58
3.3 Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat BPR
Meskipun tingkat persaingan dalam operasional dengan bank umum semakin ketat, namun kinerja Bank Perkreditan Rakyat BPR di Sulawesi Tenggara tetap memperlihatkan
performa yang cukup baik. Hal ini terlihat pada perkembangan beberapa indikator seperti total aset, DPK yang dihimpun maupun kredit yang disalurkan.
Total aset BPR Sulawesi Tenggara pada triwulan I-2009 tercatat sebesar Rp56,84 miliar, meningkat sebesar 7,46 dibandingkan triwulan IV-2008 yang sebesar Rp52,89 miliar
tabel 3.10. Sama halnya dengan bank umum, peningkatan total aset pada BPR juga didorong oleh meningkatnya dana pihak ketiga yang dihimpun.
Tabel 3.10. Perkembangan Indikator BPR Sulawesi Tenggara Juta Rupiah
2009 Tw IV
Tw I Tw II
Tw III Tw IV
Tw I q-t-q
y-t-d y-o-y
ASET 46.998
44.887 51.247
56.921 52.892
56.839 7,46
7,46 20,94
TOTAL DPK 41.842
39.496 43.330
47.331 46.661
48.374 3,67
3,67 15,61
Kredit 32.130
34.372 39.115
43.441 38.083
47.092 23,66
23,66 46,57
L D R 76,79
87,03 90,27
91,78 81,62
97,35
Indikator Growth
2007 2008
Sumber: LBBPR
Total DPK yang dihimpun tercatat sebesar Rp48,37 miliar, meningkat 3,67 dibandingkan posisi triwulan IV-2008 yang tercatat sebesar Rp46,66 q-t-q. Peningkatan
terjadi pada deposito yang menunjukkan pertumbuhan sebesar 35,12, sementara tabungan mengalami penurunan sebesar -17,05 q-t-q. tabel 3.11. Meningkatnya DPK pada
deposito tidak terlepas dari menariknya suku bunga yang diberikan BPR. Terus meningkatnya DPK yang dihimpun mencerminkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap BPR
yang beroperasi di Sulawesi Tenggara tetap terjaga.
Tabel 3.11. Dana Pihak Ketiga BPR Juta Rupiah
2009 Tw IV
Tw I Tw II
Tw III Tw IV
Tw I q-t-q
y-t-d y-o-y
Deposito 16.227
16.116 18.432
19.785 18.530
25.038 35,12
35,12 54,30
Tabungan 25.614
23.380 24.898
27.546 28.131
23.336 -17,05
-17,05 -8,89
Total 41.841
39.496 43.330
47.331 46.661
48.374 3,67
3,67 15,61
DPK Growth
2007 2008
Sumber: LBBPR
Dengan semakin meningkatnya DPK yang dihimpun BPR Sulawesi Tenggara, tentunya memungkinkan BPR untuk terus mengambil peran dalam mendorong perekonomian daerah
melalui peningkatan penyaluran kreditnya. Total kredit yang disalurkan pada triwulan I-2009 tercatat sebesar Rp47,09 miliar meningkat signifikan yakni sebesar 23,66 q-t-q
59 dibandingkan triwulan IV-2008 yang sebesar Rp38,08 miliar tabel 3.12. Peningkatan kredit
pada triwulan laporan terjadi pada kredit modal kerja dan investasi yang masing-masing meningkat sebesar 27,20 dan 17,84, sementara kredit investasi turun sebesar -31,51.
Tabel 3.12. Kredit BPR berdasarkan jenis penggunaan Dalam Jutaaan Rupiah
2009 Tw IV
Tw I Tw II
Tw III Tw IV
Tw I q-t-q
y-t-d y-o-y
Modal Kerja 23.273
24.698 26.587
28.435 24.696
31.389 27,10
27,10 34,87
Investasi 254
375 150
148 146
100 -31,51
-31,51 -60,63
Konsumsi 8.604
9.299 12.378
14.858 13.241
15.603 17,84
17,84 81,35
Jumlah 32.131
34.372 39.115
43.441 38.083
47.092 23,66
23,66 46,56
Indikator Growth
2007 2008
Sumber: LBBPR
Berbeda dengan komposisi penyaluran kredit pada bank umum, yang lebih didominasi
untuk tujuan konsumsi, kredit yang disalurkan BPR sebagian besar digunakan untuk tujuan
modal kerja yang mencapai Rp31,39 miliar dengan pangsa sebesar 66,65. Sementara,
untuk tujuan konsumsi hanya sebesar Rp15,60 miliar 33,13 grafik 3.11.. Hal ini
mencerminkan bahwa peran BPR dalam menggerakkan sektor usaha, terutama usaha
mikro yang umumnya bergerak di sektor PHR melalui pemberian modal kerja yang cukup signifikan.
Sementara itu, secara sektoral penyaluran kredit oleh BPR didominasi
oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan pangsa sebesar 52,50.
Sementara sektor industri merupakan sektor dengan pangsa kredit terkecil
yakni sebesar 1,29 grafik 3.12. Kondisi ini berbeda dengan bank umum
dimana secara
sektoral penyaluran
kreditnya lebih didominasi sektor lainnya.
Grafik 3.11 Pangsa Kredit Berdasarkan Penggunaan
66,65 0,21
33,13
Modal Kerja Investasi Konsumsi
Sumber LBPR
Grafik 3.12. Pangsa Kredit BPR berdasarkan sektor ekonomi
33,46
6,48 52,50
6,27 1,29
Pertanian Industri
PHR Jasa-Jasa
Lainnya
Sumber: LBPR
60 Meskipun kredit yang disalurkan BPR provinsi menunjukkan peningkatan, namun
kualitas kredit yang disalurkan pada triwulan ini mengalami perbaikan, hal ini terlihat pada rasio kredit bermasalah NPLs gross, yang menurun dari 7,20 pada triwulan IV-2008
menjadi 6,44 pada triwulan laporan. Untuk memitigasi risiko kerugian yang muncul, manajemen BPR telah membentuk cadangan PPAP yang cukup, sebagaimana terlihat pada
NPLs nett yang hanya sebesar 3,27. tabel 3.13.
Tabel 3.13. Perkembangan Kolektibilitas Kredit BPR
2009 Tw IV
Tw I Tw II
Tw III Tw IV
Tw I
Lancar 30.654
30.654 36.580
41.051 35.341
44.059 Kurang Lancar
217 217
732 587
818 800
Diragukan 596
596 472
723 737
563 Macet
662 662
1.331 1.079
1.187 1.670
Kredit 32.129
32.129 39.115
43.440 38.083
47.092 NPL Nominal
1.475 1.475
2.535 2.389
2.742 3.033
NPL Gross 4,59
4,59 6,48
5,50 7,20
6,44 NPLS Net
0,87 0,87
5,10 5,10
5,10 3,27
Kolektibilitas 2007
2008
Sumber : LBBPR
Sementara itu, berdasarkan kelembagaan jumlah BPR yang beroperasi di Sulawesi Tenggara hingga triwulan I-2009 tidak mengalami perubahan dibandingkan posisi akhir
Desember 2008, yakni sebanyak 6 BPR yang tersebar di wilayah Kendari, Kolaka, Raha dan Bau-Bau.
3.4 Perkembangan Perbankan per Wilayah 3.4.1 Perkembangan Aset