akan membentuk prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar
merupakan suatu proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.
Prestasi belajar dapat diukur berdasarkan pada besarnya rentang perubahan hasil belajar yang dicapai sebelum dan sesudah
siswa mengikuti kegiatan belajar. Saifudin Azwar berpendapat bahwa prestasi belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-
indikator berupa nilai raport, indeks prestasi studi, angka kelulusan dan predikat keberhasilan.
33
Menurut Eva Latipah, prestasi belajar menunjukkan pada kinerja belajar seseorang yang umumnya ditunjukkan dalam bentuk
nilai rata-rata yang diperoleh.
34
Pendapat tersebut sejalan dengan Pranowo “prestasi belajar adalah hasil pengukuran dan penilaian atau
suatu kecakapan nyata yang dimiliki siswa dalam mempelajari materi yang hasilnya dapat dilihat secara nyata dan dapat diukur dengan lisan
maupun tertulis dan diwujudkan dalam bentuk nilai atau huruf setelah dievaluasi”.
35
Jadi prestasi belajar itu terwujud karena adanya perubahan selama beberapa waktu yang disebabkan oleh adanya
situasi belajar. Dimana prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru melalui tugas atau serangkaian evaluasi lainnya.
Berdasarkan pendapat dari para ahli, maka dapat disimpulkan prestasi belajar merupakan hasil akhir yang didapat setelah melakukan
proses belajar. Melalui proses belajar dalam jangka waktu tertentu
33
Saifudin Azwar, Pengantar Psikologi Intelegensi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996. h. 44
34
Eva Latipah, Strategi Self Regulated Learning dan Prestasi Belajar : Kajian Meta Analisis, Jurnal Psikologi Volume 37, No. 1, Juni 2010. h. 115
35
Harry Pranowo dan Annisa Ratna Sari, Pengaruh Persepsi Siswa tentang metode mengajar guru dan kebiasaan belajar siswa terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI
IPS SMA N 1 Ngemplak Sleman Tahun Ajaran 20112012. Jurnal Kajian Pendidikan dan Akuntansi Indonesia vol.II no.1. Penerbit: Jurusan Pend. Akuntansi UNY, 2013. h. 105
maka prestasi baru didapatkan. Dimana prestasi belajar itu dapat terlihat dari hasil raport yang diperoleh setiap akhir semester.
c. Pengertian Matematika
Menurut Sumantoro, Matematika merupakan bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran
deduktif, yaitu kebenaran konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan antarkonsep dalam
Matematika bersifat kuat dan jelas.
36
Adapun Manfaat berpendapat bahwa “Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang
dan bentuk”.
37
Dalam lintasan perkembangannya, Matematika bermula dari ruang lingkup kecil dan sederhana yang hanya menelaah
tentang bilangan hitung dan ruang. Dan pada saat sekarang kita saksikan perkembangannya yang demikian pesat, hingga menjadi
sebuah ilmu yang menelaah pengertian-pengertian dengan abstraksi yang tinggi.
Sedangkan menurut James yang dikutip oleh Hasratuddin, “Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan,
besaran dan konsep-konsep berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan
geometri”.
38
Selain itu menurut Prof. Dr. Andi Hakim Nasution, Matemataika merupakan ilmu struktur, urutan order dan hubungan
yang meliputi
dasar-dasar perhitungan,
pengukuran, dan
penggambaran bentuk objek .
39
36
Sumantoro, dkk, Silabus Sains, Pengetahuan Sosial, Matematika, Bahasa Indonesia untuk Kelas 1 Sekolah Dasar, Yogyakarta : Kanisius, 2007. h. 17
37
Budi Manfaat, Membumikan Matematika, Jakarta: Eduvision Publishing, 2010. h. 148
38
Hasratuddin, Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Matematika, Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 2. h. 132
39
Catur Supatmono, Matematika Asyik, Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2009. h. 7-8
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan-bilangan
melalui prosedur operasional dalam penyelesaiannya yang diwujudkan dalam bentuk lambang-lambang atau simbol serta penalarannya
bersifat dedukatif serta memerlukan objek yang konkrit berupa media ataupun alat peraga agar mudah dimengerti.
Adapun tujuan pembelajaran Matematika dibedakan menjadi 2, yaitu :
1 Anak pandai menyelesaikan permasalahan menjadi problem solver. Hal ini dapat dicapai apabila dalam pembelajaran
menerapkan prinsip pembelajaran matematika dua arah. Anak- anak akan dapat menguasai konsep-konsep Matematika dengan
baik. 2 Anak pandai dalam berhitung. Anak mampu melakukan
perhitungan dengan benar dan tepat cepat bukan tujuan utama.
40
Hasratuddin berpendapat bahwa tujuan pembelajaran Matematika di sekolah adalah agar peserta didik memiliki
kemampuan : 1 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi Matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan Matematika,
2 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model Matematika, menyelesaikan model
dan menafsirkan solusi yang diperoleh, 3 Mongkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, 4 Memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
40
Fatimah, Fun Math : Matematika Asyik Dengan Metode Pemodelan, Bandung : PT Mizan Pustaka. h. 15