g. Bilamana pelaksanaan perjanjian tersebut dialihtugaskan pada pihak
ketiga dengan persetujuan pihak yang melakukan perjanjian arbitrase tersebut; atau
h. berakhirnya atau batalnya perjanjian pokok.
Jadi, apabila suatu perjanjian pokok batal, tidak menjadikan klausul arbitrase yang ada didalam perjanjian pokok tersebut ikut batal namun klasul
arbitrase harus tetap dilaksanakan. Karena klausul arbitrase adalah independen terhadap pemenuhan kewajiban atau perikatan lain dalam perjanjian tersebut dan
karenanya berlakulah asas separabilitas terhadapnya.
31
D. Keunggulan dan Kelemahan Arbitrase
Upaya hukum dalam penyelesaian sengketa, para pihak dengan menimbang keunggulan dan kelemahan suatu jalur yang akan ditempuhnya agar terakomodir
keinginan-keinginan para pihak. Dalam hal ini akan dibahas mengenai keunggulan dan kelemahan arbitrase. Berikut penjelasan keunggulan dan kelemahan arbitrase,
menurut pendapat para ahli:
32
1. Menurut Subekti, untuk dunia perdagangan atau bisnis, penyelesaian sengketa
lewat arbitrase atau perwasitan mempunyai beberapa keuntungan yaitu bahwa dapat dilakukan dengan cepat, oleh para ahli dan secara rahasia.
2. HMN Purwosutjipto, memberikan pendapat mengenai arti penting peradilan wasit
arbitrase yaitu
31
Gunawan Widjaja, Seri Aspek Hukum Dalam Bisnis; Arbitrase VS Pengadilan Persoalan Kompetensi Absolut yang Tidak Pernah Selesai. h.43
32
Tim Pengkaji, Masalah Hukum Arbitrase Online. h.24
a. Penyelesaian sengketa dapat dilaksanakan dengan cepat
b. Para wasit terdiri dari orang-orang ahli dalam bidang yang dipersengketakan,
yang diharapkan mampu membuat putusan yang memuaskan para pihak. c.
Putusan akan lebih sesuai dengan perasaan keadilan para pihak. d.
Putusan Peradilan wasit dirahasiakan, sehingga umum tidak mengetahui tentang kelemahan-kelemahan perusahaan yang bersangkutan. Sifat rahasia
inilah yang dikehendaki oleh para pihak. 3.
Gatot Sumartono, memberikan kesimpulan bahwa penyelesaian sengketa melalui arbitrase selalu didasarkan pada asumsi-asumsi, sebagai berikut:
33
a. Lebih cepat, karena putusannya bersifat final dan mengikat, sehingga
menghemat waktu, biaya, dan tenaga; b.
Dilakukan oleh ahli di bidangnya, karena arbitrase menyediakan para pakar dalam bidang tertentu yang menguasai persoalan yang disengketakannya,
sehingga hasilnya putusan arbitrase dapat lebih dipertanggungjawabkan; dan c.
Kerahasiaan terjamin karena proses pemeriksaan dan putusannya tidak terbuka untuk umum, sehingga kegiatan usaha tidak terpengaruh.
4. Frans Hendra Winarta, memberikan pedapat bahwa lembaga arbitrase mempunyai
kelebihan dibandingkan dengan lembaga peradilan umum, yaitu sebagai berikut:
34
a. Sidang arbitrase tertutup untuk umum, sehingga kerahasiaan sengketa para
pihak terjamin. b.
Kelambatan yang diakibatkan oleh hal prosedural dan adminstratif dapat dihindari.
c. Para pihak yang bersengketa dapat memilih arbiter yang menurut keyakinan
mempunyai pengalaman, pengetahuan, jujur dan adil serta latar belakang yang cukup mengenai masalah yang disengketakan.
33
Gatot sumartono Gatot Soemartono, Arbitrase dan Mediasi di Indonesia Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama, 2006 h. 13.
34
Frans Hendra Winarta, Hukum Penyelesaian Sengketa; Arbitrase Nasional Indonesia dan Internasional. h. 62-63.
d. Sikap arbiter atau majelis arbiter dalam menangani perkara arbitrase
didasarkan pada sikap yang mengusahakan win-win solution terhadap pihak yang bersengketa.
e. Pilihan hukum untuk menyelesaikan sengketa serta proses dan tempat
penyelenggaraan arbitrase dapat ditentukan oleh para pihak. f.
Putusan arbitrase mengikat para pihak Final and binding dangan melalui tata cara prosedur sederhana ataupun langsung dapat dilaksanakan.
g. Suatu perjanjian arbitrase klausul arbitrase tidak menjadi batal karena
berakhirnya atau batalnya perjanjian pokok. h.
Di dalam proses arbitrase, arbiter atau majelis arbitrase harus mengutamakan perdamaian diantara para pihak yang bersengketa.
Berdasarkan keunggulan yang dikemukaan oleh para ahli, maka penyelesaian
melalui arbitrase lebih disukai dan semakin dipertimbangkan selain melalui badan peradilan. Namun selain memiliki keunggulan, Penyelesaian sengketa melalui
arbitrase juga memiliki kelemahan yaitu:
35
1. Putusan arbitrase ditentukan oleh kemampuan teknis arbiter untuk memberikan
keputusan yang memuaskan dan sesuai dengan rasa keadilan para pihak. 2.
Apabila pihak yang kalah tidak mau melaksanakan putusan arbitrase, maka diperlukan perintah dari pengadilan untuk melakukan eksekusi atas putusan
arbitrase tersebut. 3.
Pada praktiknya pengakuan dan pelaksanaan putusan arbitrase asing masih menjadi hal yang sulit.
4. Pada umumnya pihak-pihak yang bersengketa di arbitrase adalah perusahaan-
perusahaan besar. Oleh karena itu untuk, mempertemukan kehendak para pihak yang bersengketa dan membawanya ke badan arbitrase tidaklah mudah.
5. Tidak adanya legal precendence atau keterikatan terhadap putusan arbitrase
sebelumnya.
36
35
Frans Hendra Winarta, h.63
36
Gatot Soemartono, Arbitrase dan Mediasi di Indonesia. h.15
E. Jenis-Jenis Arbitrase