Tindak Pidana Penggelapan Tindak Pidana Penggelapan a. Pengertian Tindak Pidana dan Pelaku Tindak Pidana

1. Dipidana sebagai pelaku kejahatan : a. Mereka yang dengan sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan dilakukan. b. Mereka yang dengan sengaja memberi kesempatan, sarana, atau keterangan untuk melakukan kejahatan.

b. Tindak Pidana Penggelapan

Pengertian yuridis mengenai penggelapan diatur pada Bab XXIV buku II KUHP, terdiri dari 5 pasal 372 sd 376. Salah satunya yakni Pasal 372 KUHP, merupakan tindak pidana penggelapan dalam bentuk pokok yang rumusannya berbunyi . 40 ” Barang siapa dengan sengaja menguasai secara melawan hukum sesuatu benda yang seharusnya atau sebagian merupakan kepunyaan orang lain yang berada padanya bukan karena kejahatan, karena bersalah melakukan penggelapan, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 4 empat tahun atau dengan pidana denda setinggi - tingginya 900 sembilan ratus rupiah. Unsur-unsur Pasal 372 KUHP Wetboek van Strafrecht : 1. Barangsiapa. 2. Dengan sengaja. 3. Melawan hukum wederrechttelijk mengaku sebagai milik sendiri zich toeeigenen barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain enig goed dat geheel of ten dele aan een ander toebehoort. 40 Garintirana, pengertian yuridis tindak pidana pengelapan dalam bentuk pokok ,http blogspot.com,html.,diaksek tgl 17 Feburi 2015. Universitas Sumatera Utara 4. Yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan anders dan door misdrijf onder zich hebben. Penggelapan dalam tindak pidana tersebut dapat diartikan sebagai suatu perbuatan yang menyimpang, menyeleweng, menyalahgunakan kepercayaan orang lain dan awal barang itu berada ditangan bukan merupakan perbuatan yang melawan hukum, bukan dari hasil kejahatan. Soerjono Soekanto mengemukakan pendapatnya, bahwa kejahatan tindak pidana adalah gejala sosial yang senantiasa dihadapi untuk setiap masyarakat di dunia, apapun usaha untuk menghapuskannya tidak tuntas karena kejahatan itu memang tidak dapat dihapus. 41 Terutama disebabkan karena tidak semua kebutuhan dasar manusia dapat dipenuhi secara sempurna, dan manusia mempunyai kepentingan yang berbeda - beda yang bahkan dapat berwujud sebagai pertentangan yang prinsipil. 42 Rumusan itu disebut atau diberi kualifikasi penggelapan. Rumusan di atas tidak memberi arti sebagai membuat sesuatu menjadi gelap atau tidak terang, seperti arti kata yang sebenarnya. Perkataan verduistering diterjemahkan secara harfiah dengan penggelapan, bagi masyarakat Belanda diberikan arti secara luas figurlijk, bukan diartikan seperti arti kata yang sebenarnya sebagai membikin sesuatu menjadi tidak terang atau gelap. Sebagai contoh seseorang dititipi sebuah sepeda oleh temannya, karena memerlukan uang, sepeda itu dijualnya. Tampaknya sebenarnya penjual ini 41 Soerjono Soekanto, Pokok - Pokok Sosiologi Hukum, Raja Rafindo Persada, Jakarta, 1999, hal . 14. 42 Ibid. Universitas Sumatera Utara menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan temannya itu dan tidak berarti sepeda itu dibikinnyamenjadi gelap atau tidak terang. 43 Lebih mendekati pengertian bahwa petindak tersebut menyalahgunakan haknya sebagai yang menguasai benda, hak mana tidak boleh melampaui dari haknya sebagai seorang yang diberi kepercayaan untuk menguasai atau memegang sepeda itu. 44

c. Jenis - jenisTindak Pidana Penggelapan

Dokumen yang terkait

Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Hukuman Kepada Anak Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Pontianak Nomor: I/Pid.Sus.Anak/2014/PN.Ptk dan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor: 2/Pid.Sus-Anak/2014/PN.Mdn)

2 81 104

Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

2 50 101

Peranan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pengguna Narkotika

0 54 168

Pertimbangan Hakim Terhadap Penelitian Kemasyarakatan Dalam Penjatuhan Pidana Terhadap Anak (Studi Putusan No. 826/Pid.B/2007/PN.Mdn)

2 47 107

Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Pejabat Negara (Studi Putusan Nomor : 01/Pid.Sus.K/2011/PN.Mdn)

2 43 164

Analisis Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Pidana Terhadap Anak Yang Melakukan Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan (Studi Putusan No. 622/PID/B(A)/2011/PN.TK)

2 17 70

BAB II RESTORATIVE JUSTICE DAN DIVERSI - Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

0 1 19

Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

0 0 34

Peranan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pengguna Narkotika

0 0 12

Pertimbangan Hakim Terhadap Penelitian Kemasyarakatan Dalam Penjatuhan Pidana Terhadap Anak (Studi Putusan No. 826/Pid.B/2007/PN.Mdn)

0 0 10