33
Kelompok Tahunan
y.o.y Tahun
Kalender y.t.d
Bulanan m.t.m
Sumbangan Bahan Makanan
35.44 5.49
1.70 0.440
Makanan Jadi, Minuman, Rokok Tembakau 24.01
7.96 1.17
0.140 Perumahan, Air, Listrik Bahan Bakar
14.22 3.44
0.02 0.006
Sandang 8.82
7.11 0.53
0.045 Kesehatan
10.57 3.73
1.64 0.060
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 4.68
-0.17 -0.35
-0.021 Transpor, Komunikasi Jasa Keuangan
1.55 -3.37
0.57 0.120
Umum 15.81
2.99 0.79
0.790
Tabel 2.2. Inflasi Maret 2009 dalam
Sumber: data BPS diolah
Selain kolompok bahan makanan, terdapat dua kelompok yaitu kelompok makanan jadi dan kelompok kesehatan yang tercatat mengalami inflasi cukup tinggi masing-masing sebesar 1,17
m.t.m dan 1,64 m.t.m. Inflasi yang terjadi pada ketiga kelompok komoditas tersebut memberikan sumbangan sebesar 0,64 terhadap laju inflasi Kota Kendari pada bulan Maret 2009.
2.3.1 Kelompok Bahan Makanan
Meskipun terdapat beberapa komoditas pada kelompok bahan makanan mengalami deflasi namun kelompok bahan makanan mengalami inflasi bulanan sebesar 1,70 m.t.m dan
memberikan sumbangan terhadap inflasi bulanan cukup besar yaitu 0,44. Berdasarkan sub kelompoknya, padi-padian dan bumbu-bumbuan merupakan sub kelompok yang mengalami inflasi
cukup tinggi masing-masing sebesar yaitu 5,12 m.t.m dan 7,83 m.t.m. Pada sisi lain,sub kelompok lemak dan minyak tercatat mengalami deflasi paling besar yaitu -3,15 m.t.m.
Berdasarkan sumbangannya, inflasi yang terjadi pada bulan Maret 2009 didorong oleh kenaikan harga yang terjadi pada komoditas beras, Ikan Cakalang, bayam, cabe rawit, udang
basah, bawang merah, kangkung, Ikan Bawal, labu parangmanismerah, tembang, cabe merah dan kacang hijau. Kenaikan harga pada beberapa komoditas tersebut antara lain dipengaruhi oleh
berkurangnya pasokan. Tingginya curah hujan di Sulawesi Tenggara pada bulan Maret 2009, berdampak terhadap produksi cabe dimana cabe yang siap dipanen berpotensi menjadi busuk
apabila curah hujan tinggi. Curah hujan yang tinggi juga berdampak terhadap berpengaruh terhadap proses penjemuran gabah sehingga pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap pasokan
beras..
34
Januari Februari
Maret
Bawang Merah kg
13,500 20,000
20,400 2.00
Bawang Putih kg
8,000 8,000
8,000 0.00
Cabe Merah Besar kg
11,667 19,900
20,000 0.50
Cabe Merah Keriting kg
12,333 22,000
30,000 36.36
Cabe Rawit kg
25,833 43,000
41,000 -4.65
Kol kg
8,500 6,800
5,600 -17.65
Buncis kg
10,000 8,200
8,000 -2.44
Kelapa kg
3,000 3,500
3,500 0.00
JENIS KOMODITI 2009
Pertumbuhan Maret thd
Februari 2009 SATUAN
Tabel 2.3. Perkembangan Harga Bulanan Beberapa Sayur Mayur Rupiah
Sementara itu, beras yang merupakan salah satu komoditas yang memiliki bobot cukup besar menunjukkan pergerakan harga yang cenderung meningkat. Inflasi yang terjadi pada komoditi
beras antara lain ditandai dengan kenaikan harga komoditi beras jenis IR-42 dimana beras jenis tersebut diperdagangkan pada harga Rp 6.500kg untuk periode bulan Maret 2009 atau meningkat
2,85 dibandingkan harga pada bulan Februari 2009 sebesar Rp6.320kg. Secara umum, inflasi komoditi beras dipengaruhi oleh berkurangnya pasokan beras karena masa panen raya belum
datang serta tingginya curah hujan yang menghambat proses penjemuran gabah.
Grafik 2.2 Perkembangan Harga Beras Periode Juli 2008- Maret 2009 dalam Rupiah
- 1,000
2,000 3,000
4,000 5,000
6,000 7,000
Juli Agst
Sept Okt
Nov Des
Jan Feb
Maret 2008
2009 IR-42
Beras Kepala Super
R u
p ia
h
Sumber: Disperindagkop Prov. Sulawesi Harga rata-rata minggu ke IV
Sumber: Disperindagkop Prov. Sulawesi
35
2.3.2 Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau