BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang mengajak dan memerintahkan umatnya untuk selalu menyebarkan dan menyiarkan ajaran Islam
kepada seluruh umat manusia.
1
Keharusan tetap berlangsungnya dakwah Islamiyah di tengah-tengah masyarakat itu sendiri, merupakan realisasi dari salah satu fungsi hidup setiap
manusia muslim, yaitu sebagai penerus risalah Nabi Muhammad SAW, untuk menyeru dan mengajak manusia menuju jalan Allah SWT, jalan keselamatan
dunia akhirat, disamping fungsi hidup sebagai khalifah di muka bumi ini.
2
Perintah dalam melaksanakan dakwah Islamiyah yang merupakan tugas sebagai manusia muslim tercantum dalam kitab suci al-Qur’an, surat ali- Imron
ayat 104 :
+
+ +
+, ,
, ,
- -
- -
. .
. .
0
1 1
1 1
2 2
2 2
3 3
3 34
4 4
4 5
5 5
5 .
. .
.6 6
6 6
8 8
8 89
9 9
9: :
: :
; ;
; ;
= =
= = 3
3 3
3 ?
? ?
?3 3
3 34
4 4
4 1
1 1
1 A
A A
A
B
B B
B
Artinya : “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru pada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah pada yang
mungkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung”.
3
ali-Imron:104
1
Abd. Rosyad Shaleh, Managemen Dakwah Islam Abd. Rosyad Shaleh, , Bulan Bintang, Jakarta, 1987, Hal. 1
2
H. Halimi AR, Problematika Dakwah Masa Kini dan Pemecahan nya, naskah makalah yang disampaikan dalam seminar pada tanggal 24 februari 2003, hal. 1
3
Al-Qur’andanterjemah, CV. Al-Waah, Semarang, 1993, Hal. 93
Dalam melaksanakan tugas untuk mengajak manusia ke jalan Allah, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, seringkali jalan yang ditempuh
tidak mulus, dan selalu menemui hambatan dan rintangan. Untuk itu dalam melaksanakan dakwah Islamiyah, diperlukan adanya
siasat cermat dan strategi dakwah yang jitu, diantaranya dengan memahami kondisi mad’u yang dihadapi, dengan begitu dakwah yang kita sampaikan akan
mudah diterima oleh mad’u. Untuk menunjang keberhasilan dakwah, diperlukan usaha-usaha yang
cepat dan konkrit, baik dalam bentuk metode atau alat yang akan dipakai untuk berdakwah. Demikian pula dakwah dalam menyebarluaskan agama Islam, juga
perlu memperhatikan media yang digunakan dan tidak lupa juga situasi dan kondisi masyarakat.
“Tidak sedikit orang-orang yang mengalami kegagalan dalam hidupnya baik dalam keluarga, sosial, ekonomi, menjadi putus asa, patah hati,
bahkan apatis terhadap segala persoalan. Kecacatan pada diri seseorang merupakan hambatan dan gangguan dalam aktivitas bagi penyandangnya.
Untuk menimbulkan kepercayaan diri pada penyandang cacat tidaklah mudah,
apalagi harus
menjadikannya mandiri
ditengah-tengah masyarakat”.
4
Dakwah pada dasarnya menyampaikan risalah para Nabi Muhamad. Hakekat dari tujuan dakwah itu sendiri adalah usaha yang diarahkan pada
masyarakat luas untuk menerima kebaikan dan meninggalkan keburukan dalam menciptakan situasi yang yang baik sesuai dengan ajaran Islam disemua bidang
kehidupan.
5
Dakwah dalam penyelenggaraannya, butuh perhatian khusus dalam menghadapi masalah-masalah yang ada. Permasalahan yang timbul diantaranya
4
Zakiah Darajat, Islam dan Kesehatan Mental, Jakarta: CV. Haji Mas Agung, cet ke-6 h 3
5
Amin Rais, Demi Kepentingan Bangsa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1997 , hal. 12
adalah, bagaimana dakwah dapat diselenggarakan dengan sebaik-baiknya pada kaum tuna netra. Penyelenggaraan dakwah, dapat dilakukan secara individu
maupun kolektif
dalam satu-kesatuan
yang tertata
rapih, sehingga
penyelenggaraan dakwah dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Dakwah bagaikan urat nadi dalam Islam, karena dakwah merupakan
aktualisasi nilai dan konsep teologis yang harus dimanifestasikan dalam suatu aktivitas manusia beriman dalam kehidupan masyarakat.
6
Dakwah dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Dakwah secara langsung telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Rasul dalam menjalani
aktivitas dakwahnya berinteraksi langsung melalui perkataan dan prilaku yang dapat dijadikan tauladan. Dakwah dapat pula dilaksanakan melalui media cetak,
elektronik, maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti yayasan. Yayasan merupakan salah satu sarana dalam pelaksanaan aktivitas
dakwah, peran yayasan dalam melaksanakan dakwah lebih mengajak seseorang pada tindakan yang nyata. Melalui lembaga seperti yayasan tersebut aktivitas
dakwah dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Aktivitas tersebut berupa kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial, seperti pendidikan formal hingga kegiatan
sosial keagamaan. Yayasan Khazanah Kebajikan didirikan untuk menampung kaum dhu’afa,
anak-anak yatim, kaum lemah tuna netra, untuk dibina dengan cara memberikan keterampilan, bimbingan keagamaan, dan sebagainya. Yayasan Khazanah
Kebajikan YKK adalah lembaga sosial keagamaan yang mengasuh dan
6
M. Quraiy Shihab, Membumikan Al-Qur’an Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat Bandung Mizan 1998, cet. Ke. 17 hal. 193
mendidik anak-anak yatim piatu, fakir miskin, janda dan manula, serta kaum tuna netra.
Secara khusus, Yayasan Khaanah Kebajikan nampak seperti sebuah panti asuhan dan pondok pesantren yang bergerak di bidang sosial, pendidikan dan
ekonomi umat. Salah satu keistimewaan Yayasan Khazanah Kebajikan adalah ciri khas Yayasan Khazanah Kebajikan berupa budaya shalat tahajjud yang
dilaksanakan bersama kaum tuna netra dan anak-anak asuh, kajian al-Qur’an, penerimaan dan penyaluran zakat, infaq dan shodaqah, pengasuhan kaum lemah
dalam asrama dan pendidikan untuk siswa dan mahasiswa berekonomi lemah.
7
Melalui pemaparan singkat diatas, dalam penulisan skripsi ini penulis
tertarik untuk meneliti tentang “Peran Dakwah Yayasan Khazanah Kebajikan YKK Dalam Meningkatkan Pengamalan Ibadah Kelompok Tuna Netra
Desa Pisangan Ciputat”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah