Setiap kelompok akan mengembangkan tata cara dan pola tingkah laku yang hanya berlaku dalam kelompok sendiri, yang harus ditaati oleh seluruh
anggota. Hal ini penting untuk membangkitkan rasa tanggung jawab, dan disiplin kelompok, yang sekaligus untuk menghindari favoritisme yang
dapat mengeluarkan prasangka buruk, rasa dendam, iri dan kecemburuan sosial.
g. Meredam isu-isu yang tidak benar Kesatuan dan efektivitas kerja dari kelompok dapat diguncang oleh
gangguan kabar-kabar angin dan desas-desus yang tidak benar, beserta fitnah-finah dari luar, yang diarahkan pada perorangan atau pada organisasi
secara keseluruhan.
2.2.4 Fungsi Kepemimpinan
Menurut Gorda 2004:154, fungsi kepemimpinan dalam hubungannya dengan peningkatan aktivitas dan efesiensi perusahaan yaitu:
a. Fungsi kepemimpinan sebagai inovator Sebagai inovator, pemimpin harus mampu mengadakan berbagai inovasi-
inovasi baik yang menyangkut pengembangan produk, sistem manajemen yang efektif dan efesiensi, maupun dibidang konseptual yang
keseluruhannya dilaksanakan dalam upaya mempertahankan dan atau meningkatkan kinerja perusahaan.
b. Fungsi kepemimpinan sebagai komunikator
Universitas Sumatera Utara
Sebagai komunikator, maka pimpinan harus mampu menyampaikan maksud dan tujuan komunikasi yang dilakukan secara baik kepada seseorang dan
atau sekelompok karyawan sehingga timbul pengertian di kalangan mereka. 1. Pimpinan harus mampu menyampaikan maksud dan tujuan komunikasi
yang dilakukan secara baik kepada seseorang dan atau sekelompok karyawan sehingga timbul pengertian di kalangan mereka.
2. Pemimpin harus mampu memahami, mengerti dan mengambil intisari pembicaraan-pembicaraan orang lain.
c. Fungsi kepemimpinan sebagai motivator Sebagai motivator, pemimpin merumuskan dan melaksanakan berbagai
kebijaksanaan yang mengarah kepada upaya mendorong karyawan untuk melaksanakan sesuatu kegiatan tertentu sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab yang mampu memberikan sumbangan terhadap keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan.
d. Fungsi kepemimpinan sebagai kontroler Sebagai kontroler pengendali pemimpin melaksanakan fungsi pengawasan
terhadap berbagai aktivitas perusahaan agar terhindar dari penyimpangan baik terhadap pemakaian sumber daya maupun didalam pelaksanaan
rencana atau program kerja perusahaan sehingga pencapaian tujuan menjadi efektif dan efesiensi.
2.2.5 Gaya Kepemimpinan
Pengertain gaya kepemimpinan menurut Nawawi 2003:15 adalah prilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran,
Universitas Sumatera Utara
perasaan, sikap dan perilaku para anggota organisasi atau bawahannya. Seseorang yang menduduki jabatan pimpinan mempunyai kapasitas untuk membaca situasi
yang dihadapinya secara tepat dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar sesuai dengan tuntutan situasi yang dihadapinya, meskipun penyesuaian itu hanya
bersifat sementara. Menurut Dharma 2003:144 terdapat 4 empat gaya kepemimpinan yang
terdiri atas: a. Kepemimpinan Instruksi
Gaya kepemimpinan yang sifatnya instruktif dinamakan gaya bos karena gaya ini terutama dicirikan oleh komuniskasi satu arah. Dengan gaya ini,
pemimpin membatasi peranan bawahan dan memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana, dan dimana melakukan pekerjaan. Pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan dilakukan pemimpin, bawahan hanya melaksanakan tugas seperti yang telah diinstruksikan pemimpin.
b. Kepemimpinan Konsultasi Gaya kepemimpinan yang sifatnya konsultatif dapat disebut sebagai gaya
dokter karena dengan gaya ini pemimpin banyak memberikan arahan dan mengambil hampir semua keputusan. Pemimpin mengambil keputusan dan
berusaha menjual gagasan keputusannya kepada bawahannya. Pada saat yang sama pemimpin telah memulai membuka komunikasi dua arah dengan
menyimak gagasan bawahan. Sekalipun demikian, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan masih dilakukan pemimpin.
Universitas Sumatera Utara
c. Kepemimpinan Partispasi Gaya kepemimpinan yang bersifat partisipatif dapat dinamakan sebagai
gaya konsultan karena pemimpin megikutsertakan bawahan dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Dengan menerapkan gaya
ini, pemimpin dan bawahannya bertukar pikiran dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Disamping itu, komunikasi dua arah
ditingkatkan dan pemimpin lebih banyak mendengarkan dengan aktif. Pemimpin tidak lagi memberian instruksi yang terinci.
d. Kepemimpinan Delegasi Gaya kepemimpinan yang sifatnya mendelegasi dapat disebut dengan gaya
bebas karena pemimpin dan bawahan hanya mendiskusikan batasan masalah bersama-sama hingga tercapai kesepakatan. Selanjutnya, proses
pengambilan keputusan didelegasi kepada bawahan. Sekarang bawahanlah yang mengambil keputusan pelaksanaan pekerjaan. Dengan gaya ini
pemimpin memberi kesempatan luas bagi bawahan untuk melaksanakan tugasnya.
2.3 Prestasi Kerja 2.3.1 Pengertian Prestasi Kerja