peribadatan tersebut telah ditentukan waktunya, pelaksanaannya, dan tata caranya. Yang dimaksud ibadah-ibadah tersebut adalah sholat, zakat, puasa dan haji.
Sebagaimana muslim pada umumnya, kelompok tuna netra juga mempunyai kewajiban yang sama dalam pelaksanaan ibadah tersebut. Tidak ada
perbedaan dalam pelaksanaannya maupun tata caranya. Maka dari itu peneliti dalam melakukan penelitian ini memfokuskan diri pada pengamalan ibadah dan
aktivitas dakwah lainnya yang dilakukan oleh Yayasan Khazanah Kebajikan.
D. Tuna Netra 1. Pengertian Tuna Netra
Secara etimologi kata tunanetra berasal dari tuna yang berarti rusak, dan netra yang berarti mata atau penglihatan. Tunanetra adalah seseorang yang
memiliki hambatan dalam penglihatan atau tidak berfungsinya indera penglihatan. Sedangkan menurut istilah, dalam hal ini pemerintah menyatakan bahwa
yang dimaksud dengan tuna netra adalah: seorang yang menurut ilmu kedokteran dinyatakan mempunyai kelainan fisik atau mental. Yang oleh karenanya
merupakan hambatan atau rintangan untuk melakukan kegiatan sebagaimana mestinya.
52
a. Penyebab Ketunanetraaan
Menurut Sidharta Ilyas, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab ketunanetraan yaitu:
53
52
Sekeretariat Negara RI peraturan pemerintah 361980 tentang usaha kesejahteraan sosial bagi penderita cacat, Penjelasan pasal demi pasal, h 1
53
Sidharta Ilyas, Prof. Dr, Penuntun Ilmu Penyakit Mata, Jakarta: Fakultas Kedokteran UI, 1998, h. 50
1. Keturunan Ketunanetraan yang disebabkan oleh faktor keturunan terjadi dari hasil
perkawinan bersaudara, sesama tunanetra atau mempunyai orang tua yang tunanetra. Ketunanetraan akibat faktor keturunan antara lain Retinitis Pigmentosa,
penyakit pada retina yang umumnya merupakan keturunan. Penyakit ini sedikit demi sedikit menyebabkan mundur atau memburuknya retina. Gejala pertama
biasanya sukar melihat di malam hari, diikuti dengan hilangnya penglihatan periferal, dan sedikit saja penglihatan pusat yang tertinggal.
2. Penyakit Ada beberapa penyakit yang menyebabkan seseorang dapat mengalami
kebutaan, antara lain: a. Xeropthalmia, yakni penyakit mata karena kekurangan vitamin A.
b. Trachoma, yaitu penyakit mata karena virus chilimidezoon trachomanis.
c. Catarac, yaitu penyakit mata yang menyerang bola mata sehingga lensa mata menjadi keruh, akibatnya terlihat dari luar mata menjadi
putih. d. Glaucoma, yaitu penyakit mata karena bertambahnya cairan dalam
bola mata, sehingga tekanan pada bola mata meningkat. e. Diabetik Retinopathy, adalah gangguan pada retina yang disebabkan
karena diabetis. Retina penuh dengan pembuluh-pembuluh darah dan dapat dipengaruhi oleh kerusakan sistem sirkulasi hingga merusak
penglihatan.
f. Macular Degeneration, adalah kondisi umum yang agak baik, dimana daerah tengah dari retina secara berangsur memburuk. Anak
dengan retina degenerasi masih memiliki penglihatan perifer akan tetapi kehilangan kemampuan untuk melihat secara jelas objek-objek
di bagian tengah bidang penglihatan. g. Retinopathy of prematurity, biasanya anak yang mengalami ini
karena lahirnya terlalu prematur. Pada saat lahir masih memiliki potensi penglihatan yang normal. Bayi yang dilahirkan prematur
biasanya ditempatkan pada inkubator yang berisi oksigen dengan kadar tinggi, sehingga pada saat bayi dikeluarkan dari inkubator
terjadi perubahan kadar oksigen yang dapat menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah menjadi tidak
normal dan meninggalkan semacam bekas luka pada jaringan mata. Peristiwa ini
sering menimbulkan kerusakan pada selaput jala retina dan tunanetra total.
3. Pertumbuhan dalam masa kandungan Penyebab ketunanetraan yang disebabkan proses pertumbuhan dalam masa
kandungan antara lain: a. Gangguan waktu ibu hamil.
b. Penyakit menahun seperti TBC, sehingga merusak sel-sel darah tertentu selama pertumbuhan janin dalam kandungan.
c. Infeksi atau luka yang dialami oleh ibu hamil akibat terkena rubella atau cacar air, dapat menyebabkan kerusakan pada mata, telinga,
jantung dan sistem susunan saraf pusat pada janin yang sedang berkembang.
d. Infeksi karena penyakit kotor, toxoplasmosis, trachoma dan tumor. Tumor dapat terjadi pada otak yang berhubungan dengan indera
penglihatan atau pada bola mata itu sendiri.
b. Karakteristik Tunanetra
Karakteristik tunanetra secara garis besar dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain:
1. Akademis Pada umumnya tunanetra menyimpan pengalaman-pengalaman
khusus seperti halnya orang awas, namun pengalaman-pengalaman tersebut kurang terintegrasikan. Tunanetra juga mendapatkan angka
yang hampir sama dengan orang awas, dalam hal berhitung, informasi, dan
kosakata, tetapi
kurang baik dalam hal pemahaman
comprehention dan persamaan. Kosa kata tunanetra cenderung merupakan kata-kata yang definitif.
2. Pribadi dan sosial Ketunanetraan tidak secara langsung menyebabkan timbulnya masalah
kepribadian. Masalah kepribadian cenderung diakibatkan oleh sikap negatif yang diterima tunanetra dari lingkungan sosialnya. tunanetra
mengalami kesulitan dalam menguasai keterampilan sosial, karena keterampilan tersebut biasanya diperoleh individu melalui model atau
contoh perilaku dan umpan balik melalui penglihatan. Beberapa karakteristik sebagai akibat langsung maupun tidak langsung dari
ketunanetraannya, adalah curiga terhadap orang lain, mudah tersinggung, dan ketergantungan pada orang lain.
3. Mental dan intelektual Intelektual atau kecerdasan penderita tunanetra umumnya tidak
berbeda jauh dengan orang normal atau awas. Kecenderungan IQ penderita tunanetra ada pada batas atas sampai batas bawah, jadi ada
orang yang sangat pintar, cukup pintar dan ada yang kurang pintar. Intelegensi mereka lengkap yakni memiliki kemampuan dedikasi,
analogi, asosiasi dan sebagainya. Mereka juga punya emosi negatif dan positif, seperti sedih, gembira, punya rasa benci, kecewa, gelisah,
bahagia dan sebagainya.
54
c. Masalah
-masalah Yang Dihadapi Tuna Netra
Berikut beberapa permasalahan-permasalahan yang dihadapi penyandang cacat tunanetra antara lain:
1. Rasa rendah diri yang disebabkan bahwa mereka tidak memiliki kesempurnaan penglihatan sebagaimana orang lain pada umumnya.
2. Taraf kehidupan yang menyulitkan mereka untuk aktif dalam kehidupan kemasyarakatan.
3. Belum memiliki kesempatan yang cukup untuk mendapatkan pendidikan dan rehabilitasi yang tepat.
4. Tidak memiliki kontrol langsung dengan lingkungannya sehingga tidak dapat mengetahui apa yang ada disekelilingnya.
54
Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Pelayanan Pendidikan Terpadu bagi anak berkebutuhan Khusus dan Berkesulitan Belajar
. Jakarta: 2002, h. 19
5. Tidak memiliki latar belakang penglihatan visual background, inilah yang menyebabkan penyandang cacat netra berprilaku terlalu hati-hati penuh
kecurigaan dan sebagainya. 6. Sulit untuk pergi atau berjalan sendiri, dalam hal ini tuna netra harus pandai
menggunakan tongkat, juga harus mengerti tanda-tanda yang baku untuk menuju kesuatu tempat.
7. Merasa tidak lagi memiliki kebebasan pribadi, hidup selalu bergantung pada orang lain.
55
55
Sodjadi SO, Pendidikan Bagi Anak-anak Cacat Netra Sebelum Sekolah, Jakarta: Pustaka Dian,
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN KHAZANAH KEBAJIKAN
A. Latar Belakang Berdirinya Yayasan Khazanah Kebajikan dan Perkembangannya
1. Latar Belakang Berdirinya
Yayasan Khazanah Kebajikan YKK adalah lembaga sosial keagamaan yang mengasuh dan mendidik anak-anak yatim piatu, yatim, fakir miskin, janda
dan manula. Secara khusus, Yayasan Khazanah Kebajikan nampak sebuah panti asuhan dan pondok pesantren yang bergerak di bidang sosial, pendidikan dan
ekonomi umat. Ciri khas Yayasan Khazanah Kebajikan berupa budaya shalat tahajjud, kajian al-Qur’an, penerimaan dan penyaluran zakat, infaq dan shodaqah,
pengasuhan kaum lemah dalam asrama dan pendidikan untuk siswa dan mahasiswa berekonomi lemah.
Yayasan Khazanah Kebajikan berdiri pada tanggal 5 November 1992 di Pisangan Ciputat Tangerang Banten. Dewan pendirinya adalah Drs. H. Marzuki
Usman, MA, Drs. H. Nadjmuddin Siddiq, Ir. H. Iskandar Ismail dan Hj. Aswarni Usman.YKK didirikan sebagai bentuk kepedulian sosial warga untuk membantu
kaum dhuafa dan untuk membendung gerakan “misionaris” di sekitar Pisangan dan Pondok Cabe Ilir.
56
Pengurus YKK pertama kali mengambil dan mengasuh 16 anak yatim dan fakir miskin dari warga sekitar Pisangan dan Pondok Cabe Ilir untuk dididik dan
disantuni. Sentral kegiatannya pada waktu itu berada di Masjid Al-A’raaf Bukit Cirendeu. Dalam perkembangannya, YKK sekarang telah mengasuh 430 anak
56
Yayasan Khazanah Kebajikan, Jendela Informasi, Ciputat, 1998, hlm 4