B. Hak – Ha k Anak Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 35
Tahun 2014 atas perubahan Undang –undang Nomor 23 tahun 2002.
1. Dari sudut Perspektif Perlindungan Anak Seorang anak sebagaimana terdapat dalam Konvensi Hak Anak maupun
dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 memiliki hak-hak sebagai berikut : a. Hak atas kelangsungan hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara
wajar dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
100
b. Hak atas suatu nama identitas status kewarganegaaraan.
101
c. Setiap Anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya dalam bimbingan
Orang Tua atau Wali
102
d. Hak untuk mengetahui orangtuanya, dibesarkan, dan diasuh orangtuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak atau dalam keadaan terlantar, anak
tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak orang lain sesuai ketentuan peraturan perundang - undangan yang berlaku.
103
100
Pasal 4 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
101
Pasal 5 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
102
Pasal 6 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
103
Pasal 7 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
Universitas Sumatera Utara
e. Hak memperoleh pelayanan kesehatan dan jasmani sosial sesuai kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.
104
f. Hak memproleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadi dan tingkat kecerdasan yang sesuai minat dan bakatnya.
105
g. Hak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari dan memberikan informasi sesuai tingkat kecerdasan dan usianya demi
pengembangan dirinya berdasarkan niai-nilai kesusilaan dan kepatutan.
106
h. Hak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang bergaul dengan anak sebaya, bermain, berekpresi dan berekplorasi sesuai minat, bakat dan tingkat
kecerdasan demi pengembangan diri.
107
i. Setiap anak penyandang Disabilitas berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharan taraf kesejahteraan.
108
j. Selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain manapun yang bertanggung jawab atas pengasuhan anak berhak mendapat perlindungan dari
perlakuan : 1. Diskriminasi
2. Eksploitasi,baik ekonomi maupun seksual. 3. Penelantaran
4. Kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan 5. Ketidakadilan
104
Pasal 8 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
105
Pasal 9 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
106
Pasal 10 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
107
Pasal 11 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
108
Pasal 12 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
Universitas Sumatera Utara
6. Perlakuan salah lainnya.
109
k. Hak untuk diasuh orangtuanya sendiri, kecuali jika ada alasan da atau aturan hukum sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan
terbaik bagi anak dan merupak pertimbangan terakhir.
110
l. Hak untuk memperoleh perlindungan dari : 1. Penyalahgunaan dalam kegiatan politik
2. Pelibatan dalam sengketa bersenjata 3. Pelibatan dalam kerusuhan sosial
4. Pelibatan dalam peristiwa yang mengandung kekerasan 5. Pelibatan dalam peperangan.
6. Kejahatan seksual.
111
m. Hak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan atau penjatuhan hukum. Penangkapan, penahanan , atau tindak pidana penjara anak
hanya dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir.
112
n . Setiap anak yang dirampasa kekebasanya berhak untuk : 1. Mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatannya
dipisahkan dari orang dewasa 2. Memperoleh bantuan hukum dan bantuan lainnya secara efektif dalam
setiap tahapan upaya hukum yang berlaku 3. Membela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan anak
yang objektif dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum.
109
Pasal 13 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
110
Pasal 14 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
111
Pasal 15 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
112
Pasal 16 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
Universitas Sumatera Utara
Setiap anak yang, menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan.
113
o. Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya.
114
Kajian hak-hak anak yang secara formal diakui negara bahkan diwajibkan kepada negara untuk memenuhinya, pertanyaan yang diajukan hampIr sama dengan
analisis kebutuhan anak, yaitu sampai dimana orang dewasa, masyarakat, dan negara telah memenuhu hah-hak tersebut ?
115
. Adilkah ketika tidak memperoleh hak - haknya, anak harus memenuhi
kewajiban - kewajiban yang dibuat orang dewasa, harus menanggung hukuman pidana? Bukankah dalam konteks ini, jelas sekali seandainya anak-anak tidak bisa
memenuhi kewajiban mereka, sesungguhnya mereka adalah korban dari perlakuan orang dewasa yang tidak memenuhi hak - hak mereka.
116
Berdasarkan analisis hak- hak anak, penjatuhan hukuman melalui pemidanaan adalah tidak tepat karena
menyalahkan segala deviasi sosial dan kenakalan anak kepada anak an sich tanpa ada pengakuan konstruktif dari orang dewasa.
117
2. Perspektif Hukum Anak - anak melakukan kenakalan sering diluar kesadarannya, sebagai
refleksi spontan, yang sering tidak bisa dikontrol karena usia dan minimnnya
113
Pasal 17 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
114
Pasal 18 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
115
Hadi Supeno,op.cit.,hlm.176.
116
Ibid.
117
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
pengalaman hidup adalah tidak menjadi adil manakala perbuatan yang bersifat spontan harus menerima hukum pemidanaan yang dirancang demikian sistematis,
terstruktur, dan rumit oleh negara. Anak - anak adalah produk sosial. Perbuatan yang mereka lakukan
berdasarkan perlakuan yang diterima dari orang dewaa dan lingkungan sosial yang dibuat orang dewasa.
118
Walaupun anak dipidana berdasarkan UU Pengadilan Anak, tetapi karena UU Pengadilan Anak merupakan bagian dari sistem peradilan umum,
perlakuan aparat hukum terhadap anak sama dengan perlakuan yang diberikan kepada orang dewasa.
119
Profil anak berkonflik dengan hukum lebih banya dijatuhkan hukuman pidana penjara daripada dijatuhkan hukuman tindakan maatregel, dan karenanya anak-anak
secara tersistematisasi menjalani pembinaan di Lapas anak atau dalam hal tidak tersedia Lapas Anak mereka menjalaninya di Lapas dewasa.
120
Berbagai alasan yang mengemuka di antaranya disebabkan belum tersedianya fasilitas dan program
pembinaan di luar lembaga yang di sediakan pemerintah, yaitu Departemen Sosial.
121
Kondisi anak-anak yang berada di dalam lembaga pembinaan, penahanan dan pemasyarakatan selama ini menampakkan wajah buruk, ketimbang sisi positif dalam
perkembangan anak.
118
Hadi Supeno, op.cit., hlm. 177.
119
Ibid.
120
Bambang Palasara, dkk., Aspek dalam Undang-Undang Pengadilan Anak UU No3. Tahun 1997, Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia Departemen Hukum dan HAM RI ,
Jakarta, 2004, hlm. 97.
121
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
C. Pertimbangan hakim dalam Putusan No: 06PID.SUS-ANAK2014PN.MDN.