8
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori 1. Hakikat Rasa Percaya Diri
a. Pengertian Rasa Percaya Diri
“Rasa percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan
tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan didalam hidupnya”.
11
Menurut Dimyati dan Mudjiono, Percaya diri adalah sikap yang timbul dari keinginan mewujudkan diri
bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan.
12
Orang yang percaya diri memiliki rasa optimis dengan kelebihan yang dimiliki dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Siswa yang memiliki rasa percaya diri tinggi dapat memahami kelebihan dan kelemahan yang dimiliki. Kelemahan-kelemahan yang
ada pada dirinya merupakan hal yang wajar dan sebagai motivasi untuk mengembangkan kelebihan yang dimilikinya bukan dijadikan
penghambat atau penghalang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana pendapat Loekmono bahwa orang yang
memiliki kepercayaan diri akan memiliki keyakinan terhadap segala aspek kelebihan dirinya sehingga mampu mengatasi ketakutan dan
kecemasan dirinya.
13
Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut bahwa ia
merasa memiliki kompetensi, yakin mampu percaya bahwa dia bisa
11
Thursan Hakim, op.cit,. h. 6
12
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2009. h.
13
L. Loekmono, Rasa Percaya Diri pada Diri Sendiri, Salatiga: Universitas Satya Wacana, 1983. h. 3
karena dukungan oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri.
Menurut Lauster, rasa percaya diri bukan merupakan sifat yang diturunkan bawaan melainkan diperoleh dari pengalaman
hidup, serta dapat diajarkan dan ditanamkan melalui pendidikan, sehingga upaya-upaya tertentu dapat dilakukan guna membentuk dan
meningkatkan rasa percaya diri.
14
Rasa percaya diri tidak akan tumbuh secara langsung melainkan melalui suatu proses yang positif. Proses yang positif
tersebut didapatkan dalam kehidupan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Adapun sekolah merupakan salah satu proses yang
positif untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Karena guru akan menanamkan keyakinan dalam diri siswa untuk meningkatkan
kemampuan siswa baik dari sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dengan demikian rasa percaya diri terbentuk dan berkembang melalui
proses belajar di dalam interaksi seseorang dengan lingkungannya. “Rasa percaya diri merupakan sikap mental optimisme dari
kesanggupan anak terhadap kemampuan diri untuk menyelesaikan segala sesuatu dan kemampuan diri untuk melakukan penyesuaian diri
pada situasi yang dihadapi”.
15
Jadi rasa percaya diri sangat penting untuk dimiliki siswa. Karena siswa yang percaya diri berarti dapat
menyelesaikan segala tugas maupun latihan yang diberikan oleh guru dengan keyakinan dan kemampuan diri yang dimilikinya. Sehingga
siswa pun akan merasa puas dengan hasil pekerjaan yang didapatkannya.
Menurut Taylor yang dikutip oleh Sri Wahyuni bahwa rasa percaya diri merupakan keyakinan seseorang akan kemampuan yang
14
Siska, Sudardjo dan Esti H.Y, Kepercayaan Diri dan Kecemasan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa, Jurnal Psikologi 2003 No. 2, h. 69
15
Hendra Surya, Percaya Diri itu Penting : Peran orang tua dalam membangun percaya diri anak, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2007. h. 57