Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan-bilangan
melalui prosedur operasional dalam penyelesaiannya yang diwujudkan dalam bentuk lambang-lambang atau simbol serta penalarannya
bersifat dedukatif serta memerlukan objek yang konkrit berupa media ataupun alat peraga agar mudah dimengerti.
Adapun tujuan pembelajaran Matematika dibedakan menjadi 2, yaitu :
1 Anak pandai menyelesaikan permasalahan menjadi problem solver. Hal ini dapat dicapai apabila dalam pembelajaran
menerapkan prinsip pembelajaran matematika dua arah. Anak- anak akan dapat menguasai konsep-konsep Matematika dengan
baik. 2 Anak pandai dalam berhitung. Anak mampu melakukan
perhitungan dengan benar dan tepat cepat bukan tujuan utama.
40
Hasratuddin berpendapat bahwa tujuan pembelajaran Matematika di sekolah adalah agar peserta didik memiliki
kemampuan : 1 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi Matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan Matematika,
2 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model Matematika, menyelesaikan model
dan menafsirkan solusi yang diperoleh, 3 Mongkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, 4 Memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
40
Fatimah, Fun Math : Matematika Asyik Dengan Metode Pemodelan, Bandung : PT Mizan Pustaka. h. 15
dalam mempelajari Matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
41
Sedangkan dalam Silabus Sains, Pengetahuan Sosial,
Matematika, Bahasa Indonesia untuk Kelas 1 Sekolah Dasar, pembelajaran Matematika bertujuan melatih cara berpikir secara
sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten.
42
Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran Matematika adalah siswa dapat berpikir secara
sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten sehingga mereka dapat menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan Matematika
di kehidupannya.
d. Pengertian Prestasi Belajar Matematika
Proses belajar Matematika dilakukan secara kontinyu dan anak didik sering dibimbing dan diarahkan serta diberi tugas dan
latihan, dengan catatan dalam menyampaikan Matematika dengan cara yang menarik dan menyenangkan, sabar, tidak otoriter dengan tujuan
agar prestasi belajar Matematika baik. Prestasi belajar Matematika merupakan perwujudan dari
proses keberhasilan pembelajaran Matematika yang dicerminkan dengan perubahan tingkah laku dalam bentuk kognitif, afektif,
maupun psikomotorik seseorang setelah mendapatkan pengalaman belajar Matematika.
Selanjutnya menurut Dimyati dan Mudjiono, “keberhasilan belajar siswa berarti tercapainya tujuan belajar siswa”.
43
Dengan demikian keberhasilan belajar siswa berarti tercapainya tujuan
instruksional, dan sekaligus tujuan belajar distribusi bagi siswa. Keberhasilan belajar matematika siswa berarti tercapainya tujuan
belajar Matematika yaitu tercapainya prestasi belajar Matematika yang diharapkan. Jelaslah bahwa seseorang yang sudah belajar tidak sama
41
Hasratuddin, op.cit., h. 134-135
42
Sumantoro, dkk, op.cit., h.17
43
Dimyati dan Mudjiono, op.cit., h. 22
keadaannya dengan saat kita yang belum belajar. Perbedaannya antara sebelum dan sesudah mendapatkan pengalaman belajar, itulah yang
dimaksud prestasi belajar. Seperti dikemukakan diatas, bahwa yang dimaksud prestasi
belajar adalah hasil akhir dari proses belajar yang dicapai melalui evaluasi. Jika evaluasi pada bidang Matematika, maka hasil akhir yang
didapat adalah prestasi belajar Matematika. Berdasarkan kajian teori di atas, dapat disimpulkan prestasi
belajar Matematika adalah tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika yang telah diperoleh dari hasil tes belajar yang
dinyatakan dalam bentuk skor.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yang digolongkan menjadi dua golongan
44
, yaitu: 1 Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar, antara lain: faktor jasmaniah kesehatan dan cacat tubuh, faktor psikologis intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, kesiapan, dan faktor kelelahan.
2 Faktor eksternal yaitu faktor yang ada diluar individu, antara lain: faktor keluarga cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan, faktor sekolah metode mengajar,
kurikulum, relasiguru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas
ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah, dan faktor masyarakat kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan
bentuk kehidupan masyarakat.
Sedangkan menurut Purwanto faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi belajar yaitu
45
: 1 Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor
individual, antara lain: faktor kematanganpertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
2 Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial, antara lain: faktor keluargakeadaan rumah tangga, guru dan cara
44
Slameto, op.cit., h. 54
45
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2011. h. 102