65 kemudian baru diberi skor dan nilai. Penilaian portofolio ini bertujuan untuk
mengetahui perkembangan kemampuan menulis kreatif peserta didik. Merujuk penelitian Nurgiyantoro dan Suyata 2009, diketahui bahwa guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP di DIY sudah melaksanakan penilaian portofolio, tetapi belum mengetahui benar atau tidak, terutama dalam pelaksanaan
dan penyusunan pedoman penskoran. Sementara itu, hasil penelitian penerapan penilaian otentik dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMPN se-Kecamatan
Wates ini menunjukkan bahwa masih ada guru yang belum memahami penilaian portofolio walaupun itu hanya sebagian kecil saja. Guru yang sudah menerapkan
penilaian portofolio juga sudah melaksanakan penilaian tersebut dengan baik. Hal ini ditunjukkan dalam analisis RPP guru. Penilaian portofolio dicantumkan dalam RPP
beserta rubrik penilaian dan penskorannya. Dapat disimpulkan bahwa, pengetahuan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia semakin berkembang khususnya dalam bidang
penilaian. Walaupun belum semua guru melakukan, tetapi guru yang sudah menerapkan mampu menerapkannya dengan baik dan benar.
k. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan penilaian penugasan secara kelompok yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Masih ada guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SMPN se-Kecamatan Wates yang belum melaksanakan proyek walaupun persentasenya sangat kecil. Penilaian proyek hanya dilakukan pada
kompetensi membaca dan menulis baik berbahasa maupun bersastra. Proyek yang dilakukan juga disesuaikan dengan kompetensi dasar. Misalnya pada kelas IX
66 kompetensi dasar 12.1 menulis karya tulis sederhana dengan menggunakan berbagai
sumber. Merujuk hasil penelitian Iswardah 2007 penilaian proyek belum
dilaksanakan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di MTsN Malang I. Sementara itu, dalam penelitian ini penilaian proyek sudah dilaksanakan hampir
seluruh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN se-Kecamatan Wates. Hal ini sekali lagi menunjukkan bahwa guru mata pelajaran Bahasa Indonesia semakin
memahami penilaian sehingga mampu menerapkan berbagai model penilaian.
l. Jurnal
Jurnal merupakan catatan harian yang dibuat guru atau peserta didik. Jurnal merupakan salah satu model penilaian otentik Brown, 2004:260. Hanya satu orang
guru yang menggunakan jurnal sebagai salah satu model penilaiannya. Jurnal yang digunakan merupakan catatan harian guru dalam mengajar. Guru tersebut adalah R1
yang sudah menggunakan Kurikulum 2013 dapat dilihat pada Lampiran 4, Lampiran 5a, dan Lampiran 6a. R1 menggunakan jurnal tersebut sebagai salah satu bentuk
penilaian karena memang diwajibkan untuk melakukannya. Jurnal yang dibuat masih sederhana dengan menuliskan proses belajar peserta didik di kelas. Jurnal digunakan
sebagai konfirmasi pengamatan, penilaian diri sendiri, dan penilaian antar teman. Penilaian jurnal yang baru dilakukan oleh satu orang guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia di SMPN se-Kecamatan Wates menunjukkan bahwa guru-guru belum mengetahui model penilaian ini. R1 juga mengakui bahwa baru mengenal
model penilaian jurnal ketika menerapkan krikulum 2013. Penelitian Iswardah 2007 juga tidak menuliskan jurnal sebagai salah satu model penilaian yang
67 diterapkan. Wajar jika tahun tersebut penilaian jurnal belum dilakukan, karena pada
tahun 2014 ini saja baru satu orang guru saja yang menerapkannya. Selain pengetahuan dan pemahaman guru, kurikulum yang berlaku menjadi faktor yang
sangat menentukan dalam penerapan model-model penilaian otentik dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
3. Langkah Penerapan Penilaian Otentik