Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

super ego nurani. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan norma budayanya. Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi kecemasan adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya. 3.1.2 Teori interpersonal Menurut teori ini kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan kelemahan spesifik. 3.1.3 Teori behavior Kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 3.1.4 Teori perspektif keluarga Kecemasan dapat timbul karena pola interaksi yang tidak adaptif dalam keluarga. 3.1.5 Teori perspektif biologi Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepam. Obat-obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gama-aminobutirat GABA. Yang berperan penting dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan ansietas. Selain itu, kesehatan umum individu dari riwayat ansietas pada keluarga memiliki efek nyata sebagai predisposisi ansietas. Cemas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kemampuan individu untuk mengatasi stressor. 3.2 Faktor presipitasi Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : 3.2.1 Ancaman terhadap integritas seseorang yang meliputi ketidakmampuan fisiologis atau menurunnya kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari – hari. 3.2.2 Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi dari seseorang.

4. Respon Terhadap Kecemasan

Menurut Stuart Sundeen 2006, respon individu terhadap kecemasan yaitu : 4.1 Respon fisiologi 4.1.1 Kardiovaskular Respon dari kardiovaskular berupa jantung berdebar, peningkatan tekanan darah atau penurunan tekanan darah, denyut nadi menurun. 4.1.2 Pernafasan Respon dari pernafasan berupa nafas cepat, nafas pendek, tekanan pada dada, pembengkakan pada tenggorokan, dan terengah-engah. 4.1.3 Neuromuskuler Respon dari neuromuskular berupa refleks meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, tremor, gelisah, wajah tegang, dan gerakan yang jangkal. 4.1.4 Gastrointestinal Respon dari gastrointestinal berupa kehilangan nafsu makan, menolak makan, mual, diare, dan rasa tidak nyaman pada abdomen. 4.1.5 Traktus urinarius Respon traktus urinarius berupa sering berkemih dan tidak dapat menahan BAK. 4.1.6 Kulit Respon dari kulit berupa wajah kemerahan, berkeringat di telapak tangan, gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, dan berkeringat seluruh tubuh. 4.2 Respon perilaku Respon perilaku berupa gelisah, tegang, tremor, bicara cepat, menarik diri dari hubungan interpersonal, dan menghindar dari masalah. 4.3 Respon kognitif Respon kognitif yaitu konsentrasi terganggu, pelupa, hambatan berfikir, bingung, sangat waspada, kesadaran diri meningkat, takut cidera atau kematian.