkah-langkah Discovery Learning; dan 6. menerapkan pendekatan dan model-model pembelajaran sesuai dengan KD.

B. Uraian Materi

Proses pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah untuk pelaksanaan Kurikulum 2013 diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 beserta lampirannya Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam lampiran Peraturan Menteri tersebut dinyatakan tentang konsep dasar mengenai proses pembelajaran yaitu bahwa peserta didik dipandang sebagai subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Sejalan dengan pandangan tersebut, pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Selanjutnya, agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya. Berdasarkan konsep dasar tersebut sejumlah prinsip pembelajaran dirumuskan sebagai berikut:

a. peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;

b. peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;

c. proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;

d. pembelajaran berbasis kompetensi;

e. pembelajaran terpadu;

f. pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi

dimensi;

g. pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;

h. peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-

skills;

i. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik

sebagai pembelajar sepanjang hayat;

j. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan ing ngarsa

sung tuladha, membangun kemauan ing madya mangun karsa, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran tut wuri handayani;

k. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

l. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan eisiensi dan

efektivitas pembelajaran;

m. pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik; dan

n. suasana belajar menyenangkan dan menantang.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Sejalan dengan konsep dasar dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut, pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintiik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. 48 Pendekatan saintiik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Selain itu dapat diterapkan model-model pembelajaran lainnya, antara lain discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. 1. Pendekatan Saintiik dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2014 dinyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintiik terdiri atas lima langkah kegiatan belajar yakni mengamati observing, menanya questioning, mengumpulkan informasimencoba experimenting, menalar atau mengasosiasi associating, mengomunikasikan communicating yang dapat dilanjutkan dengan mencipta. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintiik tersebut mengikuti langkah-langkah pada metode ilmiah. Berikut ini langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintiik.

a. Mengamati.

Siswa menggunakan panca inderanya untuk mengamati fenomena yang relevan dengan apa yang dipelajari. Fenomena yang diamati pada mata pelajaran satu dan lainnya berbeda. Misalnya, untuk mata pelajaran IPA, siswa mengamati pelangi, untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, siswa mendengarkan percakapan, untuk mata pelajaran bahasa Indonesia siswa membaca teks, untuk prakarya siswa mencicipi iga bakar, dan untuk mata pelajaran IPS siswa mengamati banjir. Siwa dapat mengamati fenomena secara langsung maupun melalui media audio visual. Hasil yang diharapkan dari langkah pembelajaran ini adalah siswa menemukan masalah, yaitu gap of knowledge – apapun yang belum diketahui atau belum dapat dilakukan terkait dengan fenomena yang diamati. Pada langkah ini guru dapat membantu siswa menginventarisasi segala sesuatu yang belum diketahui gap of knowledge tersebut. Agar kegiatan mengamati dapat berlangsung dengan baik, sebelum pembelajaran dimulai guru perlu menemukan mempersiapkan fenomena yang diamati siswa dan merancang kegiatan pengamatan untuk siswa menemukan masalah.

b. Menanya.

Siswa merumuskan pertanyaan tentang apa saja yang tidak diketahui atau belum dapat lakukan terkait dengan fenomena yang diamati. Pertanyaan- pertanyaan yang diajukan dapat mencakup pertanyaan-pertanyaan yang menghendaki jawaban berupa pengetahuan faktual, konseptual, maupun prosedural, sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Hasil kegiatan ini adalah serangkaian pertanyaan siswa yang relevan dengan indikator- indikator KD. Guru membantu siswa merumuskan pertanyaan berdasarkan daftar hal-hal yang perluingin diketahui agar dapat melakukanmenciptakan sesuatu. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Unit 3 : Analisis Model-model Pembelajaran Unit 3 : Analisis Model-model Pembelajaran

c. Mengumpulkan informasimencoba.

Siswa mengumpulkan data melalui berbagai teknik, misalnya melakukan eksperimen, mengamati obyekkejadianaktivitas, wawancara dengan nara 49 sumber, membaca buku pelajaran, dan sumber lain di antaranya buku referensi, kamus, ensiklopedia, media massa, atau serangkaian data statistik. Guru menyediakan sumber-sumber belajar, lembar kerja worksheet, media, alat peragaperalatan eksperimen, dan sebagainya. Guru juga membimbing dan mengarahkan siswa untuk mengisi lembar kerja, menggali informasi tambahan yang dapat dilakukan secara berulang-ulang sampai siswa memperoleh informasi atau data yang dibutuhkan. Hasil kegiatan ini adalah serangkaian data atau informasi yang relevan dengan pertanyaan-pertanyaan yang siswa rumuskan.

d. Menalarmengasosiasi.

Siswa menggunakan data atau informasi yang sudah dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka rumuskan. Pada langkah ini guru mengarahkan agar siswa dapat menghubung-hubungkan data informasi yang diperoleh untuk menarik kesimpulan. Hasil akhir dari tahap ini adalah simpulan-simpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan yang dirumuskan pada langkah menanya.

e. Mengomunikasikan .

Siswa menyampaikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan mereka ke kelas secara lisan danatau tertulis atau melalui media lain. Pada tahapan pembelajaran ini siswa dapat juga memajangmemamerkan hasilnya di ruang kelas, atau mengunggah upload di blog yang dimiliki. Guru memberikan umpan balik, meluruskan, memberikan penguatan, serta memberikan penjelasaninformasi lebih luas. Guru membantu peserta didik untuk menentukan butir-butir penting dan simpulan yang akan dipresentasikan, baik dengan atau tanpa memanfaatkan teknologi informasi. 2. Pembelajaran Berbasis Masalah Problem-based Learning Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari otentik yang bersifat terbuka open-ended untuk diselesaikan oleh peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru. Pembelajaran ini berbeda dengan pembelajaran konvensional yang jarang menggunakan masalah nyata atau menggunakan masalah nyata hanya di tahap akhir pembelajaran sebagai penerapan dari pengetahuan yang telah dipelajari. Pemilihan masalah nyata tersebut dilakukan atas pertimbangan kesesuaiannya dengan pencapaian kompetensi dasar. Unit 3 : Analisis Model-model Pembelajaran Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Berikut adalah langkah-langkah PBM yang diadaptasi dari pendapat Arends 2012 dan Fogarty 1997. 50 Tabel 1. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah Tahap Deskripsi Tahap 1 Orientasi terhadap masalah Guru menyajikan masalah nyata kepada peserta didik. Tahap 2 Organisasi belajar Guru memfasilitasi peserta didik untuk memahami masalah nyata yang telah disajikan, yaitu mengidentiikasi apa yang mereka ketahui, apa yang perlu mereka ketahui, dan apa yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Peserta didik berbagi perantugas untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tahap 3 Penyelidikan individual maupun kelompok Guru membimbing peserta didik melakukan pengumpulan datainformasi pengetahuan, konsep, teori melalui berbagai macam cara untuk menemukan berbagai alternatif penyelesaian masalah. Tahap 4 Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah Guru membimbing peserta didik untuk menentukan penyelesaian masalah yang paling tepat dari berbagai alternatif pemecahan masalah yang peserta didik temukan. Peserta didik menyusun laporan hasil penyelesaian masalah, misalnya dalam bentuk gagasan, model, bagan, atau Power Point slides. Tahap 5 Analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan releksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah yang dilakukan. Berikut adalah beberapa contoh masalah nyata yang dapat digunakan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah.

a. Agama Kristen dan Budi Pekerti

Kamu pernah dipermalukan oleh temanmu,peristiwa itu selalu tersimpan dalam ingatanmu,semakin kamu melihat dia ,semakin dalam rasa benci kamuterhadap nya,semakin hari kamu selalu ingin marah dan ingin membalas kesalahannya,namun kamu tak berdaya, karena takut. Bagaiman kamu mengatasi rasa benci kamu tidak benci lagi dan merasa nyaman? Unit 3 : Analisis Model-model Pembelajaran Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama 3. Pembelajaran Berbasis Projek Project-based Learning Pembelajaran Berbasis Projek PBP adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan projek kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivias peserta didik untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Produk yang dimaksud adalah hasil projek dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi prakarya, dan lain-lain. Pendekatan ini memperkenankan pesera didik untuk bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam menghasilkan produk nyata. Tabel 2. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Projek Langkah-langkah Deskripsi Langkah -1 Penentuan projek Guru bersama dengan peserta didik menentukan tematopik projek. Langkah -2 Perancangan langkah-langkah penyelesaian projek Guru memfasilitasi Peserta didik untuk merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian projek beserta pengelolaannya. Langkah -3 Penyusunan jadwal pelaksanaan projek Guru memberikan pendampingan kepada peserta didik melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya. Langkah -4 Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan monitoring guru Guru memfasilitasi dan memonitor peserta didik dalam melaksanakan rancangan projek yang telah dibuat. Langkah -5 Penyusunan laporan dan presentasipublikasi hasil projek Guru memfasilitasi Peserta didik untuk mempresentasikan dan mempublikasikan hasil karya. Langkah -6 Evaluasi proses dan hasil projek Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan releksi terhadap aktivitas dan hasil tugas projek. 4. Pembelajaran Inkuiri Inkuiri merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuaan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Belajar pada dasarnya merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis. Melalui proses mental itulah, diharapkan peserta didik berkembang secara utuh baik intelektual, mental, emosi, maupun pribadinya. Oleh karena itu dalam proses perencanaan pembelajaran, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Pembelajaran adalah proses memfasilitasi kegiatan penemuan inquiry agar peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri bukan hasil mengingat sejumlah fakta. Unit 3 : Analisis Model-model Pembelajaran Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri adalah pembelajaranyang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan yang meliputi sikap, pengetahuan,dan keterampilan peserta 52 didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatubenda, manusiaatau peristiwa, secara sistematis, kritis, logis, dan analitis. Karakteristik dari Pembelajaran Inkuiri:

a. Menekankan kepada proses mencari dan menemukan.

b. Pengetahuan dibangun oleh peserta didik melalui proses pencarian.

c. Peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik dalam

belajar.

d. Menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk merumuskan

kesimpulan. Tabel 3. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri Tahap Deskripsi Tahap 1 Orientasi Guru mengondisikan agar peserta didik siap melaksanakan proses pembelajaran, menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai oleh peserta didik, menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan, menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar, hal ini dapat dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar peserta didik. Tahap 2 Merumuskan masalah Guru membimbing dan memfasilitasi peserta didik untuk merumuskan dan memahami masalah nyata yang telah disajikan. Tahap 3 Merumuskan hipotesis Guru membimbing peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berhipotesis dengan cara menyampaikan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Tahap 4 Mengumpulkan data Guru membimbing peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Tahap 5 Menguji hipotesis Guru membimbing peserta didik dalam proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan peserta didik atas jawaban yang diberikan. Tahap 6 Merumuskan kesimpulan Guru membimbing peserta didik dalam proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebiknya guru mempu menunjukkan pada peserta didik data mana yang relevan. 5. Pembelajaran Penemuan DiscoveryLearning Pembelajaran penemuan Discovery Learning adalah pembelajaran untuk menemukan konsep, makna, dan hubungan kausal melalui pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. Unit 3 : Analisis Model-model Pembelajaran Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu: 1 mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; 2 berpusat pada peserta didik; 3 kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada. 53 Karakteristik dari Discovery Learning: 1. Peran guru sebagai pembimbing; 2. Peserta didik belajar secara aktif sebagai seorang ilmuwan; 3. Bahan ajar disajikan dalam bentuk informasi dan peserta didik melakukan kegiatan menghimpun, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, serta membuat kesimpulan. Tabel 4. Langkah-langkah Discovery Learning Tahap Deskripsi Tahap 1 Persiapan Guru Menentukan tujuan pembelajaran, identiikasi karakteristik peserta didik kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya. Tahap 2 Stimulasipemberian rangsangan Guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan. Tahap 3 Identiikasi masalah Guru Mengidentiikasi sumber belajardan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentiikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis jawaban sementara atas pertanyaan masalah. Tahap 4 Mengumpulkan data Guru Membantu peserta didik mengumpulan dan mengeksplorasi data. Tahap 5 Pengolahan data Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya. Tahap 6 Pembuktian Guru membimbing peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil. Tahap 7 Menarik kesimpulan Guru membimbing peserta didik merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya. Karena sudut pandang atau asumsi dasar pendekatan-nya berupa langkah-langkah operasional yang berurutan, maka yang disebut pendekatan saintiik dalam pembelajaran dengan mudah dipahami sebagai sebuah sintak yang dapat digunakan sebagai praksis pembelajaran. Dengan kata lain istilah “pendekatan” menjadi identik dengan “model”, seperti model Discovery Learning, Project-based Learning, Problem-based Learning, Inquiry learning seperti yang termaktub dalam Permendikbud No. 103 tahun 2014. Paparan berikut akan menitikberatkan pada apa dan bagaimana model-model tersebut. Unit 3 : Analisis Model-model Pembelajaran Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama 6. Model-model Pembelajaran 54

a. Pembelajaran Berbasis Masalah Problem-based Learning

Pembelajaran Berbasis Masalah PBM adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sehari-hari otentik yang bersifat terbuka open-ended untuk diselesaikan oleh peserta didik dalam rangka mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru. Pemilihan masalah nyata tersebut dilakukan atas pertimbangan kesesuaiannya dengan pencapaian kompetensi dasar. Tabel 1. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah Tahap BM Deskripsi Tahap 1 Orientasi terhadap masalah Guru menyajikan masalah nyata kepada peserta didik. Tahap 2 Organisasi belajar Guru memfasilitasi peserta didik untuk memahami masalah nyata yang telah disajikan, yaitu mengidentiikasi apa yang mereka ketahui, apa yang perlu mereka ketahui, dan apa yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Peserta didik berbagi perantugas untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tahap 3 Penyelidikan individual maupun kelompok Guru membimbing peserta didik melakukan pengumpulan data informasi pengetahuan, konsep, teori melalui berbagai macam cara untuk menemukan berbagai alternatif penyelesaian masalah. Tahap 4 Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah Guru membimbing peserta didik untuk menentukan penyelesaian masalah yang paling tepat dari berbagai alternatif pemecahan masalah yang peserta didik temukan. Peserta didik menyusun laporan hasil penyelesaian masalah, misalnya dalam bentuk gagasan, model, bagan, atau Power Point slides. Tahap 5 Analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan releksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah yang dilakukan.

b. Pembelajaran Berbasis Projek Project-based Learning

Pembelajaran Berbasis Projek PBP adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan projek kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivias peserta didik untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Produk yang dimaksud adalah hasil projek dalam bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi prakarya, dan lain-lain. Pendekatan ini memperkenankan pesera didik untuk bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam menghasilkan produk nyata. Unit 3 : Analisis Model-model Pembelajaran Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Tabel 2. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Projek 55

c. Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuaan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Belajar pada dasarnya merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis. Melalui proses mental itulah, diharapkan peserta didik berkembang secara utuh baik intelektual, mental, emosi, maupun pribadinya. Oleh karena itu dalam proses perencanaan pembelajaran, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Pembelajaran adalah proses memfasilitasi kegiatan penemuan inquiry agar peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri bukan hasil mengingat sejumlah fakta. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri adalah pembelajaranyang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan yang meliputi sikap, pengetahuan,dan keterampilan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatubenda, manusia atau peristiwa, secara sistematis, kritis, logis, dan analitis. Karakteristik dari Pembelajaran Inkuiri: 1. Menekankan kepada proses mencari dan menemukan. 2. Pengetahuan dibangun oleh peserta didik melalui proses pencarian. 3. Peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik dalam belajar. 4. Menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk merumuskan kesimpulan. Langkah-langkah Deskripsi Langkah -1 Penentuan projek Guru bersama dengan peserta didik menentukan tematopik projek. Langkah -2 Perancangan langkah- langkah penyelesaian projek Guru memfasilitasi Peserta didik untuk merancang langkah- langkah kegiatan penyelesaian projek beserta pengelolaannya. Langkah -3 Penyusunan jadwal pelaksanaan projek Guru memberikan pendampingan kepada peserta didik melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya. Langkah -4 Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan monitoring guru Guru memfasilitasi dan memonitor peserta didik dalam melaksanakan rancangan projek yang telah dibuat. Langkah -5 Penyusunan laporan dan presentasipublikasi hasil projek Guru memfasilitasi Peserta didik untuk mempresentasikan dan mempublikasikan hasil karya. Langkah -6 Evaluasi proses dan hasil projek Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan releksi terhadap aktivitas dan hasil tugas projek. Unit 3 : Analisis Model-model Pembelajaran Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Tabel 3. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri 56

d. Pembelajaran Menemukan DiscoveryLearning

Pembelajaran menemukan DiscoveryLearning, adalah Pembelajaran untuk menemukan konsep, makna, dan hubungan kausal melalui pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu: 1 mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; 2 berpusat pada peserta didik; 3 kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada. Karakteristik dari pembelajaran menemukan Discovery Learning: 1. Peran guru sebagai pembimbing. 2. Peserta didik belajar secara aktif sebagaiseorang ilmuwan. 3. Bahan ajar disajikan dalam bentuk informasi dan peserta didik melakukan kegiatan menghimpun, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, serta membuat kesimpulan. Tahap Deskripsi Tahap 1 Orientasi Guru mengondisikan agar peserta didik siap melaksanakan proses pembelajaran, menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai oleh peserta didik, menjelaskan pokok- pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan, menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar, hal ini dapat dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar peserta didik. Tahap 2 Merumuskan masalah Guru membimbing dan memfasilitasi peserta didik untuk merumuskan dan memahami masalah nyata yang telah disajikan. Tahap 3 Merumuskan hipotesis Guru membimbing peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berhipotesis dengan cara menyampaikan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Tahap 4 Mengumpulkan data Guru membimbing peserta didik dengan cara mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Tahap 5 Menguji hipotesis Guru membimbing peserta didik dalam proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan peserta didik atas jawaban yang diberikan. Tahap 6 Merumuskan kesimpulan Guru membimbing peserta didik dalam proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebiknya guru mempu menunjukkan pada peserta didik data mana yang relevan. Unit 3 : Analisis Model-model Pembelajaran Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Tabel 4. Langkah-Langkah Pembelajaran Menemukan Discovery Learning 57 Contoh Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti dengan Pendekatan Saintiik Kompetensi Inti 1 Sikap Spiritual KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawaban peduli toleransi, gotong royong, santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dalam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. KI 4 : Mengolah,menyajidan menalar dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodiikasi, dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandangteori. Tahap Deskripsi Tahap 1 Persiapan Guru Menentukan tujuan pembelajaran, identiikasi karakteristik peserta didik kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya. Tahap 2 Stimulasipemberian rangsangan Guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan. Tahap 3 Identiikasi masalah Guru Mengidentiikasi sumber belajardan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentiikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis jawaban sementara atas pertanyaan masalah. Tahap 4 Mengumpulkan data Guru Membantu peserta didik mengumpulan dan mengeksplorasi data. Tahap 5 Pengolahan data Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya. Tahap 6 Pembuktian Guru membimbing peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil. Tahap 7 Menarik kesimpulan Guru membimbing peserta didik merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya. Unit 3 : Analisis Model-model Pembelajaran Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Kompetensi Inti 2 Sikap Religius 1.1 Menerima bahwa hanya Allah yang dapat mengampuni dan menyelamatkan manusia di 58 dalam Yesus Kristus. Kompetensi Inti 3 Sikap Sosial 2.1 Bersedia mengampuni orang lain. Kompetensi Dasar 3 Pengetahuan 3.1 Memahami bahwa Allah mengampuni dan menyelamatkan manusia di dalam Yesus Kristus. Kompetensi Dasar 4 Keterampilan 4.1 Membuat karya yang menunjukkan kesanggupan mengampuni diri sendiri dan sesama. Kegiatan Inti Mengamati Peserta didik diminta guru untuk mengamati pemutaran Video tentang “ pengampunan”. Menanya Peserta didik mengajukan pertanyaan sehubungan dengan hasil pengamatannya tentang “pengampunan”. - Apa yang ingin anda ketahui tentang tayangan tersebut? - Apa yang menyebabkan seseorang sulit mengampuni ? - Apa manfaat mengampuni? - Apa yang membuat seseorang mau mengampuni orang lain? - Bagaimana ajaran Tuhan dalam mengampuni? Mengumpulkan data atau informasi - Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi dari Alkitab tentang mengampuni. Misal : Kejadian 45 : 1-14, Matius 6 : 14-15, Matius 18 : 22- 35 atau internet dari internet. Menalar mengasosiasi - Peserta didik melakukan diskusi kelompok untuk dapat menjawab pertanyaan tentang mengampuni. - Peserta didik merumuskan dari berbagai informasi yang diperolehnya untuk menjawab rumusan pertanyaan dengan menganalisa bacaan Alkitab dan internet dalam diskusi kelompok. Mengasosiasi Mengkomuni- kasikan Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompokjdi depan kelas. Peserta yang tidak presentasi diminta untuk mengajukan pertanyaan hal- hal yang belum dipahami dari kelompok yang melakukan presentasi. Mencipta Buatlah sebuah doa permohonan pengampunan kepada Tuhan. Unit 3 : Analisis Model-model Pembelajaran Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

C. Tahapan dan Kegiatan Sesi Pelatihan

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang

15 165 84

Komunikasi antarpribadi antara guru dan murid dalam memotivasi belajar di Sekolah Dasar Annajah Jakarta

17 110 92