6.2 Penyebab kecemasan perpisahan
Gangguan kecemasan perpisahan seringkali terjadi setelah adanya suatu kejadian traumatik atau yang sangat menekan kehidupan individu,
misalnya dirawat di rumah sakit, kematian orang yang disayangi, atau pindah ke lingkungan yang lain seperti pindah rumah atau pindah sekolah
Joseph, 2012.
6.3 Tanda dan gejala kecemasan perpisahan
Gejala spesifik kecemasan perpisahan yaitu : 6.3.1 Distress berlebihan berulang
– ulang saat berpisah dari orang tua 6.3.2 Khawatir yang berlebihan bahwa suatu peristiwa yang tidak
diinginkan akan terjadi 6.3.3 Penolakan untuk pergi ke sekolah atau tempat lain karena
perpisahan dengan orang – orang penting
6.3.4 Takut yang berlebihan dan enggan untuk sendiri 6.3.5 Penolakan untuk tidur sendirian
6.3.6 Mimpi buruk berulang 6.3.7 Keluhan fisik yang berulang, seperti sakit kepala, sakit perut, mual
dan muntah Grohol, 2014 Sedangkan menurut Kaneshiro Zieve 2013, gejala kecemasan
perpisahan yaitu : 6.3.1 Distress berlebihan ketika dipisahkan dengan orang tua
6.3.2 Mimpi buruk 6.3.3 Keluhan fisik yang berulang
– ulang
6.3.4 Khawatir kehilangan orang tua 6.3.5 Keengganan untuk tidur sendirian
6.4 Dampak kecemasan perpisahan
Semiun 2006, membagi beberapa dampak dari kecemasan kedalam beberapa simtom, yaitu :
6.4.1 Simtom suasana hati Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan
adanya hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang tidak diketahui. Individu yang mengalami kecemasan
tidak bisa tidur, dan dengan demikian dapat menyebabkan sifat mudah marah.
6.4.2 Simtom kognitif Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan
pada individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-
masalah yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa
cemas.